Jadwal Penelitian Data Penelitian Kesimpulan

50 pengujian ini dilakukan dengan menghitung serta melihat nilai signifikansinya yaitu dengan ketentuan sebagai berikut: Ho diterima jika signifikansi 0.05 Ha diterima jika signifikansi 0.05

3.7.3 Uji signifikasi simultan F-test

Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji ini digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen yaitu perputaran modal kerja, perputaran persediaan, perputaran aset tetap, perputaran piutang, current ratio, quick ratio, debt to asset ratio, debt to equity ratio berpengaruh terhadap profitabilitas secara simultan. Bentuk pengujiannya adalah : Ho : b1 = 0, artinya suatu variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Ha : b1 ≠ 0, artinya suatu variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan : Ho diterima jika signifikansi 0.05 Ha diterima jika signifikansi 0.05

3.8 Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian yang telah dirancang oleh peneliti adalah sebagai berikut: Tabel 3.3 Jadwal Penelitian Universitas Sumatera Utara 51 No Tahapan Penelitian Juni 2014 Juli 2014 Agustus 2014 Keterangan 1 Pengajuan proposal skripsi 1 minggu 2 Bimbingan proposal skripsi 1 minggu 3 Seminar proposal skripsi 1 minggu 3 Pengumpulan data 1 minggu 4 Pengolahan data 1 minggu 5 Bimbingan skripsi 1 minggu 6 Penyelesaian penulisan laporan penelitian 2 minggu 7 Sidang skripsi 1 minggu Sumber : diolah penulis, 2014 Universitas Sumatera Utara 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Penelitian

Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI selama tahun 2010 - 2013. Perusahaan yang dijadikan sampel berjumlah 12 perusahaan, sehingga data penelitian secara keseluruhan berjumlah 48 12 x 4 sampel. Daftar perusahaan yang telah ditentukan dapat dilihat pada lampiran.

4.2 Analisis Hasil Penelitian

4.2.1 Statistik deskriptif

Statistik deskriptif dalam penelitian ini hanya mendeskripsikan sampel dan tidak membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana sampel diambil. Menurut Ghozali 2006 : 78, “statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dapat dilihat dari rata-rata mean, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range dan kemencengan distribusi”. Statistik deskriptif akan dijelaskan dalam tabel berikut ini. Universitas Sumatera Utara 53 Tabel 4.1 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation ROA 48 -5.10 21.93 8.6669 5.75205 WCT 48 -785.62 13349.80 1.2683E3 2057.52399 ITO 48 133.13 1587.30 5.8171E2 353.50696 FAT 48 70.86 1239.70 3.8574E2 232.57756 RT 48 324.80 3365.95 9.5178E2 728.62737 CR 48 73.70 385.60 1.6408E2 63.61023 QR 48 42.65 216.87 1.0086E2 42.97946 DAR 48 20.20 93.50 50.3810 17.82245 DER 48 13.91 1438.30 1.6460E2 236.99784 Valid N listwise 48 Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2014 Berdasarkan data dari tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa : a. Variabel working capital turnover X 1 memiliki sampel N sebanyak 48 dengan nilai minimum terkecil -785.62, nilai maksimum terbesar 13349.80 dan mean nilai rata-rata 1.2683E3. Standar Deviation simpangan baku variabel ini adalah 2057.52399. b. Variabel inventory turnover X 2 memiliki sampel N sebanyak 48 dengan nilai minimum terkecil 133.13, nilai maksimum terbesar 1587.30 dan mean nilai rata-rata 5.8171E2. Standar Deviation simpangan baku variabel ini adalah 353.50696. c. Variabel fixed asset turnover X 3 memiliki sampel N sebanyak 48 sampel dengan nilai minimum terkecil 70.86, nilai maksimum Universitas Sumatera Utara 54 terbesar 1239.70 dan mean nilai rata-rata 3.8574E2. Standar Deviation simpangan baku variabel ini adalah 232.57756. d. Variabel receivable turnover X 4 memiliki sampel N sebanyak 48 sampel dengan nilai minimum terkecil 324.80, nilai maksimum terbesar 3365.95 dan mean nilai rata-rata 9.5178E2. Standar Deviation simpangan baku variabel ini adalah 728.62737. e. Variabel current ratio X 5 memiliki sampel N sebanyak 48 sampel dengan nilai minimum terkecil 73.70, nilai maksimum terbesar 385.60 dan mean nilai rata-rata 1.6408E2. Standar Deviation simpangan baku variabel ini adalah 63.61023. f. Variabel quick ratio X 6 memiliki sampel N sebanyak 48 sampel dengan nilai minimum terkecil 42.65, nilai maksimum terbesar 216.87 dan mean nilai rata-rata 1.0086E2. Standar Deviation simpangan baku variabel ini adalah 42.97946. g. Variabel debt to asset ratio X 7 memiliki sampel N sebanyak 48 sampel dengan nilai minimum terkecil 20.20, nilai maksimum terbesar 93.50 dan mean nilai rata-rata 52.8998. Standar Deviation simpangan baku variabel ini adalah 17.82245. h. Variabel debt to equity ratio X 8 memiliki sampel N sebanyak 48 sampel dengan nilai minimum terkecil 13.91, nilai maksimum terbesar 1438.30 dan mean nilai rata-rata 1.6460E2. Standar Deviation simpangan baku variabel ini adalah 236.99784. Universitas Sumatera Utara 55 i. Variabel profitabilitas ROA Y memiliki sampel N sebanyak 48 dengan nilai minimum terkecil -5.10, nilai maksimum terbesar 21.93 dan mean nilai rata-rata 8.6669. Standar Deviation simpangan baku variabel ini adalah 5.75205. j. Jumlah sampel yang ada sebanyak 48 sampel.

