Hubungan Pengetahuan dan Sikap Keluarga Terhadap Perilaku Pencegahan Tuberkulosis Paru di Kelurahan Terjun, Medan Marelan Tahun 2015
63
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Stefina Veronika
Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 25 Januari 1994 Agama : Kristen Protestan
Alamat : Jalan Berdikari Nomor 61, Padang Bulan, Medan
Riwayat Pendidikan
1. Sekolah Dasar Negeri 08 Petang Rawamangun, Jakarta (1999-2005) 2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 74 Jakarta (2005-2008)
3. Sekolah Menengah Atas Negeri 21 Jakarta (2008-2011)
Riwayat Pelatihan
1. Peserta PMB Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun 2012 2. Peserta MMB Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun 2012 3. Peserta Balut & Bidai TBM Pemerintahan Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara 2012
Riwayat Organisasi
(2)
64
Lampiran 2
Kuesioner Pengetahuan Tuberkulosis Paru 1. Apakah saudara/saudari tahu penyakit tuberkulosis paru?
a. Tahu b. Ragu-ragu c. Tidak tahu
2. Menurut saudara/saudari, apakah yang dimaksud penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru)?
a. Penyakit batuk berdahak bercampur darah b. Penyakit batuk-batuk akibat merokok c. Batuk dengan gatal di tenggorokan
3. Menurut saudara/saudari, apakah penyebab penyakit TB paru? a. Kuman/bakteri
b. Debu, asap, dan udara kotor c. Guna-guna
4. Menurut saudar/saudari, bagaimana tanda-tanda / gejala penyakit TB paru? a. Batuk berdahak lebih dari 3 (tiga) minggu ,bercampur darah, sesak
napas, rasa nyeri dada, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan turun, berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan dan demam lebih dari sebulan.
b. Batuk yang disertai demam. c. Batuk dengan gatal di tenggorokan
5. Menurut saudara/saudari penyakit Tuberkulosis dapat disembuhkan melalui :
a. Pengobatan teratur disertai dengan perbaikan lingkungan dan perubahan perilaku.
b. Berobat kalau ada waktu. c. Dibiarkan saja.
(3)
65
Kuesioner Pengetahuan Pencegahan Tuberkulosis Paru
1. Menurut saudara/saudari penyakit Tuberkulosis Paru dapat menular kepada anggota keluarga lain karena :
a. Terhirup percikan ludah atau dahak penderita Tuberkulosis. b. Bicara berhadap-hadapan dengan penderita Tuberkulosis. c. Sudah ada dari masih dikandungan
2. Menurut saudara/saudari penyakit Tuberkulosis Paru dapat menular apabila:
a. Tidur sekamar dengan penderita Tuberkulosis Paru. b. Tidak tidur sekamar dengan penderita Tuberkulosis Paru. c. Tidur beramai-ramai.
3. Menurut saudara/saudari cara terbaik untuk menghidari penularan terhadap orang lain adalah :
a. Menutup mulut/hidung saat batuk/bersin dan tidak meludah di sembarang tempat.
b. Tidak meludah disembarang tempat
c. Tidak menutup mulut/hidung saat batuk/bersin dan meludah disembarang tempat.
4. Menurut saudara/saudari penyakit Tuberkulosis dapat dicegah dengan imunisasi?
a. Ya dengan imunisasi BCG. b. Ya dengan imunisasi apa saja.
c. Tidak bisa dicegah dengan imunisasi.
5. Menurut saudara/saudari bagaimana hubungan pencegahan Tuberkulosis Paru dengan gizi?
a. Pengobatan Tuberkulosis akan semakin baik dengan gizi yang baik. b. Pengobatan Tuberkulosis hanya sedikit dipengaruhi oleh gizi yang baik. c. Tidak ada pengaruh selama makan obat.
(4)
66
Kuesioner
Sikap Terhadap Penyakit Tuberkulosis Paru
1. Tanda-tanda/gejala penyakit tuberkulosis paru adalah batuk berdahak lebih dari 3 (tiga) minggu, bercampur darah, sesak napas, rasa nyeri dada, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan turun, berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan dan demam lebih dari sebulan.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju
2. Melalui penggunaan peralatan makan bersama dengan penderita dapat menularkan penyakit tuberkulosis paru.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju
3. Penyakit tuberkulosis paru dapat dicegah dengan pemberian imunisasi BCG.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju
4. Dengan menutup mulut/hidung saat batuk/bersin dapat menghindari penularan penyakit tuberkulosis paru terhadap orang lain.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu
(5)
67
d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju
5. Tidak meludah di sembarang tempat dapat menghindari penularan penyakit Tuberkulosis Paru terhadap orang lain.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju
6. Seseorang yang mengalami gejala batuk berdahak disertai darah lebih dari 2 minggu, penurunan berat badan, dan keringat pada malam hari harus segera dibawa ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan kesehatan. a. Sangat setuju
b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju
(6)
68
Kuesioner
Perilaku Pencegahan Tuberkulosis Paru
No. Perilaku Sangat
setuju
Setuju Ragu-ragu
Tidak setuju
Sangat tidak setuju 1. Saya segera membawa ke klinik/rumah
sakit untuk memeriksa kondisi kesehatan apabila ada anggota keluarga yang memiliki gejala batuk berdahak disertai darah lebih dari 2 minggu.
2. Saya tidak melakukan pemberian vaksinasi BCG kepada anak.
3. Saya memberikan makanan sehat seperti buah-buahan, sayur-sayuran, cukup protein, serta vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh setiap anggota keluarga.
4. Saya menjaga diri saya dan segera melakukan kondisi kesehatan diri sendiri ke klinik/rumah sakit apabila ada apabila ada anggota keluarga yang menderita penyakit tuberkulosis.
5. Saya membatasi komunikasi apabila ada anggota keluarga atau kerabat yang menderita tuberkulosis.
6. Saya selalu menutup mulut ketika batuk, tidak meludah sembarang tempat dan mengisolasikan/memisahkan peralatan makanan penderita tuberkulosis dengan anggota keluarga lain.
(7)
69
Lampiran 3
LEMBAR PENJELASAN
Salam Sejahtera Dengan hormat,
Saya yang bernama Stefina Veronika, sedang menjalani pendidikan Kedokteran Program S1 Ilmu Kedokteran FK USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Keluarga Terhadap Perilaku Pencegahan Tuberkulosis Paru di Kelurahan Terjun Tahun 2015”.
Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis merupakan pembunuh nomor satu diantara penyakit menular lainnya dan berada pada posisi ketiga sebagai pembunuh tertinggi di Indonesia (PDPI, 2006). Banyaknya kasus TB di Indonesia, salah satunya dipengaruhi oleh tingkat kemiskinan dan perubahan demografik pada masyarakat. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi kasus TB, baik dalam bentuk penyuluhan, peraturan pemerintah, maupun oragnisasi penanggulangan tuberkulosis paru. Hal ini tidak akan sempurna, tanpa adanya partisipasi mayarakat dalam melakukan tindakan pencegahan Tuberkulosis Paru.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap keluarga terhadap perilaku pencegahan Tuberkulosis Paru. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai edukasi kepada praktisi medis, yaitu dokter umum dan dokter spesialis paru serta masyarakat umum bagaimana hubungan pengetahuan dan sikap masyarakat dapat mempengaruhi perilaku pencegahan Tuberkulosis Paru.
(8)
70
Dalam penelitian ini, saya akan memberikan kuisioner kepada Bapak/Ibu/Saudara/Saudari yang bermukim di Kelurahan Terjun. Pengisian kuisioner membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Peneliti adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Utara.
Saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/Saudari untuk berpartisipai dalam penelitian ini. Penelitian ini bersifat sukarela tanpa adanya paksaan dari pihak manapun dan dapat mengundurkan diri sewaktu-waktu. Data yang terkumpul hanya digunakan dalam penelitan ini. Bila data dipublikasikan, kerahasiaannya akan dijaga. Untuk penelitian ini, Bapak tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila Bapak/Ibu/Saudara/Saudari membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi saya :
Nama : Stefina Veronika
Alamat : Jl. Berdikari No. 61, Pasar 1 Padang Bulan No. HP : 087868173250
Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak/Ibu/Saudara/Saudari yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan Bapak/Ibu/Saudara/Saudari dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.
Apabila Saudara/Saudari bersedia menjadi partisipan dalam penelitian ini, Lembar Pernyataan Persetujuan harap diisi.
Demikian penjelasan ini saya sampaikan. Atas partisipasi dan kesediaan waktu Bapak/Ibu/Saudara/Saudari saya ucapkan terima kasih.
Medan , ... 2015 Peneliti
(9)
71
LEMBAR PERNYATAAN
PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORM CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama :
Umur : Jenis Kelamin : Agama : Pekerjaan : Alamat :
Setelah membaca dan mendapat penjelasan serta memahami sepenuhnya tentang penelitian yang berjudul “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Keluarga terhadap Perilaku Pencegahan Tuberkulosis Paru di Kelurahan Terjun Tahun 2015”, maka saya bersedia menjadi partisipan dalam penelitian ini untuk mengisi kuisioner dalam kepentingan pengambilan data.
Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.
