56
hubungan yang bermakna dengan perilaku pencegahan penyakit TB Paru p = 0,004 .
5.2.6. Hubungan Sikap KeluargaDengan PerilakuPencegahan Penyakit Tuberkulosis Paru
Hasil analisis hubungan sikap dengan perilaku pencegahan penyakit TB Parudi Kelurahan Terjun, Medan Marelan diperoleh bahwa dari 55 responden
yang memiliki sikap positif, 37 37,8 orang diantaranya memiki perilaku positif dan 18 18,4 orang memiliki perilaku negatif sedangkan dari kelompok sikap
negatif, yaitu sebanyak 43 43,9 orang, terdapat 18 18,4 orang memiliki perilaku positif dan 25 25,5 orang memiliki perilaku negatif.
Hasil uji statistik diperoleh nilai p 0,05 p=0,012, artinya terdapat hubungan yang bermakna antara sikap dengan perilaku pencegahan penyakit
Tuberkulosis Paru. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Purnawaty, Y 2011 mengenai hubungan pengetahuan dan sikap terhadap
perilaku pencegahan penularan pada penderita Tuberkulosis Paru dewasa muda di Balai Besar Kesehatan Paru masyarakat Surakarta menyatakan ada hubungan
antara sikap dengan perilaku pencegahan penularan penyakit Tuberkulosis Paru pada dewasa mu
da di BBKPM Surakarta ρ- value 0.003.
Universitas Sumatera Utara
57
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Pengetahuan masyarakat Kelurahan Terjun, Medan Marelan mengenai penyakit TB Paru antara lain : pengetahuan kurang sebesar 13,3 , peengetahuan
cukup sebesar 19,4, dan pengetahuan baik sebesar67,3.Pengetahuan masyarakatmeliputi pengetahuan mengenai gejalatanda penyakit TB Paru,
penyebab, penularan penyakit, pengobatan kepada penderita TB Paru hingga pencegahan penyakit TB Paru. Sebagian besar masyarakat sudah mengetahui
tanda dan gejala penyakit TB Paru serta penyebabpenyakitTB Paru adalah kumanbakteri. Namun, sebagianmasyarakat lainnya masih beranggapan
bahwapenyebab penyakit TB Paru adalah penyakit akibat debu atau asap rokok dan berkaitan dengan keturunan.
Pengetahuan masyarakat mengenai pencegahan TB Paru baik sebesar 51, cukup sebesar 25,5 dan kurang sebesar 23,5. Sebagian besar masyarakat
belum mengetahui bahwa imunisasi BCG pada anak dapat mencegah penyakit TB Paru. Pengetahuan masyarakat mengenai pencegahan penularan penyakit TB Paru
juga masih kurang. Walaupun mereka mengetahui bahwa TB Paru adalah penyakit menular, tetapi mereka tidak mengetahui penularan TB Paru dapat terjadi
apabila terhirup percikan ludah dan tidur bersama-sama kontak dengan penderita TB Paru.
Sikap masyarakat terhadap pencegahan TB Paru dikategorikan menjadi dua, yaitu positif dan negatif. Sikap masyarakat positif terhadap pencegahan
penyakit TB Paru sebesar 56,1 sedangkan sikap negatif sebesar 44,1 . Sebagian masyarakat berpendapat bahwa imunisasi BCG dapat mencegah
penyakit TB Paru, sebagian lagi mengatakan imunisasi tidak dapat mencegah penyakit TB Paru. Persepsi sebagian masyarakat bahwa penyakit TB Paru adalah
penyakit batuk biasa yang diakibatkan rokok atau debu ternyata berpengaruh pada
Universitas Sumatera Utara