4.2.2 Uji asumsi klasik

Syarat yang menjadi dasar penggunaan model regresi berganda dengan metode estimasi Ordinary Least Square OLS adalah dipenuhinya semua asumsi klasik, agar hasil pengujian bersifat tidak bias dan efisien Best Linear Unbiased Estimator. Best artinya yang terbaik, dalam arti garis regresi merupakan estimasi atau ramalan yang baik dari suatu sebaran data. Garis regresi merupakan cara memahami pola hubungan antara dua seri data atau lebih. Garis regresi adalah best jika garis itu menghasilkan error yang terkecil. Error itu sendiri adalah perbedaan antara nilai observasi dan nilai yang diramalkan oleh garis regresi. Jika best disertai sifat unbiased, maka estimator regresi disebut efisien. Estimator regresi akan disebut linear apabila, estimator itu merupakan fungsi linear dari sampel. Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program statistik. Menurut Ghozali 2006 : 123, asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah: • Berdistribusi normal. • Non-Multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati sempurna. • Non-Autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi tidaksaling berkorelasi. Universitas Sumatera Utara 56 • Non-Heterokedastisitas, artinya variance variabel independen dari satu pengamatan ke pengamatan lain adalah konstan atau sama.

1. Uji normalitas

Uji data statistik dengan model Kolmogorov-Smirnov dilakukan untuk mengetahui apakah data sudah terdistribusi secara normal atau tidak . Ghozali 2006 : 115, memberikan pedoman pengambilan keputusan rentang data mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov yang dapat dilihat dari: a nilai sig. atau signifikan atau probabilitas 0.05, maka distribusi data adalah tidak normal b nilai sig. atau signifikan atau probabilitas 0.05, maka distribusi data adalah normal. Hasil uji normalitas dengan menggunakan model Kolmogorov Smirnov adalah seperti yang ditampilkan berikut ini. Universitas Sumatera Utara 57 Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardiz ed Residual N 48 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation 3.22905751 Most Extreme Differences Absolute .076 Positive .071 Negative -.076 Kolmogorov-Smirnov Z .527 Asymp. Sig. 2-tailed .944 a. Test distribution is Normal. Sumber: Output SPSS, diolah penulis, 2014 Dari tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa hasil pengujian statistik dengan menggunakan model Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil Asymp. Sig. 2-tailed sebesar 0.944 yaitu lebih besar dari 0.05. Sesuai dengan ketentuan rentang data yang telah ditentukan diatas, maka data terdistribusi normal. Berikut hasil uji normalitas dengan menggunakan Histogram dan Plot : Universitas Sumatera Utara 58 Gambar 4.1 Uji Normalitas Data Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2014 Dengan melihat gambar 4.1 tampilan histogram, dapat disimpulkan bahwa grafik yang ditunjukkan dalam histogram membentuk pola yang simetris artinya pola yang tidak mencondong ke kanan maupun ke kiri. Hal ini menunjukkan bahwa data yang diperoleh dan diolah telah terdistribusi secara normal . Gambar 4.2 Uji Normalitas Data Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2014 Universitas Sumatera Utara 59 Menurut pendapat Ghozali 2006 : 112, “pendeteksian normalitas dapat dilakukan dengan cara melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik, yaitu jika data titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, hal ini menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal”. Gambar 4.2 menunjukkan bahwa data titik menyebar di sekitar dan mendekati garis normal, hali ini sejalan dengan hasil pengujian dengan menggunakan histogram yang menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal. Maka dapat disimpulkan bahwa data secara keseluruhan telah terdistribusi secara normal.