Medan, 2015 Responden,
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
76
Lampiran 8
SPSS
1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid L 38 38,8 38,8 38,8
P 60 61,2 61,2 100,0
Total 98 100,0 100,0
2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
18-25 22 22,4 22,4 22,4
26-35 22 22,4 22,4 44,9
35-45 31 31,6 31,6 76,5
45-65 23 23,5 23,5 100,0
Total 98 100,0 100,0
3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Agama
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Islam 93 94,8 94,8 94,9
Kristen 5 5,1 5,1 100,0
Total 98 100,0 100,0
4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Suku bangsa Sukubangsa
Frequenc
y Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Aceh 1 1,0 1,0 1,0
Banjar 1 1,0 1,0 2,0
Banten 2 2,0 2,0 4,1
Batak 11 11,2 11,2 15,3
Jawa 70 71,4 71,4 86,7
(15)
77
Nias 3 3,1 3,1 99,0
Padang 1 1,0 1,0 100,0
Total 98 100,0 100,0
5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak Bekerja 5 5,1 5,1 5,1
Becak 2 2,0 2,0 7,1
Buruh 9 9,2 9,2 16,3
IRT 37 37,8 37,8 54,1
Pedagang 5 5,1 5,1 59,2
Pgawai swasta 5 5,1 5,1 64,3
Pns 5 5,1 5,1 69,4
Siswa 5 5,1 5,1 74,5
Wiraswasta 25 25,5 25,5 100,0
Total 98 100,0 100,0
6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
D1 1 1,0 1,0 1,0
D3 3 3,1 3,1 4,1
S1 8 8,2 8,2 12,2
S2 1 1,0 1,0 13,3
SD 22 22,4 22,4 35,7
SMA 26 26,5 26,5 62,2
SMK 2 2,0 2,0 64,3
SMP 30 30,6 30,6 94,9
STM 3 3,1 3,1 98,0
Tidaksekolah 2 2,0 2,0 100,0
Total 98 100,0 100,0
(16)
78
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulativ e Percent
Baik 23,5 23,5 23,5 23,5
Cukup 26 26,5 26,5 50,0
Baik 49 50,0 50,0 100,0
Total 98 100,0 100,0
8. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Sikap Masyarakat
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
negatif 43 43,9 43,9 43,9
positif 55 56,1 56,1 100,0
Total
98 100 100
9. Distribusi karakteristik responden berdasarkan perilaku masyarakat Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
negatif 43 43,9 43,9 43,9
positif 55 56,1 56,1 100,0
Total
98 100,0 100,0
10.Analisa Jawaban Pengetahuan Responden Per Butir Soal p1
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 23 23,5 23,5 23,5
1 75 76,5 76,5 100,0
Total 98 100,0 100,0
p2 Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 25 25,5 25,5 25,5
1 73 74,5 74,5 100,0
(17)
79
p3 Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 35 35,7 35,7 35,7
1 63 64,3 64,3 100,0
Total 98 100,0 100,0
p4 Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 20 20,4 20,4 20,4
1 78 79,6 79,6 100,0
Total 98 100,0 100,0
p5 Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 48 49,0 49,0 49,0
1 50 51,0 51,0 100,0
Total 98 100,0 100,0
p6 Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 32 32,7 32,7 32,7
1 65 66,3 66,3 99,0
2 1 1,0 1,0 100,0
Total 98 100,0 100,0
p7 Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 11 11,2 11,2 11,2
(18)
80
Total 98 100,0 100,0
p8 Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 44 44,9 44,9 44,9
1 54 55,1 55,1 100,0
Total 98 100,0 100,0
p9 Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 19 19,4 19,4 19,4
1 79 80,6 80,6 100,0
Total 98 100,0 100,0
p10 Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 2 2,0 2,0 2,0
1 96 98,0 98,0 100,0
Total 98 100,0 100,0
11.Analisa Jawaban Sikap Responden per Butir Soal
s1 Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 3 3,1 3,1 3,1
2 4 4,1 4,1 7,1
3 4 4,1 4,1 11,2
4 60 61,2 61,2 72,4
5 27 27,6 27,6 100,0
Total 98 100,0 100,0
(19)
81
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 2 12 12,2 12,2 12,2
3 5 5,1 5,1 17,3
4 59 60,2 60,2 77,6
5 22 22,4 22,4 100,0
Total 98 100,0 100,0
s3 Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 2 2,0 2,0 2,0
1 1 1,0 1,0 3,1
2 15 15,3 15,3 18,4
3 8 8,2 8,2 26,5
4 51 52,0 52,0 78,6
5 21 21,4 21,4 100,0
Total 98 100,0 100,0
s4 Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 2 6 6,1 6,1 6,1
3 4 4,1 4,1 10,2
4 67 68,4 68,4 78,6
5 21 21,4 21,4 100,0
Total 98 100,0 100,0
s5 Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 2 15 15,3 15,3 15,3
3 5 5,1 5,1 20,4
4 55 56,1 56,1 76,5
5 23 23,5 23,5 100,0
Total 98 100,0 100,0
(20)
82
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 2 1 1,0 1,0 1,0
3 2 2,0 2,0 3,1
4 70 71,4 71,4 74,5
5 25 25,5 25,5 100,0
Total 98 100,0 100,0
12.Distribusi Frekuensi Sikap Responden berdasarkan Jenis Kelamin sikap masyarakat * jeniskel Crosstabulation
Count
Jeniskel
Total
L P
sikap negatif 19 24 43
positif 19 36 55
Total 38 60 98
13.Distribusi Frekuensi Sikap Responden berdasarkan Rentang Usia sikap masyarakat * rentangusia Crosstabulation
Count
rentangusia
Total 18-25 26-35 35-45 45-65
sikap m negatif 6 11 15 11 43
positif 16 11 16 12 55
Total 22 22 31 23 98
14.Distribusi Frekuensi Sikap Responden berdasarkan Pekerjaan sikap masyarakat * pekerjaan Crosstabulation Count
(21)
83
-
BECA K
BURU
H IRT
PDAGA
NG PGSW PNS
SISW
A W
sikap m
Negat
if 2 2 7 20 2 2 0 1 7 43
Positi
f 3 0 2 17 3 3 5 4 18 55
Total 5 2 9 37 5 5 5 5 25 98
15.Distribusi Frekuensi Sikap Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir
sikap masyarakat * pendidikanterakhir Crosstabulation Count
pendidikanterakhir
Total D1 D3 S1 S2 SD SMA SMK SMP STM
TIDA KSEK
sikap negatif 0 1 2 0 12 8 0 16 2 2 43
positif 1 2 6 1 10 18 2 14 1 0 55
Total 1 3 8 1 22 26 2 30 3 2 98
16.Analisa jawaban perilaku responden per butir Soal p1
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 2 2 2,0 2,0 2,0
3 4 4,1 4,1 6,1
4 54 55,1 55,1 61,2
5 38 38,8 38,8 100,0
(22)
84
p2 Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 2 2,0 2,0 2,0
1 5 5,1 5,1 7,1
2 15 15,3 15,3 22,4
3 4 4,1 4,1 26,5
4 57 58,2 58,2 84,7
5 15 15,3 15,3 100,0
Total 98 100,0 100,0
p3 Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 2 12 12,2 12,2 12,2
3 15 15,3 15,3 27,6
4 48 49,0 49,0 76,5
5 23 23,5 23,5 100,0
Total 98 100,0 100,0
p4 Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 2,0 6 6,1 6,1 6,1
3,0 4 4,1 4,1 10,2
4,0 63 64,3 64,3 74,5
5,0 25 25,5 25,5 100,0
Total 98 100,0 100,0
p5 Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 1 1,0 1,0 1,0
2 30 30,6 30,6 31,6
3 11 11,2 11,2 42,9
4 37 37,8 37,8 80,6
(23)
85
Total 98 100,0 100,0
p6 Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 2 8 8,2 8,2 8,2
3 2 2,0 2,0 10,2
4 61 62,2 62,2 72,4
5 27 27,6 27,6 100,0
Total 98 100,0 100,0
17.Distribusi Frekuensi Perilaku Responden berdasarkan Rentang Usia perilaku masyarakat * rentangusia Crosstabulation
Count
rentangusia
Total 18-25 26-35 35-45 45-65
perilaku masyarakat
negatif 8 11 13 11 43
positif 14 11 18 12 55
Total 22 22 31 23 98
18. Distribusi Frekuensi Perilaku Responden berdasarkan Pekerjaan perilaku masyarakat * pekerjaan Crosstabulation Count
pekerjaan
Total -
BEC AK
BUR
UH IRT
PDAG ANG
PGS
W PNS
SISW
A W
perilaku masyarakat
negati
f 3 0 5 16 3 2 1 0 13 43
positif 2 2 4 21 2 3 4 5 12 55
Total 5 2 9 37 5 5 5 5 25 98
19.Korelasi Pengetahuan dan Perilaku Masyarakat Correlations
(24)
86
pengetahuan
perilaku masyarakat pengetahuan Pearson
Correlation 1 ,263
**
Sig. (2-tailed) ,009
N 98 98
perilaku masyarakat
Pearson
Correlation ,263
**
1 Sig. (2-tailed) ,009
N 98 98
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). 20.Korelasi Sikap dan Perilaku Masyarakat
Correlations
sikap masyara
kat
perilaku masyarakat sikap m Pearson
Correlation 1 ,254
*
Sig. (2-tailed) ,012
N 98 98
perilaku masyarakat
Pearson
Correlation ,254 *
1 Sig. (2-tailed) ,012
N 98 98
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
21. Korelasi Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Correlations
Correlations
pengetahuan sikap m pengetahuan Pearson
Correlation 1 ,288
**
Sig. (2-tailed) ,004
N 98 98
sikap m Pearson
Correlation ,288
**
1 Sig. (2-tailed) ,004
N 98 98
(25)
87 N o Na m a J K U m ur Jns kelm amin Suk u
Pend Alam at Peker jaan Penget ahuan Kelo mpo k usia Peri laku Sikap
1 A1 P 42 ISLA M
JAW A
SMP MAR ELAN
IRT CUKU P 35-45 posi tif negatif 2 A2 P 34 ISLA
