Sikap Keluarga terhadap Penyakit Tuberkulosis Paru

53 imunisasi BCG tidak dapat mencegah penyakit TB Paru. Sebagian besar masyarakat mengetahui bahwa pemberian gizi baik dapat mencegah penyakit TB Paru,hanya 19 19,4 responden yang menjawab bahwa tidak ada hubungan antara pemberian gizi baik dengan pencegahan TB Paru. Hampir seluruh responden mengetahui bahwa penyakit TB Paru dapat disembuhkan apabila penderita menjalankan pengobatan teratur.

5.2.3 Sikap Keluarga terhadap Penyakit Tuberkulosis Paru

Hasil penelitian terhadap 98 responden didapatkan mayoritas responden memiliki sikap positif terhadap penyakit TB Paru, yaitu sebanyak 55 responden 56,1 sedangkan sikap negatif sebanyak 43 responden 43,9 . Hal ini sejalan dengan penelitian Erwin, 2010 mengenai Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Dengan Perilaku Pencegahan Penularan Tuberkulosis Paru Pada Keluarga menunjukkan mayoritas responden memiliki sikap yang baik dalam pencegahan penularan Tuberkulosis Paru. Secara teori, sikap sebagai suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respons terhadap situasi sosial yang telah terkendali Azwar, 2000; 50.Pembentukkan pandangan atau sikap tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pengalaman pribadi, pengalaman orang yang dianggap penting, kebudayaan, media massa, emosional, lembaga pendidikan dan agama. Dalam penelitian ini, sikap masyarakat mayoritas dipengaruhi oleh pengalaman pribadi mengenai suatu penyakit, pengalaman orang lain yang dianggap penting dan media massa. Sebagian masyarakat memiliki pandangan bahwa TB Paru memiliki gejala seperti batuk berdahak lebih dari 2 minggu disertai darah, nyeri dada, sedangkan sebagian lagi memiliki pandangan bahwa setiap penyakit batuk merupakan penyakit biasa yang disebabkan oleh asap rokok dan debu bukan merupakan gejala suatu penyakit TB Paru. Universitas Sumatera Utara 54 5.2.4. PerilakuKeluarga terhadap Pencegahan Tuberkulosis Paru di Kelurahan Terjun, Medan Marelan Perilaku masyarakat terhadap penyakit TB Parudikategorikan menjadi perilaku positif dan perilku negatif. Sebagian besar masyarakat, sebanyak 92 orang 93,4 segera memeriksakan kondisi kesehatan ke puskesmasrumah sakitpelayanan kesehatan lainnya apabila ada salah satu anggota keluarga yang memiliki gejala-gejala TB paru, sedangkan sebagian responden hanya memeriksa anggota keluarga tersangka TB paru ke pusekesmasrumah sakit. Sebagian masyarakat kelurahan Terjun sudah melakukan tindakan pencegahan penyakit TB Paru, yaitu memberikan imunisasi kepada anaknya, yakni sebanyak 73 orang 73,5. Berdasarkan tabel 5.9 dapat dilihat bahwa mayoritas perilaku masyarakat terhadap pencegahan penyakit TB Parupositif.Apabila ditinjau dari tingkat pengetahuan masyarakat pada tabel 5.23, sebagian besar masyarakat, sebanyak 34 34,7 orang berpengetahuan baik memiliki perilaku positif terhadap pencegahan Tuberkulosis Paru dan hanya sekitar 14 14,1 orang dari total 98 responden yang berpengetahuan kurang memiliki perilaku negatif. Sebagian lagi, yaitu sebanyak sembilan responden berpengetahuan kurang memiliki sikap positif. Hal ini dapat disebabkan masyarakat mendapatkan informasi dari tokoh masyarakat. Hal ini sejalan dengan teori dari Lawrence Green 1980 dalam Notoatmodjo 2003 yang menyatakan bahwa perilaku salah satunya dipengaruhi oleh faktor predisposisi predisposing factors berupa pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadaphal- hal yang berkaitan dengan kesehatan,sistem nilai yang dianutmasyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, pekerjaan, dan sebagainya. Berdasarkan jenis kelamin responden, perilaku baik paling banyak adalah laki-laki, sedangkan dilihat dari tingkat pendidikan, kelompok pendidikan D3 dan S2 memiliki presentase perilaku baik lebih besar dibanding kelompok pendidikan lainnya. Universitas Sumatera Utara 55 5.2.5. Hubungan Pengetahuan Keluarga Tuberkulosis Paru Dengan Perilaku Pencegahan Penyakit Tuberkulosis Paru Hasil analisis hubungan antara pengetahuan keluarga denganperilaku pencegahan penyakit TB Paru di Kelurahan Terjun diperoleh bahwa dari 49 responden yang memiliki pengetahuan baik, 34 34,7 orang diantaranya memiki perilaku positif dan 15 15,3 orang memiliki perilaku negatif. Dari kelompok pengetahuan cukup, yaitu sebanyak 26 26,5 orang, terdapat 12 12,2 orang memiliki perilaku positif dan 14 14,3 orang memiliki pengetahuan negatif, sedangkan dari kelompok pengetahuan kurang, yaitu sebanyak 23 23,5 orang, terdapat 9 9,2 orang yang memiliki perilaku positf dan 14 14,3 orang memiliki perilaku negatif. Berdasarkan hasil uji statistik untuk mencari hubungan pengetahuan dengan perilaku pencegahan didapatkan nilai p0,05 p=0,004 yang berarti terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku pencegahan penyakit TB Paru di Kelurahan Terjun, Medan Marelan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Purnawaty, Y 2011 pada penderita Tuberkulosis Paru dewasa muda di Balai Besar Kesehatan Paru masyarakat Surakarta menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku ρ- value 0.030.Hasil penelitian ini sesuai pula dengan teori pengetahuan oleh Notoatmodjo 2008 yang mengatakan bahwa secara lebih terperinci perilaku manusia sebenarnya merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan, seperti pengetahuan dan sikap. Pengetahuan yang baik diharapkan akan mempunyai sikap yang baik pula, akhirnya dapat mencegah atau menanggulangi masalah penyakit tersebut. Teori lain yang mendukung adalah teori pengetahuan yang dikemukakan olehKate dan Barbara 1992 dikutip dari Notoatmodjo 2008 mendefinisikan pengetahuan sebagai suatu bangunan statik yang berisi fakta-fakta, dibangunsecara bertahap, langkah demi langkah dan mencakup tentang ide bahwa pengetahuan merupakan sebuah cara pandang terhadap sesuatu, sebuah perspektif, yang belum tentu benar tetapi cukup baik, sampai ditemukan sesuatu yang cukup baik. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan mempunyai Universitas Sumatera Utara 56 hubungan yang bermakna dengan perilaku pencegahan penyakit TB Paru p = 0,004 .