2. Uji multikolinieritas

Ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi, dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya.nilai variance Inflatin Factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi karenaVIF =1tolerance. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya mutikolineritas adalah nilai Tolerance 0,10 atau sama dengan VIF 10 Ghozali, 2006: 91. Universitas Sumatera Utara 60 Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a. Dependent variable: ROA Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2014 Pada penelitian ini, penulis menggunakan uji multikoliniearitas untuk mendeteksi apakah terdapat gejala multikolinearitas dalam penelitian yaitu dengan melihat besaran korelasi antar variabel independen dan besarnya tingkat kolinearitas yang masih dapat ditoleransi. Berdasarkan tabel 4.3 diatas, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bebas dari adanya multikolinearitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masing–masing variabel independen yang digunakan dalam penelitian, memiliki nilai Tolerance yang lebih besar dari 0.10 yaitu nilai tolerance WCT sebesar 0.764, nilai tolerance ITO sebesar 0,212, nilai tolerance FAT sebesar 0.414, nilai tolerance RT sebesar 0.224, nilai tolerance CR sebesar 0.193, nilai tolerance QR sebesar 0.261, nilai tolerance DAR sebesar 0.255 dan nilai Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant WCT .764 1.309 ITO .212 4.725 FAT .414 2.414 RT .224 4.458 CR .193 5.191 QR .261 3.825 DAR .255 3.924 DER .353 2.832 Universitas Sumatera Utara 61 tolerance DER sebesar 0.353. Perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama, dimana variabel independen memiliki nilai VIF yang kurang dari 10 yaitu nilai VIF untuk WCT sebesar 1.309, nilai VIF untuk ITO sebesar 4.725, nilai VIF untuk FAT sebesar 2.414, nilai VIF untuk RT sebesar 4.458, nilai VIF untuk CR sebesar 5.191, nilai VIF untuk QR sebesar 3.825, nilai VIF untuk DAR sebesar 3.924 dan VIF untuk DER sebesar 2.832. Maka dari hasil tabel secara keseluruhan menunjukkan bahwa tidak terdapatnya multikolinearitas antar variabel independen dalam model ini.

3. Uji Heterokedatisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varians yang satu dengan pengamatan yang lain tetap maka disebut homokedastisitas dan jika varians nya berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Ghozali 2006 : 105 menyatakan bahwa “model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas”. Dalam penelitian ini, untuk mendetaksi ada atau tidaknya gejala heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik plot yang dihasilkan dari pengolahan data dengan menggunakan program SPSS. Dasar keputusannya adalah : 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengidentifikasi telah terjadi heterokedastisitas Universitas Sumatera Utara 62 2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalis apakah terjadi heterokedastisitas. Gambar 4.3 Uji Heteroskedastisitas Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2014 Grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi. Alasan mengapa titik–titik menyebar menjauh dari titik–titik yang lain dikarenakan data penelitian yang berbeda antara data yang satu dengan data yang lain. Universitas Sumatera Utara 63