M
JAW A
SMP MAR ELAN
IRT BAIK 26-35
posi tif
negatif 3 A3 P 40 ISLA
M
JAW A
SD MAR
ELAN
IRT KURA NG 35-45 posi tif negatif 4 A4 P 30 ISLA
M
JAW A
SMP MAR ELAN
IRT CUKU P 26-35 posi tif negatif 5 A5 P 48 ISLA
M
JAW A
SD MAR
ELAN
IRT CUKU P 45-65 neg atif positif 6 A6 P 48 ISLA
M JAW A TIDA KSEK MAR ELAN BURU H KURA NG 45-65 neg atif negatif 7 A7 P 50 ISLA
M
JAW A
SMA MAR ELAN
BURU H
BAIK 45-65
posi tif
negatif 8 A8 P 42 ISLA
M
JAW A
SD MAR
ELAN
IRT KURA NG 35-45 posi tif negatif 9 A9 P 24 ISLA
M
JAW A
SMA MAR ELAN
IRT KURA NG 18-25 posi tif negatif 1 0 A1 0
P 56 ISLA M
JAW A
SD MAR
ELAN
IRT BAIK 45-65 neg atif negatif 1 1 A1 1
P 51 KRIS TEN
BAT AK
SMA MAR ELAN
IRT BAIK 45-65 posi tif positif 1 2 A1 2
P 43 ISLA M
JAW A
SD MAR
ELAN
IRT BAIK 35-45 neg atif positif 1 3 A1 3
P 36 ISLA M
JAW A
SD MAR
ELAN
IRT BAIK 35-45 neg atif negatif 1 4 A1 4
P 23 ISLA M
JAW A
SMP MAR ELAN
IRT CUKU P 18-25 neg atif negatif 1 5 A1 5
P 28 ISLA M
JAW A
S1 MAR
ELAN
IRT CUKU P 26-35 neg atif negatif 1 6 A1 6
P 32 ISLA M
BAT AK
SMA MAR ELAN
IRT BAIK 26-35 posi tif positif 1 7 A1 7
P 25 ISLA M
BAT AK
S1 MAR
ELAN
PNS CUKU P 18-25 neg atif positif 1 8 A1 8
P 47 ISLA M
JAW A
S2 MAR
ELAN
PNS BAIK 45-65 posi tif positif 1 9 A1 9
P 21 ISLA M
JAW A
SMA MAR ELAN BURU H CUKU P 18-25 posi tif positif 2 0 A2 0
P 43 ISLA M
JAW A
SD MAR
ELAN
IRT CUKU P 35-45 neg atif negatif 2 1 A2 1
P 25 ISLA M
MEL AYU
S1 MAR
ELAN
PNS BAIK 18-25
posi tif
(26)
88
2 2
A2 2
P 47 ISLA M
JAW A
SD MAR
ELAN
IRT KURA NG 45-65 neg atif positif 2 3 A2 3
P 24 ISLA M
JAW A
SMP MAR ELAN
IRT KURA NG 18-25 posi tif negatif 2 4 A2 4
L 42 ISLA M
BAN TEN
SD MAR
ELAN BECA K KURA NG 35-45 posi tif negatif 2 5 A2 5
L 39 ISLA M
JAW A
SMA MAR ELAN
Wiras wasta
BAIK 35-45 posi tif positif 2 6 A2 6
P 40 ISLA M
JAW A
SMA MAR ELAN
IRT BAIK 35-45 posi tif positif 2 7 A2 7
P 31 ISLA M
MEL AYU
D3 MAR
ELAN Pega wai
BAIK 26-35 posi tif positif 2 8 A2 8
L 19 ISLA M
JAW A
SMA MAR ELAN
Wiras wasta
BAIK 18-25 posi tif positif 2 9 A2 9
P 45 ISLA M
BAT AK
SD MAR
ELAN PDAG ANG KURA NG 35-45 neg atif positif 3 0 A3 0
P 27 ISLA M
JAW A
SMA MAR ELAN PDAG ANG KURA NG 26-35 posi tif positif 3 1 A3 1
P 40 ISLA M
JAW A
SD MAR
ELAN
IRT BAIK 35-45 posi tif positif 3 2
B1 L 30 ISLA M
JAW A
SD MAR
ELAN
Wiras wasta
BAIK 26-35 neg atif positif 3 3
B2 L 50 ISLA M
JAW A
SD MAR
ELAN
BURU H
BAIK 45-65 posi tif negatif 3 4
B3 P 37 ISLA M
BAN TEN
SMA MAR ELAN
IRT CUKU P 35-45 posi tif positif 3 5
B4 L 46 ISLA M
JAW A
SMK MAR ELAN
Wiras wasta
BAIK 45-65 posi tif positif 3 6
B5 P 33 ISLA M
JAW A
SD MAR
ELAN
IRT BAIK 26-35 neg atif negatif 3 7
B6 L 46 ISLA M
JAW A
S1 MAR
ELAN BECA K
BAIK 45-65 posi tif negatif 3 8
B7 P 24 ISLA M
JAW A
SMA MAR ELAN Wiras wasta CUKU P 18-25 posi tif positif 3 9
B8 P 48 ISLA M
JAW A
D3 MAR
ELAN
IRT BAIK 45-65 posi tif positif 4 0
B9 P 47 ISLA M
PAD ANG
S1 MAR
ELAN
IRT BAIK 45-65 posi tif positif 4 1 B1 0
P 46 ISLA M
NIA S
S1 MAR
ELAN
PNS BAIK 45-65 posi tif positif 4 2 B1 1
P 28 ISLA M
BAN JAR
SMP MAR ELAN
Wiras wasta
BAIK 26-35 posi tif positif 4 3 B1 2
L 51 ISLA M
JAW A
SMP MAR ELAN
Wiras wasta
BAIK 45-65 posi tif positif 4 4 B1 3
L 51 ISLA M
MEL AYU
SMP MAR ELAN
PGSW CUKU P 45-65 neg atif negatif
(27)
89
4 5
B1 4
L 19 ISLA M
JAW A
SMP MAR ELAN Wiras wasta CUKU P 18-25 neg atif positif 4 6 B1 5
L 40 ISLA M
ACE H
SMP MAR ELAN PDAG ANG CUKU P 35-45 posi tif negatif 4 7 B1 6
P 40 ISLA M
JAW A
SD MAR
ELAN
IRT CUKU P 35-45 neg atif negatif 4 8 B1 7
P 38 ISLA M
JAW A
SD MAR
ELAN
IRT CUKU P 35-45 neg atif negatif 4 9 B1 8
L 48 ISLA M
MEL AYU
SMP MAR ELAN Wiras wasta CUKU P 45-65 neg atif negatif 5 0 B1 9
P 23 ISLA M
JAW A
SMA MAR ELAN Wiras wasta CUKU P 18-25 neg atif positif 5 1 B2 0
L 43 ISLA M
JAW A
SD MAR
ELAN BURU H CUKU P 35-45 posi tif positif 5 2 B2 1
L 35 ISLA M
JAW A
SMP MAR ELAN
- KURA
NG 26-35 neg atif negatif 5 3 B2 2
P 28 ISLA M
JAW A
D3 MAR
ELAN
Wiras wasta
BAIK 26-35 posi tif negatif 5 4 B2 3
P 43 ISLA M
JAW A
SD MAR
ELAN
IRT BAIK 35-45 neg atif negatif 5 5 B2 4
L 52 ISLA M
BAT AK
SMA MAR ELAN
- KURA
NG 45-65 neg atif negatif 5 6 B2 5
L 26 ISLA M
BAT AK
D1 MAR
ELAN Wiras wasta KURA NG 26-35 neg atif positif 5 7 B2 6
L 15 ISLA M
MEL AYU
SD MAR
ELAN BURU H KURA NG 18-25 neg atif negatif 5 8 B2 7
L 32 ISLA M
MEL AYU
SMA MAR ELAN Wiras wasta KURA NG 26-35 neg atif negatif 5 9 B2 8
L 27 KRIS TEN
BAT AK
SMA MAR ELAN Wiras wasta KURA NG 26-35 neg atif negatif 6 0 B2 9
L 27 ISLA M
JAW A
SMK MAR ELAN
Pega wai
BAIK 26-35 posi tif positif 6 1
C1 L 56 ISLA M JAW A TIDA KSEK MAR ELAN Wiras wasta KURA NG 45-65 neg atif negatif 6 2
C2 L 34 ISLA M
JAW A
SMA MAR ELAN Wiras wasta KURA NG 26-35 neg atif positif 6 3
C3 L 53 ISLA M
JAW A
SD MAR
ELAN Wiras wasta CUKU P 45-65 neg atif positif 6 4
C4 P 28 ISLA M
JAW A
SMA MAR ELAN
IRT CUKU P 26-35 neg atif negatif 6 5
C5 P 42 ISAL M
MEL AYU
SMP MAR ELAN
IRT KURA NG 35-45 posi tif negatif 6 6
C6 P 42 ISLA M
JAW A
SMP MAR ELAN
IRT CUKU P 35-45 posi tif negatif 6 7
C7 P 44 ISLA M
JAW A
SMA MAR ELAN
IRT BAIK 35-45
posi tif
(28)
90
6 8
C8 L 65 ISLA M
JAW A
SD MAR
ELAN
- KURA
NG 45-65 posi tif positif 6 9
C9 L 16 ISLA M
JAW A
SMP MAR ELAN SISW A CUKU P 18-25 posi tif negatif 7 0 C1 0
P 16 ISLA M
JAW A
SMP MAR ELAN SISW A KURA NG 18-25 posi tif positif 7 1 C1 1
P 20 ISLA M
JAW A
SMA MAR ELAN
Pega wai
BAIK 18-25 neg atif positif 7 2 C1 2
P 18 ISLA M
JAW A
SMA MAR ELAN
- CUKU
P 18-25 posi tif positif 7 3 C1 3
P 37 ISLA M
JAW A
SMA MAR ELAN
IRT CUKU P 35-45 posi tif positif 7 4 C1 4
P 17 ISLA M
NIA S
SMP MAR ELAN
- KURA
NG 18-25 neg atif positif 7 5 C1 5
P 45 ISLA M
JAW A
SMA MAR ELAN
IRT KURA NG 35-45 neg atif positif 7 6 C1 6
L 17 ISLA M
JAW A
SMP MAR ELAN
SISW A
BAIK 18-25 posi tif positif 7 7 C1 7
P 17 KRIS TEN
BAT AK
SMP MAR ELAN
SISW A
BAIK 18-25 posi tif positif 7 8 C1 8
P 49 KRIS TEN
BAT AK
S1 MAR
ELAN
PNS BAIK 45-65 posi tif positif 7 9 C1 9
L 30 isla m
JAW A
STM MAR ELAN
Wiras watsa
BAIK 26-35 posi tif positif 8 0 C2 0
L 42 isla m
JAW A
SMP MAR ELAN
Wiras wasta
BAIK 35-45 posi tif positif 8 1
D1 L 43 ISLA M
NIA S
SMP MAR ELAN
Wiras wasta
BAIK 35-45 neg atif positif 8 2
D2 L 45 ISLA M
JAW A
STM MAR ELAN
PGSW BAIK 35-45 posi tif negatif 8 3
D3 L 32 ISLA M
JAW A
SMP MAR ELAN
BURU H
BAIK 26-35 neg atif negatif 8 4
D4 L 53 ISLA M
JAW A
SMP MAR ELAN
BURU H
BAIK 45-65 neg atif negatif 8 5
D5 L 42 ISLA M
JAW A
SMP MAR ELAN
Wiras wasta
BAIK 35-45 posi tif positif 8 6
D6 L 21 ISLA M
JAW A
SMP MAR ELAN
BURU H
BAIK 18-25 neg atif negatif 8 7
D7 P 18 ISLA M
JAW A
SMP MAR ELAN
IRT BAIK 18-25 posi tif positif 8 8
D8 P 36 ISLA M
JAW A
SMP MAR ELAN
IRT BAIK 35-45 posi tif positif 8 9
D9 P 48 ISLA M
JAW A
SMP MAR ELAN
IRT BAIK 45-65 neg atif negatif 9 0 D1 0
P 23 ISLA M
JAW A
SMP MAR ELAN
IRT BAIK 18-25
posi tif
(29)
91
9 1
D1 1
P 42 ISLA M
JAW A
SD MAR
ELAN
IRT BAIK 35-45 neg atif positif 9 2 D1 2
L 17 ISLA M
MEL AYU
SMP MAR ELAN
SISW A
BAIK 18-25 posi tif positif 9 3 D1 3
P 44 ISLA M
JAW A
SMA MAR ELAN
Wiras wasta
BAIK 35-45 neg atif positif 9 4 D1 4
P 38 ISLA M
JAW A
SMA MAR ELAN PDAG ANG CUKU P 35-45 neg atif negatif 9 5 D1 5
P 32 ISLA M
JAW A
SMA MAR ELAN
PDAG ANG
BAIK 26-35 neg atif positif 9 6 D1 6
L 43 ISLA M
BAT AK
SMA MAR ELAN Wiras wasta KURA NG 35-45 neg atif negatif 9 7 D1 7
L 28 ISLA M
MEL AYU
STM MAR ELAN Wiras wasta CUKU P 26-35 posi tif negatif 9 8 D1 8
L 27 KRIS TEN
BAT AK
S1 MAR
ELAN
Wiras wasta
BAIK 26-35
posi tif
(30)
60
DAFTAR PUSTAKA
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Available from: http://www.depkes.go.id/resource/download/general/Hasil%20Riskesdas%2 02013.pdf [Accessed 1 Mei 2015]
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2012. Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia 2011. Available from:
http://www.bappenas.go.id/files/1913/5229/9628/laporan-pencapaian-
tujuan-pembangunan-milenium-di-Indonesia-2011__20130517105523__3709__0.pdf [Accessed 28 Mei 2015] Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara. 2014.