5.2.6. Hubungan Sikap KeluargaDengan PerilakuPencegahan Penyakit Tuberkulosis Paru

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap Upaya Pencegahan Penyakit Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kelurahan Dayu.

0 1 18

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap Upaya Pencegahan Penyakit Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kelurahan Dayu.

0 2 16

PENDAHULUAN Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap Upaya Pencegahan Penyakit Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kelurahan Dayu.

0 2 7

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Keluarga Terhadap Perilaku Pencegahan Tuberkulosis Paru di Kelurahan Terjun, Medan Marelan Tahun 2015

0 0 12

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Keluarga Terhadap Perilaku Pencegahan Tuberkulosis Paru di Kelurahan Terjun, Medan Marelan Tahun 2015

0 0 2

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Keluarga Terhadap Perilaku Pencegahan Tuberkulosis Paru di Kelurahan Terjun, Medan Marelan Tahun 2015

0 0 5

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Keluarga Terhadap Perilaku Pencegahan Tuberkulosis Paru di Kelurahan Terjun, Medan Marelan Tahun 2015

0 0 22

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Keluarga Terhadap Perilaku Pencegahan Tuberkulosis Paru di Kelurahan Terjun, Medan Marelan Tahun 2015

1 2 3

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Keluarga Terhadap Perilaku Pencegahan Tuberkulosis Paru di Kelurahan Terjun, Medan Marelan Tahun 2015

0 0 29

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN TUBERKULOSIS PARU PADA KELUARGA

0 0 10