4. Uji autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu observasi dengan observasi lain pada model regresi. Uji yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Uji Durbin- Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu first autocorection dan mensyaratkan adanya intercept konstanta dalam model regersi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel dependen. Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi yaitu: 1 angka D-Wdi bawah -2 berarti ada autokorelasi positif 2 angka D-Wdi antara -2 sampai+2 berarti tidak ada autokorelasi 3 angka D-Wdi atas +2 berarti ada autokorelasi negative Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .828 a .685 .620 3.54481 2.315 a. Predictors: Constant, DER, WCT, RT, QR, FAT, CR, DAR, ITO b. Dependent Variable: ROA Sumber: Output SPSS, diolah penulis,2014 Tabel 4.4 menunjukkan hasil dari uji autokorelasi variabel penelitian. Berdasarkan dari hasil uji autokolerasi, dapat dilihat bahwa dalam variabel penelitian tidak terdapat autokolerasi yang ditunjukkan dari nilai Durbin – Universitas Sumatera Utara 64 Watson D-W sebesar 2.315. Angka D-W berada diatas +2, yang mengartikan bahwa terdapat autokorelasi negatif.

4.2.3 Analisis regresi a. Analisis Regresi Berganda

Berdasarkan hasil uji asumsi klasik, disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best Linear Unbiased Estimstor BLUE dan sudah layak untuk dilakukan analisis statistik selanjutnya yaitu melakukan pengujian hipotesis. Hasil pengolahan data dengan analisis regresi adalah sebagai berikut Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi Coefficient a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 13.143 4.894 2.686 .011 WCT .000 .000 -.252 -2.452 .019 ITO .007 .003 .435 2.224 .032 FAT .013 .003 .517 3.699 .001 RT -.004 .001 -.475 -2.503 .017 CR .001 .019 .011 .054 .957 QR -.023 .024 -.174 -.989 .329 DAR -.118 .057 -.366 -2.054 .047 DER -.006 .004 -.231 -1.528 .135 a. Dependent Variable : ROA Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2014 Berdasarkan tabel 4.5 diatas, maka persamaan regresi linear berganda sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 65 Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7Xb + b8X8 + e ROA = 13.143 + 0 WCT + 0.007 ITO + 0.0013 FAT + - 0.004 RT + 0,001 CR + -0.023 QR + -0.118 DAR + -0.006 DER + e Keterangan : 1 Konstansta sebesar 13.143 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen X1 = 0, X2 = 0 dan seterusnya maka ROA sebesar 13.143, 2 β 1 sebesar 0 menunjukkan bahwa setiap kenaikan Working Capital Turnover sebesar 1 maka tidak akan menurunkan atau menaikkan ROA dengan asumsi variabel lain tetap. 3 β 2 sebesar 0.007 menunjukkan bahwa setiap kenaikan Inventory Turnover sebesar 1 maka akan diikuti oleh kenaikan ROA sebesar 0.014 dengan asumsi variabel lain tetap. 4 β 3 sebesar 0.013 menunjukkan bahwa setiap kenaikan Fixed Asset Turnover sebesar 1 maka akan diikuti oleh kenaikan ROA sebesar 0.013 dengan asumsin variabel lain tetap. 5 Β 4 sebesar -0.004 menunjukkan bahwa setiap kenaikan Receivable Turnover sebesar 1 maka akan diikuti oleh penurunan ROA sebesar 0.004 dengan asumsi variabel lain tetap. Universitas Sumatera Utara 66 6 Β 5 sebesar 0.001 menunjukkan bahwa setiap kenaikan Current Ratio sebesar 1 maka akan diikuti oleh kenaikan ROA sebesar 0.001 dengan asumsi variabel lain tetap. 7 Β 6 sebesar -0.023 menunjukkan bahwa setiap kenaikan Quick Ratio sebesar 1 maka akan diikuti oleh penurunan ROA sebesar 0.023 dengan asumsi variabel lain tetap. 8 Β 7 sebesar -0.118 menunjukkan bahwa setiap kenaikan Debt to Asset Ratio sebesar 1 maka akan diikuti oleh penurunan ROA sebesar 0.118 dengan asumsi variabel lain tetap. 9 Β 8 sebesar -0.006 menunjukkan bahwa setiap kenaikan Debt to Equity Ratio sebesar 1 maka akan diikuti oleh penurunan ROA sebesar 0.006 dengan asumsi variabel lain tetap.