Jumlah Penduduk Daerah Perkotaan dan Perdesaan Menurut
Kabupaten/Kota (jiwa), 2013. Available from:
http://www.sumut.bps.go.id/frontend/Subjek/view/id/12#subjekViewTab3 [Accessed 5 April 2015]
Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara. 2015. Profil Kemiskinan Sumatera
Utara September 2014. Available from:
http://sumut.bps.go.id/backend/brs_ind/brsInd-20150306120609.pdf [Accessed 20 Juni 2015]
Darmanto. (Ed.). 2012. Respirologi (Respiratory Medicine). Jakarta: EGC. Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Okupasi, dan Keluarga
FKUI. Patofisiologi, Diagnosis dan Klasifikasi Tuberkulosis. Available from: staff.ui.ac.id/system/files/users/retno.asti/material/patodiagklas.pdf
Ditjen Cipta Karya. Profil Kabupaten/Kota. Available from: http://www.ciptakarya.pu.go.id/profil/profil/barat/sumut/medan.pdf
[Accessed 19 April 2015]
Endang. 2012. Penderita Tuberkulosis Berpotensi Meningkat. Available from:
http://nasional.tempo.co/read/news/2012/04/02/173394147/Penderita-Tuberkulosis-Berpotensi-Meningkat
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Penanggulangan TB lebih
baik. Available from:
http://www.depkes.go.id/article/print/1348/penanggulangan-tb-kini-lebih-baik.html [Accessed 28 Mei 2015]
(31)
61
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Strategi Nasional Pengendalian TB di Indonesia 2010-2014. Available from: http://www.searo.who.int/indonesia/topics/tb/starnas_tb-2010-2014.pdf. [Accessed 13 April 2015]
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Profil Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Available from: http://www.depkes.go.id/resources/download/pustadin/profil-kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-indonesia[Accessed 12 April 2015]
Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat. 2010. TB Andil 61.000
Kematianper Tahun. Available from:
http://www.2010.kemenkopmk.go.id/content/tb-andil-61000-kematian-tahun [Accessed 18 April 2015]
Lubis, M. 2014. Rapat Panitia Khusus (Pansus) Laporan Keterangan Pertanggugjawaban Walikota Medan. Avaialable from:
http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2015/04/09/156961/12-kelurahan-di-medan-rawan-pangan/#.VYjt1vmqqko
Media, Y. 2011. “Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Masyarakat tentang Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru di Kecamatan Sungai Tarab Provinsi Sumatera Barat”. Media Litbang Kesehatan Volume 21 Nomor 2 Tahun 2011. Available from:
http://www.ejournal.litbang.depkes.go.id/indeks.php/MPK/article/view/108 [Accessed 10 Mei 2015]
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis (TB). Available from:
http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_kepmenkes/KMK%20No.%20364 %20ttg%Pedoman%20Penanggulangan%20Tuberculosis%20%28TB%29.p df [Accessed 18 April 2015]
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2012. Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2006. Pedoman Diagnosis dan
Penatalaksanaan di Indonesia. Available from:
http://www.klikpdpi.com/konsesus/tb/tb.html [Accessed 6 Mei 2015]
Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia. 2012. TBC di Indonesia peringkat ke-4. Available from: http://www.ppti.info/2012/09/tbc-di-indonesia-peringkat-ke-5.html?m=1 [Accessed 28 Mei 2015]
(32)
62
Queensland Government. 2013. Penyakit Tuberkulosis. Avialable from: http://www.health.qld.gov.au/chrisp/tuberculosis/factsheets.asp
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40310/4/Chapter%20II.pdf
Sahat, H, Bambang, S. 2011. “Aspek pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Masyarakat Kaitannya dengan Penyakit TB Paru”. Media Litbang Kesehatan Volume 21 Nomor I Tahun 2011. Available from: http://www.ejournal.litbang.depkes.go.id/indeks.php/MPK/article/download /114/95 [Accessed 21 Mei 2015]
Sudigdo. 2013. Dasar-dasar Metodologi Klinis. Jakarta: Sagung Seto
Sunaryo. 2002. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC. Available from: https://books.google.co.id/books?isbn=9794486620 [Accessed 16 April 2015]
Tim Penggerak PKK Kelurahan Terjun. 2015. Laporan Ketua Tim Penggerak Pkk Kelurahan Terjun Dalam Rangka Evaluasi Pelaksaan Terbaik Phbs Pada Kegiatan Pkk Kb-Kes Tingkat Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014/201. Medan.
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Sumatera Utara. 2011. Indikator Kesejahteraan Daerah Provinsi Sumatera Utara. Available from:
http://www.p2kp.org/warta/files/strategi_percepatan_penanggulangan_kemi skinan.pdf. [Accessed 15 April 2015]
World Health Organization. 2013. Tuberculosis. Available from: http://www.who.int/topics/tuberculosis/en [Accessed 23 April 2015]
World Health Organization. 2014. Tuberculosis Country Profiles. Available from: http://www.who.int/tb/country/data/profiles/en [Accessed 21 Mei 2015]
(33)
28
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, kerangka konsep penelitian ini adalah :
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
3.2Definisi Operasional
Variabel independent penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap keluarga sedangkan variabel dependent penelitian ini adalah perilaku pencegahan tuberkulosis.
3.2.1 Pengetahuan
Perilaku pencegahan tuberkulosis
Sikap keluarga mengenai tuberkulosis
Pengetahuan keluarga mengenai
(34)
29
1. Definisi Operasional
Menurut Notoatmodjo pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris khususnya mata dan telinga terhadap objek tertentu. Tingkat pengetahuan dibagi menjadi enam yaitu tahu, memahami, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.
2. Cara Pengukuran
Pengukuran dilakukan melalui pengisisan kuisioner. 3. Alat Pengukuran
Alat ukur yang digunakan adalah kuisioner, terdiri dari lima pertanyaan mengenai pengetahuan tuberkulosisdan lima pertayaan mengenai pengetahuan pencegahan TB Paru yang telah diuji validitas dan reabilitasnya.
4. Kategori
Menurut Arikunto (2006), tingkat pengetahuan dapat dikategorikan sebagai berikut:
a. Baik: Apabila subyek dapat menjawab dengan benar 76-100% dari seluruh pertanyaan.
b. Sedang: Apabila subyek dapat menjawab dengan benar 56-75% dari seluruh pertanyaan.
c. Kurang: Apabila subyek dapat menjawab dengan benar 40-55% dari seluruh pertanyaan.
5. Skala Pengukuran
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala ordinal. Penentuan skoring kuisioner menggunakan pendekatan skala Guttman, dengan kriteria : apabila menjawab pertanyaan dengan benar diberi nilai 1 dan salah diberi nilai 0.
3.2.2. Sikap
(35)
30
Eagle dan Chaiken (1993) dalam buku A. Wawan dan Dewi M. (2010) mengemukakan bahwa sikap dapat diposisikan sebagai hasil evaluasi terhadap obyek sikap yang diekspresikan ke dalam proses-proses kognitif, afektif (emosi) dan perilaku.
2. Cara Pengukuran
Pengukuran dilakukan dengan metode pengisian kuisioner.
3. Alat Pengukuran
Alat ukur yang digunakan adalah kuisioner yang terdiri dari enam pertanyaan mengenai sikap terhadap tuberkulosis yang terdiri dari enam pertanyaan yang telah diuji validitas dan reabilitasnya.
4. Kategori
Menurut Azwar, S (2011), sikap dapat diukur dengan Skala Likert. Sikap dapat dikatagorikan sebagai berikut:
a. Sikap favourable atau positif apabila skor T ≥ nilai mean (bila data berdistribusinormal. Bila tidak berdistribusi normal menggunakan median.
b. Sikap tidak favourable atau negatif apabila skor T < nilai mean. 5. Skala Pengukuran
Skala pengukuran yang digunakan untuk variabel sikap adalah skala ordinal dengan menggunakan pendekatan skala Likert. Kriteria pengukuran skoring untuk pertanyaan positif yaitu :
a. Sangat Setuju = 5 b. Setuju = 4
c. Ragu-ragu = 3 d. Tidak Setuju = 2
e. Sangat Tidak Setuju= 1
Pengukuran skoring untuk pertanyaan negatif diberi skor sebagai berikut : a. Sangat Setuju = 1
b. Setuju = 2 c. Ragu-ragu = 3
(36)
31
d. Tidak Setuju = 4
e. Sangat Tidak Setuju = 5
3.2.3. Perilaku Pencegahan 1. Definisi Operasional
Perilaku pencegahan penyakit termasuk kedalam bagian perilaku kesehatan. Menurut Notoatmodjo perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan. Sedangkan pengertian perilaku pencegahan penyakit adalah respon untuk melakukan pencegahan penyakit.
2. Cara Pengukuran
Menurut Azwar (2011), pengukuran perilaku positif atau praktek dapat dilakukan melalui dua metode, yakni secara langsung maupun tidak langsung. Dalam penelitian ini, pengukuran perilaku dilakukan secara tidak langsung menggunakan media kuisioner dengan skala Likert (Notoatmodjo 2010).
