48
Dari segi pengawasan sendiri, Bawaslu masih sulit untuk melakukannya. Bawaslu sendiri tidak bisa melakukan advokasi karena kurangnya kewenangan bawaslu untuk
menelusuri dari mana saja dana – dana kampanye yang diperoleh dari setiap calon – calon
atau parpol yang akan berkampanye.
8. Proses Pengadaan Logistik Pemilu
Dalam pengadaan logistik pemilihan umum, di bagi menjadi tiga kewenangan. Ada yang dilakukan di KPU Pusat, KPU Profinsi dan ada yang dilakukakan di KPU kabkota.
Pengadaan logistik Pemilu dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-undangan mulai dari Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 16 Tahun 2013 tentang Norma, Standar
Kebutuhan Pengadaan dan Pendistribusian Perlengkapan Penyelenggaraan Pemilihan Umum No PARTAI POLITIK
PENERIMAAN DANA KAMPANYE Rp
PENGELUARAN DANA KAMPANYE Rp
1 NasDem
14.104.830.516,00 13.820.458.777,00
2 PKB
8.341.455.538,00 8.316.420.522,00
3 PKS
5.614.938.539,41 5.613.807.894,00
4 PDI PERJUANGAN
17.132.074.541,00 17.129.536.063,00
5 GOLKAR
8.557.410.077,00 8.557.410.077,00
6 GERINDRA
16.501.959.278,00 16.501.959.278,00
7 DEMOKRAT
9.636.696.384,00 9.636.696.384,00
8 PAN
3.658.422.194,00 3.645.422.194,00
9 PPP
3.562.950.780,00 3.562.733.458,00
10 HANURA 7.800.687.660,00
7.800.687.660,00 11 PBB
104.500.000,00 104.500.000,00
12 PKPI 836.902.071,00
272.547.046,00
Tabel 5.5 Hasil Audit Laporan Dana Kampanye Partai Politik Peserta
Pemilu Tahun 2014
Sumber : KPUD Jawa Tengah
49
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tahun 2014. Serta Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. Pengadaan Pemilu 2014 dimulai dari bulan Desember tahun 2013 dalam pengadaan kotak suara, bilik suara dan sampul sedangkan
formulirnya dilaksanakan pada tahun 2014. Namun dalam hal pendistribusian dan pengadaan tetap yang menjalankan adalah
pusat atau semuanya masih terpusat. Sebenarnya daerah – daerah mampu dalam melakukan
pengadaan dan pendistribusian. Daerah – daerah sendiri memiliki potensi yang dapat
melakukan hal tersebut. sejak lama daerah – daerah melakukan tuntutan agar pelaksanaan
pendistribusian dan pengadaan logistik pemilu dilakukan di daerah – daerah, manum selalu
gagal dan tidak terlaksana. Dalam pengadaan logistik secara prinsip tidak terjadi permasalahan tetapi dalam prosesnya terdapat sedikit kendala yaitu tidak adanya yang
melakukan penawaran maupun ikut proses lelang pengadaan. Dalam pendistribusiannya secara umum lancar semua tetapi ada sedikit permasalahan yaitu masih adanya surat suara
yang tertukar biasanya yang sering terjadi adalah tertukarnya surat suara pada tingkat kabkota. Selain tertukarnya surat suara, terjadi juga surat suara yang kurang tetapi bisa di
selesaikan pada saat itu juga dengan menanyakan ke TPS terdekat yang memiliki surat suara yang lebih atau sudah tertutup dengan adanya pemilih yang tidak hadir saat pemilihan umum
berlangsung. Melihat dari beberapa permasalahan tersebut daerah – daerah selalu melakukan
masukan – masukan ke pusat agar terdapat zonaninasi dalam pengadaan logistik agar surat
suara tidak tertukar dan tidak terjadi keterlambatan dalam pengiriman logistik tersebut. selain itu juga harus ada pengontrolan dalam percetakan dan pengelipatan surat suara. Permasalahan
yang lain adalah warga yang berada di rumah sakit. Pada tahun 2004 ada TPS khusus yang menangani warga
– warga yang ada di rumah sakit namun sekarang sudah tidak ada dan di ganti yang melayani adalah TPS terdekat. Namun dalam pelaksanaannya, Cuma ada beberapa
50
TPS yang terdekat sehingga tidak terlayani secara maksimal. Dari proses pengadaan logistik pemilu ini sudah menjalankan beberapa prinsip dari good governance seperti partisipasi.
Dalam proses ini masyarakat sangat antusias dalam membantu dan juga ikut serta dalam melakukan proses logistik tersebut. namun dalam pelaksaannya prinsip keefektivitas masih
sangaat kurang. Hal ini dilihat dengan masih adanya surat suara yang tertukar maupun masih adanya kekurangan surat suara.
9. Penyelenggaraan Pemungutan Suara Dan Perhitunganya.