b. Analisis Koefisien determinasi

Nilai Koefisien Korelasi R menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R diatas 0,5 dan mendekati 1. Tabel 4.6 Pedoman Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Sumber : Sugiyono, Metode penelitian Bisnis 2007: 183 Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0.00 – 0.199 0.20 – 0.399 0.40 – 0.599 0.60 – 0.799 0.80 – 1.000 Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat Universitas Sumatera Utara 67 Koefisien determinasi R square menunjukkan seberapa besar variabel dependen. Nilai R square adalah nol sampai dengan satu, apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel – variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi-variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjalankan variasi-variabel dependen semakin terbatas. Nilai R square memiliki kelemahan yaitu R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh sognifikan terhadap variabel dependen. Tabel 4.7 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .828 a .685 .620 3.54481 2.315 a. Predictors: Constant, DER, WCT, RT, QR, FAT, CR, DAR, ITO b. Dependent Variable: ROA Sumber: Output SPSS, diolah penulis,2014 Angka koefisien determinasi Adjusted R Square menunjukkan angka 0.620 atau 62, artinya hanya 62 variasi dari profitabilitas bisa dijelaskan oleh variabel independen, sedangkan sisanya 38 dijelaskan oleh variasi atau faktor lain. Hal ini menunjukkan tingkat prediksi variabel independen terhadap variabel dependen dikatakan kuat. Universitas Sumatera Utara 68

4.2.4. Pengujian hipotesis 1. Uji signifikansi parsial

Uji t bertujuan untuk menguji apakah suatu variabel bebas independen berpengaruh atau tidak terhadap variabel terikat dependen secara parsial. Uji t menggunakan hipotesis seperti yang dijelaskan berikut ini. Ho: b1,b2,b3= 0, artinya working capital turnover, inventory turnover, fixed asset turnover, receivable turnover, current ratio, quick ratio, debt to asset ratio, dan debt to equity ratio tidak mempunyai pengaruh terhadap profitabilitas secara parsial pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Ha: b1,b2,b3 ≠0, artinya working capital turnover, inventory turnover, fixed asset turnover, receivable turnover, current ratio, quick ratio, debt to asset ratio, dan debt to equity ratio mempunyai pengaruh terhadap profitabilitas secara parsial pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapun kriteria pengujiannya yaitu: Ho diterima jika signifikansi 0.05 Ha diterima jika signifikansi 0.05 Universitas Sumatera Utara 69 Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi Coefficient a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 13.143 4.894 2.686 .011 WCT .000 .000 -.252 -2.452 .019 ITO .007 .003 .435 2.224 .032 FAT .013 .003 .517 3.699 .001 RT -.004 .001 -.475 -2.503 .017 CR .001 .019 .011 .054 .957 QR -.023 .024 -.174 -.989 .329 DAR -.118 .057 -.366 -2.054 .047 DER -.006 .004 -.231 -1.528 .135 Tabel 4.8 menunjukkan hasil pengujian statistik uji-t yang menjelaskan pengaruh variabel independen secara parsial sebagai berikut : 1 Pengaruh working capital turnover terhadap profitabilitas ROA Nilai signifikansi sebesar 0.019 menunjukkan bahwa nilai Sig. untuk uji t secara parsial lebih kecil dari 0.05 sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil pengujian statistik yang melihat nilai signifikansi pada uji T bahwa working capital turnover secara parsial berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas pada tingkat kepercayaan 95. 2 Pengaruh inventory turnover terhadap profitabilitas ROA Universitas Sumatera Utara 70 Nilai signifikansi sebesar 0.032 menunjukkan bahwa nilai Sig. untuk uji t secara parsial lebih kecil dari 0.05 sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil pengujian statistik yang melihat nilai signifikansi yaitu bahwa inventory turnover secara parsial berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas pada tingkat kepercayaan 95. 3 Pengaruh fixed asset turnover terhadap profitabilitas ROA Nilai signifikansi sebesar 0.001 menunjukkan bahwa nilai Sig. untuk uji t secara parsial lebih kecil dari 0.05 sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil pengujian statistik yang melihat nilai signifikansi yaitu bahwa fixed asset turnover secara parsial berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas pada tingkat kepercayaan 95. 4 Pengaruh receivable turnover terhadap profitabilitas ROA Nilai signifikansi sebesar 0.017 menunjukkan bahwa nilai Sig. untuk uji t secara parsial lebih kecil dari 0.05 sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil pengujian statistik yang melihat nilai signifikansi yaitu bahwa receivable turnover secara parsial berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas pada tingkat kepercayaan 95. 5 Pengaruh current ratio terhadap profitabilitas ROA Nilai signifikansi sebesar 0.957 menunjukkan bahwa nilai Sig. untuk uji t secara parsial lebih besar dari 0.05 sehingga Ho diterima Universitas Sumatera Utara 71 dan Ha ditolak. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil pengujian statistik yang melihat nilai signifikansi yaitu bahwa current ratio secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas pada tingkat kepercayaan 95. 6 Pengaruh quick ratio terhadap profitabilitas ROA Nilai signifikansi sebesar 0.329 menunjukkan bahwa nilai Sig. untuk uji t secara parsial lebih besar dari 0.05 sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil pengujian statistik yang melihat nilai signifikansi yaitu bahwa quick ratio secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas pada tingkat kepercayaan 95. 7 Pengaruh debt to asset ratio terhadap profitabilitas ROA Nilai signifikansi sebesar 0.047 menunjukkan bahwa nilai Sig. untuk uji t secara parsial lebih kecil dari 0.05 sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil pengujian statistik yang melihat nilai signifikansi yaitu bahwa debt to asset ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas pada tingkat kepercayaan 95. 8 Pengaruh debt to equity ratio terhadap profitabilitas ROA Nilai signifikansi sebesar 0.135 menunjukkan bahwa nilai Sig. untuk uji t secara parsial lebih besar dari 0.05 sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil pengujian statistik yang melihat nilai signifikansi yaitu bahwa debt to equity Universitas Sumatera Utara 72 ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas pada tingkat kepercayaan 95.