3. Alat Pengukuran
Alat ukur yang digunakan yaitu kuisioner yang terdiri dari enam pertanyaan. 4. Kategori
Menurut Azwar (2011), kategori penilaian perilaku dibagi menjadi: a. Perilaku positif:jika skor T hasil penghitungan > mean T (50). b. Perilaku negatif:jika skor T hasil perhitungan < mean T (50). 5. Skala Pengukuran
Skala pengukuran yang digunakan untuk variabel perilaku pencegahan adalah skala ordinal. Teknik skala yang dapat digunakan untuk mengukur perilaku adalah dengan menggunakan skala Likert. Kriteria pengukuran skoring untuk pertanyaan positif yaitu :
a. Sangat Setuju = 5 b. Setuju = 4
(37)
32
d. Tidak Setuju = 2 e. Sangat Tidak Setuju= 1
Pengukuran skoring untuk pertanyaan negatif diberi skor sebagai berikut : a. Sangat Setuju = 1
b. Setuju = 2 c. Ragu-ragu = 3 d. Tidak Setuju = 4
e. Sangat Tidak Setuju = 5
3.3Hipotesis
Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah :
1. Ha : terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap keluarga dengan perilaku pencegahan tuberkulosis.
2. Ho : tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap keluarga dengan perilaku pencegahan tuberkulosis.
(38)
33
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat analitik untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap keluarga terhadap perilaku pencegahan TB Paru di Kelurahan Terjun, Medan Marelan. Penelitian ini menggunakan pendekatan secara cross sectional, yaitu penelitian yang pengukuran variabel-variabelnya dilakukan hanya satu kali.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Lingkungan IX dan Lingkungan XII Kelurahan Terjun, Medan Marelan. Alasan pemilihan tempat ini sebagai lokasi penelitian adalah masih banyaknya kasus TB Paru dan penelitian sejenis belum pernah dilakukan sebelumnya.
4.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan mulai bulan September - Oktober 2015 terhadap penduduk yang bermukim di Kelurahan Terjun, Medan Marelan.
4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi
(39)
34
Menurut Sugiyono (2012), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdirinatas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penduduk yang bertempat tinggal di Kelurahan Terjun, Medan Marelan. Populasi pada penelitian ini sebanyak 6847 Kepala Keluarga (KK) atau 25.470 jiwa.
4.3.2. Sampel
Menurut Ferguson (1973), sampel adalah beberapa bagian kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi. Sampel dalam penelitian ini ditentukan secara acak yaitu penduduk yang bertempat tinggal di Lingkungan IX dan Lingkungan XII Kelurahan Terjun, Medan Marelan. Penentuan besar sampel menggunakan tenik purposive sampling,yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012). Pemilihan sampel secara purposive sampling dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh sampel yang representative berdasarkan kriteria Yang ditentukan. Penentuan kriteria diperlukan untuk mengindari timbulnya kesalahan dalam penentuan sampel penelitian.
4.3.3 Kriteria Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan beberapa kriteria untuk sampel penelitian, yaitu kriteria inklusi dan kriteria ekslusi.
1. Kriteria Inklusi
a. Masyarakat yang bertempat tinggal di Lingkungan IX dan Lingkungan XII Kelurahan Terjun pada tahun 2015 yang berusia 17-65 tahun dan dianggap dapat mengisi kuisioner.
b. Bersedia menjadi responden penelitian. 2. Kriteria Ekslusi
a. Responden pernah didiagnosis penyakit TB paru pada awal Januari hingga Mei 2015.
4.4 Metode Pengumpulan Data 4.4.1. Pengumpulan Data
(40)
35
Pengumpulan dan pengambilan data menggunakan data primer yaitu dengan cara pengisian kuesioner soleh responden secara langsung di lapangan. Kuesioner telah dilakukan uji validitas dan realibilitas sehingga dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.
4.4.2. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan kuisioner. Kuisioner yang telah dibuat telah diuji validitas dan reabilitasnya.
4.5. Pengolahan dan Analisa Data 4.5.1 Pengolahan Data
Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara tertentu. Kegiatan-kegiatan dalam mengolah data antara lain (Wahyuni, 2007) :
1. Editing
Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data. Apabila data belum lengkap ataupun ada kesalahan, data dilengkapi dengan mewawancara ulang responden.
2. Coding
Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan komputer.
3. Entri
Data yang telah dibersihkan kemudian dimasukan ke dalam program komputer.
4. Cleaning Data
Pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam komputer guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data.
5. Saving
Proses penyimpanan data untuk siap dianalisis.
(41)
36
Data diolah dengan sistem komputerisasi menggunakan SPSS. Pengolahan dan analisa data statistik dengan menggunakan analisis bivariat yaitu untuk melihat hubungan antara dua variabel. Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu pengetahuan dan sikap serta perilaku pencegahan. Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara pengetahuan dan sikap keluarga dengan perilaku pencegahan tuberkulosis. Analisa bivariat digunakan untuk pengujian hipotesis. Semua analisa bivariat menggunakan uji Chi Square (X2) dengan nilai kemaknaan atau confidence interval 0,05. Interpretasi hasil pada uji Chi-Square:
1. Apabila nilai p < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima (signifikan). 2. Apabila nilai p> 0,05, maka Ho gagal ditolak (tidak signifikan).
(42)
37
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
Proses pengambilan data berlangsung selama empat minggu yaitu pada tanggal 3 Oktober 2015 – 31 Oktober 2015. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Terjun, Medan Marelan dan dibutuhkan 98 orang sebagai sampel penelitian yang sebelumnya telah diberikan penjelasan mengenai penelitian. Setelah mengerti dan bersedia menjadi subjek penelitian, sampel menandatangani inform consent.
5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Terjun. Kelurahan Terjun merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Medan Marelan yang memiliki luas sebesar 1.605 hektar. Kelurahan ini terdiri dari 22 lingkungan dengan batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Pulau si Canang dan Paya Pasir 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Tanah Enam Ratus
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Rengas Pulau dan Paya Pasir 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Hamparan Perak
5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini sebanyak 98 orang, berusia di antara 17-65 tahun dan bertempat tinggal di Kelurahan Terjun. Responden ditentukan dengan menggunakan teknik PurposiveSampling dimana responden dipilih menggunakan kriteria ekslusi dan inklusi hingga memenuhi jumlah sampel yang representatif. Gambaran karakteristik responden yang diamati adalah berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, agama, suku bangsa, dan pekerjaan. Data lengkap mengenai karakteristik responden dapat dilihat dari tabel berikut ini.
(43)
38
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden
Jenis Kelamin
Rentang Usia
Agama Tingkat Pedidika n Suku Bangsa Pekerjaan KATE GORI Laki-laki (36 org : 36,7%)
17-25 (22 org : 22,3 %)
Islam (93 org: 94,9%) Tidak sekolah( 2 org:2%) Aceh (1 org : 1%)
Tidak bekerja (5 org: 5,1 %) Perempuan (62 org: 63,3%) 26-35 (22 org : 22,3%)
Kristen (5 org : 5,1%)
SD (22 org : 22,4%)
Banjar (1 org : 1%)
IRT (37 org : 37,8 %)
36-45 (31 org : 31,5%)
SMP (30 org: 30,6%)
Banten (2 org : 2%)
Wiraswasta (41 org:41,9%)
46-65 (23 org : 23,9%)
SMA (31 org : 31,6%)
Batak (11 org: 11,2%)
Karyawan (5 org: 5,1%)
D1-D3 (4 org : 4,1%)
Jawa (70 org : 71,2%)
PNS
(5 org: 5,1%)
S1-S2 (9 org : 9,2%)
Melayu (9 org : 9,2%)
Siswa (5 org: 5,1%)
Nias (3 org : 3,1%)
Padang( 1 org:1%)
(44)
39
Data dari Tabel 5.1, dapat disimpulkan bahwa jumlah responden terbanyak berdasarkan jenis kelamin adalah perempuan sebanyak 62 orang (63,3 %) diikuti laki-laki sebanyak 36 orang (36,7%).
Dilihat dari karakteristik usia responden yang mengikuti penelitian, jumlah responden terbesar adalah responden dengan kelompok usia 35-45 tahun, yaitu sebanyak 31 orang (31,5%), diikutiresponden kelompok usia 45-65 sebanyak 23 orang (23,9%). Kelompok usia 18-25 dan 26-35 memiliki jumlah responden yang sama besar, yaitu sebanyak 22 orang (22,3%). Responden dalam penelitian ini mayoritas beragama Islam sebanyak 93 orang (94,9 %) diikuti responden beragama Kristen sebanyak 5 orang (5,1%).
Dari tabeldiatas, dapat disimpulkan juga bahwa responden dalam penelitian ini terdiri dari berbagai suku bangsa. Suku Jawa menempati posisi pertama dengan jumlah responden terbanyak sebesar 70 orang (71,2%), diikuti oleh Suku Batak sebesar 11 orang (11,2%), Suku Melayu 9 orang (9,2%), Suku Nias sebesar 3 orang (3,1%) dan Banten sebesar 2 orang (2%). Suku Banjar dan Padang memiliki responden paling sedikit yaitu 1 orang (1%)
Tingkat pendidikan responden paling banyak dari pendidikan SMA/sederajat, yaitu sebanyak 31 orang (31,6%), diikuti oleh pendidikan SMP sebanyak 30 orang (30,6%), kemudian pendidikanSD sebanyak 22 orang (22.4%), pendidikan S1-S2 sebanyak 9 orang (9,2%) dan dari pendidikan D1-D3 yaitu sebanyak 4 orang ( 4,1%) serta responden paling sedikit adalah responden yang tidak bersekolah, yaitu sebanyak 2 orang.
Dilihat dari karakteristik responden berdasarkan pekerjaan, peneliti menyimpulkan responden dalam penelitian ini mayoritas memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, yaitu sebanyak 37 orang (37,7%), diikuti wiraswasta sebanyak 41 orang (41,9%). Tabel tersebut juga menunjukkan bahwa responden yang bekerja sebagai guru (PNS), pedagang, pegawai swasta dan siswa memiliki jumlah yang sama besar yaitu sebanyak 5 orang (5,1%). Responden yang tidak memiliki pekerjaan sebanyak 5 orang (5,1%).
