57
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Pengetahuan masyarakat Kelurahan Terjun, Medan Marelan mengenai penyakit TB Paru antara lain : pengetahuan kurang sebesar 13,3 , peengetahuan
cukup sebesar 19,4, dan pengetahuan baik sebesar67,3.Pengetahuan masyarakatmeliputi pengetahuan mengenai gejalatanda penyakit TB Paru,
penyebab, penularan penyakit, pengobatan kepada penderita TB Paru hingga pencegahan penyakit TB Paru. Sebagian besar masyarakat sudah mengetahui
tanda dan gejala penyakit TB Paru serta penyebabpenyakitTB Paru adalah kumanbakteri. Namun, sebagianmasyarakat lainnya masih beranggapan
bahwapenyebab penyakit TB Paru adalah penyakit akibat debu atau asap rokok dan berkaitan dengan keturunan.
Pengetahuan masyarakat mengenai pencegahan TB Paru baik sebesar 51, cukup sebesar 25,5 dan kurang sebesar 23,5. Sebagian besar masyarakat
belum mengetahui bahwa imunisasi BCG pada anak dapat mencegah penyakit TB Paru. Pengetahuan masyarakat mengenai pencegahan penularan penyakit TB Paru
juga masih kurang. Walaupun mereka mengetahui bahwa TB Paru adalah penyakit menular, tetapi mereka tidak mengetahui penularan TB Paru dapat terjadi
apabila terhirup percikan ludah dan tidur bersama-sama kontak dengan penderita TB Paru.
Sikap masyarakat terhadap pencegahan TB Paru dikategorikan menjadi dua, yaitu positif dan negatif. Sikap masyarakat positif terhadap pencegahan
penyakit TB Paru sebesar 56,1 sedangkan sikap negatif sebesar 44,1 . Sebagian masyarakat berpendapat bahwa imunisasi BCG dapat mencegah
penyakit TB Paru, sebagian lagi mengatakan imunisasi tidak dapat mencegah penyakit TB Paru. Persepsi sebagian masyarakat bahwa penyakit TB Paru adalah
penyakit batuk biasa yang diakibatkan rokok atau debu ternyata berpengaruh pada
Universitas Sumatera Utara
58
munculnya sikapkurang peduli dari masyarakat terhadap akibatyang dapat ditimbulkan oleh penyakit TB Paru.
Demikian juga, perilaku masyarakat Kelurahan Terjun terhadap pencegahan penyakit TB Paru dikategorikan menjadi dua, yaitu positif dan
negatif. Sebagian masyarakat, yakni sekitar 20,4 tidak melakukan pemberian imunisasi kepada anak.Selain itu, sebanyak 30,6 tidak membatasi komunikasi
apabila salah satu anggota keluarga tekena TB Paru. Alasan mereka adalah takut anggota keluarga tersebut merasa diasingkan. Perilaku dan kesadaran sebagian
masyarakat untukmemeriksakan dahak dan menggunakan fasilitaspelayanan kesehatan juga masih kurang karena merekamalu dan takut divonis menderita TB
Paru. Berdasarkan hasil analisis hubungan antara pengetahuan keluarga
denganperilaku pencegahan penyakit TB Paru di Kelurahan Terjun diperoleh bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dan perilaku pencegahan penyakit
Tuberkulosis Paru. Demikian pula, hasil analisis hubungan antara sikap keluarga
denganperilaku pencegahan penyakit Tuberkulosis Paru di Kelurahan Terjun diperoleh bahwa terdapat hubungan antara sikap dengan perilaku pencegahan
penyakit Tuberkulosis Paru di Kelurahan Terjun, Medan Marelan.
6.2. Saran