2. Uji signifikansi simultan

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama simultan mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Pembuktian dilakukan dengan cara melihat nilai signifikansi dalam uji F, pada uji F digunakan hipotesis yang disebutkan dibawah ini. H0: b1,b2,b3 = 0, artinya working capital turnover, inventory turnover, fixed asset turnover, receivable turnover, current ratio, quick ratio, debt to asset ratio, dan debt to equity ratio tidak mempunyai pengaruh terhadap profitabilitas secara simultan pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Ha: b1,b2,b3 ≠ 0, artinya working capital turnover, inventory turnover, fixed asset turnover, receivable turnover, current ratio, quick ratio, debt to asset ratio, dan debt to equity ratio mempunyai pengaruh terhadap profitabilitas secara parsial pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kriteria pengujiannya yaitu: Ho diterima jika signifikansi 0.05 Ha diterima jika signifikansi 0.05 Universitas Sumatera Utara 73 Tabel 4.9 Hasil Uji F Anova Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1064.987 8 133.123 10.594 .000 a Residual 490.060 39 12.566 Total 1555.047 47 a. Predictors: Constant, DER, WCT, RT, QR, FAT, CR, DAR, ITO b. Dependent Variable: ROA Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2014 Hasil uji F yang ditampilkan dalam tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai tingkat signifikansi 0 yang lebih kecil dari 0.05 dengan menggunakan. Hal ini menunjukkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, artinya variabel bebas yaitu working capital turnover, inventory turnover, fixed asset turnover, receivable turnover, current ratio, quick ratio, debt to asset ratio, dan debt to equity ratio mempunyai pengaruh signifikan terhadap profitabilitas secara simultan pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Universitas Sumatera Utara 74 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh manajemen modal kerja yang diukur dengan working capital turnover WCT, inventory turnover ITO, fixed asset turnover WCT, dan receivable turnover RT, likuiditas yang diukur dengan current ratio CR dan quick ratio QR, dan solvabilitas yang diukur dengan debt to asset ratio DAR dan debt to equity ratio DER baik secara parsial maupun simultan terhadap profitabilitas ROA pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini, variabel independen yang digunakan adalah manajemen modal kerja working capital turnover, inventory turnover, fixed asset turnover, dan receivable turnover, likuiditas current ratio dan quick ratio, solvabilitas debt to asset ratio dan debt to equity ratio sedangkan variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas ROA. Penelitian ini menggunakan sampel dari 12 emiten perusahaan otomotif yang listing selama periode 2010 – 2013. Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian adalah sebagai berikut : 1. Hasil penelitian data yang telah dilakukan menunjukkan bahwa variabel independen working capital turnover X 1 memiliki pengaruh signifikan secara parsial terhadap profitabilitas. Hal ini dapat dilihat dari tabel 4.8 Universitas Sumatera Utara 75 tingkat signifikan 0.019 0.05, artinya setiap kenaikan working capital turnover X 1 akan diikuti oleh kenaikan profitabilitas Y. 2. Variabel independen inventory turnover X 2 secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas . Hal ini dapat ditunjukkan dari tabel 4.8 bahwa tingkat signifikan 0.032 0.05, artinya setiap kenaikan inventory turnover X 2 akan diikuti oleh kenaikan profitabilitas Y. 3. Variabel independen fixed asset turnover X 3 secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas Y. Hal ini dapat ditunjukkan dari tabel 4.8 bahwa tingkat signifikan 0.001 0.05 artinya setiap kenaikan fixed asset turnover X 3 akan diikuti oleh kenaikan profitabilitas Y. 4. Variabel independen receivable turnover X 4 secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas Y. Hal ini dapat ditunjukkan dari tabel 4.8 bahwa tingkat signifikan 0.017 0.05 artinya setiap kenaikan receivable turnover X 4 akan diikuti oleh kenaikan profitabilitas Y. 5. Variabel independen current ratio X 5 secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas Y. Hal ini dapat ditunjukkan dari tabel 4.8 bahwa tingkat signifikan 0.957 0.05 artinya tidak setiap kenaikan current ratio X 5 akan diikuti oleh kenaikan profitabilitas Y. 6. Variabel independen quick ratio X 6 secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas Y. Hal ini dapat ditunjukkan dari tabel 4.8 bahwa tingkat signifikan 0.329 0.05 artinya tidak setiap kenaikan quick ratio X 6 akan diikuti oleh kenaikan profitabilitas Y. Universitas Sumatera Utara 76 7. Variabel independen debt to asset ratio X 7 secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas Y. Hal ini dapat ditunjukkan dari tabel 4.8 bahwa tingkat signifikan 0.047 0.05 artinya setiap kenaikan debt to asset ratio X 7 akan diikuti oleh kenaikan profitabilitas Y. 8. Variabel independen debt to equity ratio X 8 secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas Y. Hal ini dapat ditunjukkan dari tabel 4.8 bahwa tingkat signifikan 0.135 0.05 artinya tidak setiap kenaikan debt to equity ratio X 8 akan diikuti oleh kenaikan profitabilitas Y. 9. Penelitian secara simultan uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel independen yaitu working capital turnover X 1 , inventory turnover X 2 , fixed asset turnover X 3 , receivable turnover X 4 , current ratio X 5 , quick ratio X 6 , debt to asset ratio X 7 , dan debt to equity ratio X 8 secara bersama–sama akan berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu profitabilitas Y. Dari hasil penelitian uji F, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen modal kerja working capital turnover, inventory turnover, fixed asset turnover, dan receivable turnover, likuiditas current ratio dan quick ratio, solvabilitas debt to asset ratio dan debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Hal ini ditunjukkan dari tabel 4.9 bahwa tingkat signifikan 0 0,05. Angka koefisien determinasi Adjusted R Square menunjukkan angka 0,62 atau 62, artinya hanya 62 variasi dari profitabilitas bisa dijelaskan oleh variabel independen, sedangkan sisanya Universitas Sumatera Utara 77 38 dijelaskan oleh variasi atau faktor lain. Hal ini menunjukkan tingkat prediksi variabel independen terhadap variabel dependen dikatakan kuat.

5.2 Keterbatasan Penelitian