(45)
40
Tabel 5.2 Pengetahuan Keluarga tentang Penyakit TB Paru
Pengetahuan Frequency Percent
Kurang 13 13,3
Cukup 19 19,4
Baik 66 67,3
Total 98 100,0
Dilihat dari tingkat pengetahuan, mayoritas responden telah memilki pengetahuan baik terhadap penyakit TB Paru, yaitu sebanyak 66 orang (67,3%), sedangkan sebanyak 19 orang (19,4%) responden memiliki pengetahuan cukup. Pengetahuan kurang mengenai penyakit TB Paru terdapat pada 13 orang (13,3%) responden.
Tabel 5.3 Pengetahuan Keluarga tentang Pencegahan Penyakit TB Paru Pengetahuan
Frekuensi (n) Persentase (%)
Kurang 23 23,5
Cukup 25 25,5
Baik 50 51,0
Total 98 100,0
Dilihat dari tingkat pengetahuan keluarga tentang pencegahan penyakit TB Paru, mayoritas responden telah memilki pengetahuan baik terhadap pencegahan penyakit TB Paru, yaitu sebanyak 50 orang (51%), sedangkan sebanyak 25 orang (25,5%) responden memiliki pengetahuan cukup. Pengetahuan kurang mengenai penyakit TB Paru terdapat pada 23 orang responden (23,5%).
Tabel 5.4 Sikap Keluarga terhadap Penyakit TB Paru
Frekuensi Persentase
Negatif 43 43,9
Positif 55 56,1
Total 98 100,0
Dari Tabel 5.4 dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden telah memilki sikap positif terhadap penyakit TB Paru, yaitu sebanyak 55 orang (56,1%), sedangkan sebanyak 43 orang (43,9%) responden memiliki sikap negatif.
(46)
41
Tabel 5.5 Perilaku Keluarga Terhadap Pencegahan Penyakit TB Paru
Perilaku Frekuensi Persentase
Negatif 43 43,9
Positif 55 56,1
Total 98 100,0
Tabel 5.5 juga dapat menilai perilaku masyarakat terhadap pencegahan penyakit TB Paru. Mayoritas responden telah memilki perilaku positif terhadappencegahan penyakit TB Paru, yaitu sebanyak 43 orang (43,9%), sedangkan sebanyak 55 orang (56,1%) responden memiliki perilaku negatif.
5.1.3. Hasil Analisis Data
5.1.3.1. Analisa Data Variabel Pengetahuan
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Variabel Pengetahuan Penyakit TB Paru
No Pertanyaan Tahu Tidak tahu
Jumlah % Jumlah %
1. Penyakit tuberkulosis 75 76,5 23 23,5
2. Pengertian tuberkulosis 73 74,5 25 25,5
3. Penyebab tuberkulosis 63 64,3 35 35,7
4. Gejala TB paru 78 79,6 20 20,4
5. TB dapat disembuhkan dengan pengobatan teratur
96 98 2 2
Berdasarkan Tabel 5.6 jumlah responden yang mengetahui tentang penyakit TB Paru adalah 75 orang (76,5%). Jumlah responden yang mengetahui TB adalah penyakit dengan gejala batuk berdahak disertai darah sebanyak 73 orang (73,5%), sedangkan responden yang mengetahui TB Paru disebabkan oleh kuman / bakteri sebanyak 63 orang (64,3%). Pengetahuan responden tentang gejala TB Paru baik, yaitu 78 orang (79,6%) responden menjawab benar. Pengetahuan responden mengenai pengobatan TB, yaitu hampir seluruh jumlah responden, yaitu 96 orang (98%)mengetahui TB Paru dapat disembuhkan dengan pengobatan teratur.
(47)
42
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Variabel Pengetahuan Pencegahan Penyakit TB Paru
No Pertanyaan Tahu Tidak tahu
Jumlah % Jumlah %
1. Penularan TB Paru 50 51 48 49
2. Penularan TB Paru ke orang lain 66 67,3 32 32,7 3. Cara Pencegahan Penularan 87 88,8 11 11,2 4. Imunisasi dapat mencegah TB Paru 54 55,1 44 44,9 5. Gizi baik dapat mencegah penyakit
TB Paru
79 80,6 19 19,4
Apabila dilihat dari jawaban responden, pengetahuan masyarakat mengenai penularan TB Paru kepada orang lain cukup baik. Sebanyak 50 orang (51%) mengetahui TB Paru dapat ditularkan apabila kontak dengan percikan ludah penderita dan sebanyak 66 orang (67,3%) menjawab tidur sekamar dengan penderita TB Parudapat menularkan penyakitnya kepada orang lain. Pengetahuan mengenai cara pencegahan penularan TB Paru baik, yaitu sebanyak 87 orang (88,8%) responden menjawab menutup mulut saat batuk/bersin dan tidak meludah di sembarang tempat sebagai cara pencegahan penularan TB Paru. Persentase masyarakat yang menjawab bahwa imunisasi BCG dapat mencegah penyakit TB Paru dengan masyarakat yang menjawab imunisasi tidak dapat mencegah TB Paru, yaitu 54 orang (55,1%) dan 44 orang (44,9%) dan sebagian besar masyarakat, yaitu 79 orang (80,6%) menjawab bahwa gizi baik dapat mencegah penyakit TB Paru.
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Pengetahuan Jenis kelamin Total
L P
n % n % n %
Kurang 11 11,2 12 12,2 23 23,5
Cukup 8 8,2 18 18,4 26 26,5
Baik 19 19,4 30 30,6 49 50
(48)
43
Tabel 5.8 menunjukkan bahwa pengetahuan baik paling banyak terdapat pada perempuan, yaitu sebanyak 30 orang (30,6%) dan pengetahuan cukup paling banyak terdapat pada perempuan, yaitu sebanyak 18 orang (18,4%). Pengetahuan kurang juga paling banyak terdapat pada perempuan, yaitu sebanyak 12 orang (12,2%).
Tabel 5.9Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden berdasarkan Rentang Usia
Tahu Rentang Usia Total P
value 17-25 26-35 36-45 46-65
Jlh % Jlh % Jlh % jlh % Jlh %
Krg 5 5,1 6 6,1 7 7,2 5 5,1 23 23,5 0,004 Ckp 8 8,2 4 4,1 10 10,2 4 4,1 26 26,5
Baik 9 9,2 12 12,3 14 14,3 14 14,3 49 50
Total 43 43,9 55 56,1 98 100
*Hasil uji Chi-square
Tabel 5.9 menunjukkan bahwa presentase pengetahuan baik paling banyak terdapat kelompok usia 36-45, yaitu sebanyak 14 orang (14,3%) dan pengetahuan cukup dan kurang paling banyak juga terdapat pada kelompok usia 36-45, yaitu sebanyak 10 orang (10,2%) dan 7 orang (7,2%).Hasil uji statistikmenggunakan Pearson menunjukkan p value 0,004 (p<0,05) yang berarti terdapat pengaruh usiaterhadappengetahuan mengenai TB Paru.
(49)
44
5.1.3.2. Analisa Data Variabel Sikap
Tabel 5.10Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Variabel Sikap
No. Pertanyaan Sangat
setuju
Setuju Ragu-ragu Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Tidak tahu
N % N % N % N % N % N %
1. Tanda-tanda/gejala penyakit tuberkulosis paru adalah batuk berdahak lebih dari 2 (tiga) minggu, bercampur darah, dan disertai nyeri.
27 27,6 60 61,2 4 4,1 4 4,1 0 0 3 3,1
2. Penggunaan peralatan makan bersama dengan penderita dapat menularkan penyakit tuberkulosis paru.
22 22,4 59 60,2 5 5,1 12 12,2 0 0 0 0
3. Imunisasi BCG mnecegah tuberkulosis paru.
21 21,4 51 51 8 8,2 15 15,3 2 2 1 1
4. Menutup mulut/hidung saat batuk/bersin menghindari penularan penyakit Tuberkulosis Paru.
21 21,4 67 68,4 4 4,1 6 6 0 0 0 0
5. Tidak meludah di sembarang tempat menghindari penularan penyakit Tuberkulosis Paru.
23 23,5 56 56,1 5 5,1 15 15,3 0 0 0 0
6. Apabila terdapat gejala-gejala tuberkulosis, seseorang harus segera dibawa ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan kesehatan.
(50)
45
Berdasarkan Tabel 5.10 dapat disimpulkan bahwa presepsi masyarakat mengenai penyakit TB Paru dikategorikan positif. Sebagian besar masyarakat, sebanyak 87 orang (88,8%) setuju gejala penyakit TB Paru adalah batuk berdahak disertai darah lebih dari 2 minggu, disertai nyeri dan penurunan berat badan.Presepsi masyarakat mengenai penggunaan peralatan yang sama dengan penderita dapat menularkan penyakit TB Paru bervariasi, sebanyak 81 orang (82,6%) berpendapat setuju dan sebanyak 12 orang (12,2%) lainnya tidak setuju. Sikap masyarakat mengenai imunisasi dapat mencegah TB Paru cukup banyak, sebanyak 72 orang (72,4%) bersikap positif sedangkan sebanyak 17 orang (17,2%) berpendapat bahwa imunisasi tidak dapat mencegah penyakit TB Paru.
Jumlah responden yang memiliki sikap positif terhadap cara pencegahan penularan penyakit TB Paru cukup banyak, sekitar 88 orang (89,8%) responden setuju bahwa menutup mulut pada saat batuk/bersin dapat mencegah penularan TB Paru kepada orang lain dan sekitar 79 (79,6%) orang responden setuju bahwa tidak meludah di sembarang tempat juga mengindari penularan TB Paru kepada orang lain. Hampir seluruh responden, yaitu sebanyak 96 orang (98%) berpendapat bahwa mereka harus memeriksakan diri ke Rumah Sakit/Puskesmas apabila ada anggota keluarga yang memiliki gejala TB Paru.
Tabel 5.11 Distribusi Frekuensi Sikap Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Sikap Jenis kelamin Total P value
L P
Negatif 19 24 43 0,331
Positif 19 36 55
Total 38 60 98
*Hasil uji Chi-square
Tabel 5.11 menunjukkan bahwa sikap positif paling banyak terdapat pada perempuan yaitu sebanyak 36 orang dan sikap negatif paling banyak juga pada responden perempuan sebanyak 24 orang. Hasil uji statistik menggunakan Pearson p value sebesar 0,331 (p>0.05) artinya tidak terdapat pengaruh jenis kelamin terhadap sikap.
(51)
46
Tabel 5.12 Distribusi Frekuensi Sikap Responden berdasarkan Rentang Usia
Sikap Masyarakat Rentang Usia Total
18-25 26-35 35-45 45-65
Negatif 6 11 15 11 43
Positif 16 11 16 12 55
Total 22 22 31 23 98
Berdasarkan Tabel 5.12 sikap positif masyarakat paling besar didapatkan dari kelompok usia 18-25 tahun. Sikap negatif paling banyak terdapat pada kelompok usia 35-45 tahun.
Tabel 5.13 Distribusi Sikap Responden berdasarkan Pekerjaan
*Hasil uji Chi-square
Berdasarkan Tabel 5.13 sikap positif masyarakat paling besar didapatkan dari kelompok pekerjaan PNS,diikuti oleh pelajar dan wiraswasta. Presentase sikap negatif paling besar didapatkan dari pekerjaan tukang becak.
Tabel 5.14 Distribusi Sikap Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat
pendidikan
Sikap
Negatif Positif Total
Tidak sekolah 2 0 2
SD 12 10 22
SMP 16 14 30
SMA/sederajat 10 21 31
D1 0 1 1
D3 1 2 3
S1 2 6 8
S2 0 1 1
Total 43 55 98
Berdasarkan Tabel 5.14 sikap positif masyarakat paling besar didapatkan dari kelompok SMA/sederajat,diikuti oleh SMP. Presentase sikap negatif paling besar didapatkan dari SMP/sederajat.
Pekerjaan
Total - Becak Buruh IRT Pedagang Pegawai PNS Siswa Wiraswasta
Negatif 2 2 7 20 2 2 0 1 7 43
Positif 3 0 2 17 3 3 5 4 18 55
(52)
47
5.1.3.3. Analisa Data Variabel Perilaku
Tabel 5.15 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Variabel Perilaku
No Perilaku
Sgt
setuju Setuju
Ragu-ragu
Sgt tidak setuju
Sgt tdk
stju Tdktahu
N % N % N % N % N % N %
1. Membawa ke RS apabila ada anggota keluarga yang memiliki gejala TB
38 38,3 54 55,1 4 4,1 2 2 0 0
2. Melakukan pemberian vaksinasi BCG kepada anak.
5 5,1 15 15,3 4 4,1 58 58,2 15 15,3 2 2
3. Memberikan makanan sehat untuk
meningkatkan daya tahan tubuh setiap anggota keluarga.
23 23,5 49 49 15 15,3 12 12,2 0 0 0 0
4. Menjaga diri dan segera melakukan kondisi kesehatan diri sendiri ke klinik/rumah sakit apabila ada apabila ada anggota keluarga yang menderita penyakit TB.
25 25,5 64 64,3 4 4,1 6 6,1 0 0 0 0
5. Membatasi
komunikasi apabila ada anggota keluarga atau kerabat yang menderita tuberkulosis.
19 19,4 37 37,8 11 11,2 30 30,6 0 0 1 1
6. Melakukan tindakan pencegahan penularan tuberkulosis.
27 27,6 62 62,2 2 2 8 8,2 0 0 0 0
Berdasarkan Tabel 5.15 dapat disimpulkan bahwa perilaku masyarakat positif terhadap pencegahan TB Paru, yaitu sebanyak 55 orang (56,1%) dan sebanyak 43 orang (43,9%) memiliki perilaku negatif. Perilaku positif dengan memeriksakan anggota keluarga apabila mengalami gejala-gejala TB paru dilakukan pada 92 orang responden. Sebanyak 89 orang responden akan menjaga diri serta segera memeriksakan diri sendiri apabila ada anggota keluarga
(53)
48
mengalami gejala TB paru. Sebagian besar masyarakat, sebanyak 89 orang (90,2%) melakukan tindakan pencegahan penularan penyakit TB paru dengan memisahkan peralatan makan dengan penderita.
Pencegahan TB paru juga dapat dilakukan dengan memberikan imunisasi BCG pada anak dan meningkatkan imunitas tubuh dengan mengkonsumsi makanan bergizi. Sebagian besar masyarakat telah melakukan vaksinasi BCG dan hanya 20 orang (20,4%) tidak melakukan vaksinasi BCG. Sebagian besar masyarakat memiliki perilaku positif, yaitu sebanyak 72 orang (72,5%) dalam hal memberikan makanan bergizi guna meningkatkan imunitas setiap anggota keluarga.
Tabel 5.16 Distribusi Perilaku Masyarakat Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis kelamin
Total
L P
Negatif 18 25 43
Positif 20 35 55
Total 38 60 98
Berdasarkan Tabel 5.16 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki perilaku positif paling banyak terdapat pada kelompok perempuan sebanyak 35 orang. Perilaku negatif juga paling banyak terdapat pada kelompok perempuan sebanyak 25 orang.
Tabel 5.17Distribusi Perilaku Masyarakat Bersarkan Usia
Sikap Rentangusia Total
18-25 26-35 35-45 45-65
Negatif 8 11 13 11 43
Positif 14 11 18 12 55
Total 22 22 31 23 98
Berdasarkan Tabel 5.17 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki perilaku positif paling banyak berada pada kelompok usia 35-45, yaitu sebanyak 18 orang dan perilaku negatif paling banyak berada pada kelompok usia 18-25.
(54)
49
Tabel 5.18Distribusi Perilaku Masyarakat berdasarkan Pekerjaan
Berdasarkan Tabel 5.18 dapat dilihat bahwa responden berdasarkan pekerjaan yang memiliki perilaku positif paling banyak berada pada wiraswasta yaitu sebanyak 18 orang dan perilaku negatif paling banyak berada pada ibu rumah tangga sebanyak 20 orang.
5.1.3.4 Analisis Korelasi Antar Variabel
5.19Hubungan antara Pengetahuan terhadap Sikap Masyarakat mengenai Penyakit Tuberkulosis Paru
Pengetahuan
Sikap
Total
P value Negatif Positif
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Kurang 14 14,3 9 9,2 23 23,5 0,004
Cukup 15 15,3 11 11,2 26 26,5
Baik 15 15,3 34 34,7 49 50
Total 43 43,9 55 56,1 98 100
Setelah dilakukan uji statistikmenggunakan uji statistik Pearsondiperoleh nilai Sig. (2-tailed) atau p value 0,004 (karena p value < 0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap keluarga terhadap penyakit TB Paru di Kelurahan Terjun, Medan Marelan.
Nilai koefisien korelasi Pearson sebesar 0,01 yang artinya menunjukkan bahwa arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi kuat.
5.20Hubungan antara Pengetahuan terhadap Perilaku Pencegahan Penyakit Tuberkulosis Paru
Pengetahuan
Perilaku
Total
P value Negatif Positif
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Kurang 14 14,3 9 9,2 23 23,5 0,009*
Cukup 14 14,3 12 12,2 26 26,5
Baik 15 15,3 34 34,7 49 50
Total 43 43,9 55 56,1 98 100
Sikap
Pekerjaan
Total Tidak
bekerja Becak Buruh IRT Pdagang
Pegawai
Swasta PNS Siswa Wiraswasta
Positif 2 2 7 20 2 2 0 1 7 43
Negative 3 0 2 17 3 3 5 4 18 55
(55)
50
Berdasarkan uji korelasi menggunakan uji statistik Pearson, diperoleh hasil nilai Sig. (2-tailed) atau p value 0,009 (karena p value < 0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya “ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku keluarga terhadap penyakit TB Paru di Kelurahan Terjun, Medan Marelan. Nilai koefisien korelasi Pearson sebesar 0,01 yang artinya menunjukkan bahwa arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi kuat.
Tabel 5.21Hubungan antara Sikap terhadap PerilakuPencegahan Penyakit Tuberkulosis Paru
Sikap
Perilaku
Total
P value Negatif Positif
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Negatif 25 25,5 18 18,4 43 43,9 0,012*
Positif 18 18,4 37 37,8 55 56,1
Total 43 43,9 55 56,1 98 100
Setelah data diuji korelasi menggunakan uji statistik Pearson, diperoleh hasil nilai Sig. (2-tailed) atau p value 0,012 (karena p value < 0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya ada hubungan antara sikap dengan perilaku keluarga terhadap penyakit TB Paru di Kelurahan Terjun, Medan Marelan. Nilai koefisien korelasi Pearson sebesar 0,05 yang artinya menunjukkan bahwa arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi kuat.
(56)
51
5.2 Pembahasan
5.2.1. Pengetahuan Keluarga terhadap Penyakit Tuberkulosis Paru di Kelurahan Terjun, Medan Marelan
Dari tabel 5.6 dapat dilihat bahwa mayoritas masyarakat di Kelurahan Terjun telah mengetahui penyakit TB Paru, yakni sebanyak 78 responden. Berdasarkan jawaban responden didapatkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan kurang mengenai penyakit TB Paru terdapat pada 13 orang (13,3%) responden, pengetahuan cukup sebanyak 19 orang (19,4%) responden, dan pengetahuan baik terhadap penyakit TB Paru, yaitu sebanyak 66 orang (67,3%) responden.
Dalam penelitian ini, masyarakat yang mengetahui penyakit TB Paru mempunyai pendidikan beragam, mulai dari SMA/sederajat hingga S2. Masyarakat yang memiliki pendidikan terakhir D3 dan S2 memiliki presentase pengetahuan terhadap penyakit TB Paru lebih besar dibanding kelompok pendidikan lainnya. Oleh karena itu, peneliti menyimpulkan bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi pengetahuan seseorang terhadap suatu penyakit. Hal tersebut sejalan dengan Notoadmojo(2003) yang mengatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah tingkat pendidikan. Seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Hal ini sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Yessi (2012) mengenai tingkat pengetahuan masyarakat terhadap penyakit TB Paru di Puskesmas Teladan Medan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut pendidikan tertinggi responden adalah SMU, yaitu sebesar 40,6% dimana pengetahuan dan pemahaman responden tentang penyakit TB Parukemungkinan lebih baik dari pada yang berpendidikan SD dan SLTP.
Pengetahuan masyarakat mengenai TB Paru bervariasi, sebagian mayarakattidak mengetahui nama penyakit TB tetapi mengetahui gejalanya, sebagian lagi pernah mendengar penyakit TB Paru melalui orang lain, puskesmas, serta media massa seperti televisi, brosur, dan internet. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan Notoadmojo (2003) yaitu ada faktor lain yang dapat
(57)
52
mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain pengalaman, fasilitas-fasiltas penyedia informasi, seperti televisi, radio dan banyaknya informasi yang didapatkan dari media informasi, seperti koran, majalah, dan lainnya.
Berdasarkan rentang usia, responden dengan kelompok usia 26-35 memiliki presentase pengetahuan lebih besar dibanding kelompok usia lainnya. Hal ini sesuai dengan teori Notoadmojo(2003) mengatakan bahwa umur yang lebih cepat menerima pengetahuan adalah kelompok usia 18-40 tahun.
Berdasarkan Tabel 5.6 mayoritas masyarakat telah mengetahui pengertian penyakit TB Paru yaitu batuk berdahak disertai darah, sedangkan sebagian masyarakat mengetahui bahwa penyakit TB Paru adalah batuk disertai demam atau batuk dengan gatal di tenggorokan. Sebagian besar masyarakat yang mengetahui bahwa kuman sebagai penyebab penyakit TB Paru, sebagian lagi mengetahui debu atau asap rokok sebagai penyebab TB Paru. Sebagian besar masyarakat telah mengetahui gejala penyakit TB Paru dengan benar, sebagian lagi mengetahui gejala TB Paru yaitu batuk disertai demam dan batuk dengan gatal-gatal di tenggorokkan. Semua responden penelitian telah mengetahui bahwa penyakit TB Paru adalah penyakit menular, tetapi tidak semua responden mengetahui bagaimana cara penularan penyakit TB Paru kepada orang lain.
5.2.2 Pengetahuan Keluarga terhadap Pencegahan Penyakit Tuberkulosis Paru di Kelurahan Terjun, Medan Marelan
Pengetahuan keluarga mengenai pencegahan penyakit Tuberkulosis Paru antara lain, sebanyak 23 (23,5%) orang memiliki pengetahuan kurang mengenai pencegahan TB Paru, 25 (25,5%) orang memiliki pengetahuan cukup dan 50 (51%) orang memiliki pengetahuan baik.Pengetahuan keluarga terhadap pencegahan penyakit TB Paru cukup baik. Sebanyak 50 (51%) responden menjawab TB Paru dapat menular kepada orang lain apabila terhirup percikan ludah atau dahak dari penderita TB Paru, sebagian menjawab bicara berhadap-hadapan dengan penderita TB Paru dapat menularkan penyakit kepada orang lain, dan sisanya menjawab penyakit TB Paru dapat ditularkan melalui kandungan. Sebanyak 54 (55,1%) responden telah mengetahui bahwa imunisasi BCG dapat mencegah penyakit TB Paru, dan 44 (44,9%) responden menjawab bahwa
(58)
53
imunisasi BCG tidak dapat mencegah penyakit TB Paru. Sebagian besar masyarakat mengetahui bahwa pemberian gizi baik dapat mencegah penyakit TB Paru,hanya 19 (19,4%) responden yang menjawab bahwa tidak ada hubungan antara pemberian gizi baik dengan pencegahan TB Paru. Hampir seluruh responden mengetahui bahwa penyakit TB Paru dapat disembuhkan apabila penderita menjalankan pengobatan teratur.
5.2.3 Sikap Keluarga terhadap Penyakit Tuberkulosis Paru
Hasil penelitian terhadap 98 responden didapatkan mayoritas responden memiliki sikap positif terhadap penyakit TB Paru, yaitu sebanyak 55 responden (56,1 %) sedangkan sikap negatif sebanyak 43 responden (43,9 %). Hal ini sejalan dengan penelitian (Erwin, 2010) mengenai Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Dengan Perilaku Pencegahan Penularan Tuberkulosis Paru Pada Keluarga menunjukkan mayoritas responden memiliki sikap yang baik dalam pencegahan penularan Tuberkulosis Paru.
Secara teori, sikap sebagai suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respons terhadap situasi sosial yang telah terkendali (Azwar, 2000; 50).Pembentukkan pandangan atau sikap tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pengalaman pribadi, pengalaman orang yang dianggap penting, kebudayaan, media massa, emosional, lembaga pendidikan dan agama.
Dalam penelitian ini, sikap masyarakat mayoritas dipengaruhi oleh pengalaman pribadi mengenai suatu penyakit, pengalaman orang lain yang dianggap penting dan media massa. Sebagian masyarakat memiliki pandangan bahwa TB Paru memiliki gejala seperti batuk berdahak lebih dari 2 minggu disertai darah, nyeri dada, sedangkan sebagian lagi memiliki pandangan bahwa setiap penyakit batuk merupakan penyakit biasa yang disebabkan oleh asap rokok dan debu bukan merupakan gejala suatu penyakit TB Paru.
(1)
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT... . iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR SINGKATAN ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan ... 5
1.4 Manfaat ... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1 Tuberkulosis ... 6
2.1.1 Definisi Tuberkulosis Paru ... 6
2.1.2 Epidemiologi ... 6
2.1.3 Etiologi ... 7
2.1.4 Patogenesis ... 7
2.1.5 Manifestasi Klinis ... 10
2.1.6 Diagnosis ... 11
2.1.7 Penatalaksanaan ... 14
2.2 Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pencegahan ... 15
2.2.1 Pengetahuan ... 15
2.2.2 Sikap ... 18
2.2.3 Perilaku ... 20
2.3 Pencegahan Tuberkulosis ... 22
2.2.1 Pencegahan Primer ... 22
2.2.2 Pencegahan Sekunder ... 23
2.2.3 Pencegahan Tersier ... 24
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. 28 3.1 Kerangka Konsep ... 28
3.2 Definisi Operasional ... 28
3.3 Hipotesis ... 32
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. ... 33
(2)
vii
4.2.1 Lokasi Penelitian ... 33
4.2.2 Waktu Penelitian ... 33
4.3 Populasi dan Sampel ... 33
4.3.1 Populasi ... 33
4.3.2 Sampel ... 34
4.3.3 Kriteria Sampel Penelitian ... 34
4.4 Metode Pengumpulan Data ... 34
4.4.1 Pengumpulan Data ... 34
4.4.2 Instrumen Penelitian ... 34
4.5 Pengolahan dan Analisis Data ... 35
4.5.1 Pengolahan Data ... 35
4.5.2 Analisis Data ... 35
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37
5.1 Hasil Penelitian ... 37
5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 37
5.1.2 Karakteristik Responden ... 37
5.1.3 Hasil Analisis Data ... 41
5.1.3.1 Analisa Data Variabel Pengetahuan ... 41
5.1.3.2 Analisa Data Variabel Sikap ... 44
5.1.3.3 Analisa Data Variabel Perilaku ... 47
5.1.3.4 Analisa Data Korelasi Antar Variabel ... 49
5.2 Pembahasan ... 50
5.2.1 Pengetahuan Keluarga Terhadap Penyakit Tuberkulosis Parudi Kelurahan Terjun, Medan Marelan ... 51
5.2.2 Pengetahuan Keluarga Terhadap Pencegahan Penyakit Tuberkulosis Paru diKelurahan Terjun, Medan Marelan ... 52
5.2.3SikapKeluarga Terhadap Pencegahan Penyakit Tuberkulosis Paru di Kelurahan Terjun, Medan Marelan ... 53
5.2.4Perilaku Keluarga Terhadap Penyakit Tuberkulosis Parudi Kelurahan Terjun, Medan Marelan ... 54
5.2.5Hubungan Pengetahun Keluarga dengan Perilaku PencegahanPenyakit Tuberkulosis Paru... 55
5.2.6Hubungan Sikap Keluarga dengan Perilaku Pencegahan Penyakit Tuberkulosis Paru ... 55
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 57
6.1 Kesimpulan ... 57
6.2 Saran ... 58
DAFTAR PUSTAKA ... 60 LAMPIRAN
(3)
viii
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Paduan Obat Anti-Tuberkulosis ... 14 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden... ... 38 Tabel 5.2PengetahuanKeluarga tentang Penyakit TB Paru ... 40 Tabel 5.3Pengetahuan Keluarga tentang Pencegahan Penyakit TB Paru40 Tabel 5.4Sikap Keluarga terhadap Penyakit TB Paru ... 40 Tabel 5.5Perilaku Keluarga terhadap Pencegahan Penyakit TB Paru ... 41 Tabel 5.6Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada
Variabel Pengetahuan Penyakit TB Paru ... 41 Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada
Variabel Pengetahuan Pencegahan Penyakit TB Paru ... 42 Tabel 5.8Distribusi FrekuensiPengetahuan Responden berdasarkan
Jenis Kelamin ... 42 Tabel 5.9Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden berdasarkan
Rentang Usia ... 43 Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada
Variabel Sikap ... 44 Tabel 5.11Distribusi Sikap Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 45 Tabel 5.12Distribusi Frekuensi Sikap Responden berdasarkan Rentang
Usia ... 46 Tabel 5.13Distribusi Sikap Responden berdasarkan Pekerjaan ... 46 Tabel 5.14Distribusi Sikap Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan46 Tabel 5.15Distribusi Frekuensi Jawaban RespondenBerdasarkan
Variabel Perilaku ... 47 Tabel 5.16Distribusi Perilaku Masyarakat berdasarkan Jenis Kelamin .... 48 Tabel 5.17Distribusi Perilaku Masyarakat berdasarkan Usia ... 48 Tabel 5.18Distribusi Perilaku Masyarakat berdasarkan Pekerjaan ... 49
(4)
ix
Tabel 5.19Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Masyarakat mengenai Penyakit Tuberkulosis ... 49 Tabel 5.20Hubungan Pengetahuan terhadapPerilaku Pencegahan
Penyakit Tuberkulosis Paru... 49 Tabel 5.21Hubungan antara SikapterhadapPerilaku Perilaku Pencegahan Penyakit Tuberkulosis Paru... 50
(5)
x
DAFTAR SINGKATAN
BAL Bronchoalveolar Lavage
BCG Bacille Calmette-Guérin
BJH Biopsi Jarum Halus
BPS Badan Pusat Statistik
BTA Bakteri Tahan Asam
Depkes Departemen Kesehatan
EQA External Quality Assurance
JEMM Joint External Tuberculosis Monitoring Mission
Kepmenkes Keputusan Menteri Kesehatan
KIE Komunikasi, Informasi, dan Edukasi
MDG Millennium Development Goals
MDR Multi Drug Resistant
MOTT Mycobacterium other than tuberculosis
OAT Obat Anti-Tuberkulosis
PDPI Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
Starnas Strategi Nasional
TB Tuberkulosis
(6)
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2 Kuisioner Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pencegahan TB Paru Lampiran 3 Lembar Penjelasan Penelitian
Lampiran 4 Lembar Pernyataan Persetujuan Setelah Penjelasan (Inform Consent)
Lampiran 5 Surat Komisi Etik Izin Penelitian (Ethical Clearance) Lampiran 6 Surat Rekomendasi Penelitian Balitbang
Lampiran 7 Surat Izin Penelitian MEU Lampiran 8 Hasil Uji Statistik (Output) Lampiran 9 Data Induk (Master Data) Lampiran 10 Logbook Penelitian