38
Pada dasarnya Yayasan sebagai suatu badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan guna mencapai tujuan tertentu
di bidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota. Hal ini memberi makna bahwa kekayaan Yayasan terpisah dari
kekayaan pendiri ataupun kekayaan organ-organ terkait. Selain itu Yayasan merupakan subjek hukum entitas hukum mandiri yang tidak bergantung
pada keberadaan organ Yayasan, dalam pengertian bahwa organ Yayasan bukanlah pemilik Yayasan melainkan sebagai pengelola kelangsungan hidup
Yayasan, di mana organ Yayasan bertanggung jawab penuh terhadap pengelolaan kekayaan Yayasan untuk mencapai maksud dan tujuan
Yayasan.
67
Kecenderungan masyarakat untuk mendirikan Yayasan guna berlindung di balik status badan hukum Yayasan, yang tidak hanya bertujuan sosial,
keagamaan dan kemanusiaan, tetapi sering dijadikan sebagai suatu wadah untuk memperkaya diri pribadi dari organ-organ Yayasan itu sendiri, sering
menimbulkan beragam permasalahan terutama berkaitan dengan kegiatan Yayasan yang tidak sesuai dengan maksud dan tujuan Yayasan yang
tercantum dalam anggaran dasar Yayasan. Prinsip Yayasan pada masa itu jauh dari indikasi adanya penerapan transparansi, di mana hanya penyantun dan
organ Yayasan yang mengetahui jumlah kekayaan dan bentuk kegiatan usaha Yayasan yang sebenarnya. Ada anggapan bahwa
orang luar dalam hal ini masyarakat tidak berhak untuk mengetahui dan campur tangan dalam urusan
Yayasan.
68
C. Penyebab Penyimpangan Pengelolaan Yayasan
Penyebab dari penyimpangan bersumber pada peraturan perUndang- Undangan. Dalam berbagai peraturan perUndang-Undangan dapat ditemukan
ketentuan yang mensyaratkan penyelenggaraan suatu kegiatan dilakukan oleh Yayasan. Di sektor pendidikan, universitas swasta harus dikelola oleh Yayasan.
Demikian pula dengan sektor kesehatan yang mensyaratkan rumah sakit didirikan dalam bentuk yang sama. Padahal, sebagaimana diuraikan diatas, tidak semua
kegiatan pendidikan ataupun kesehatan hanya bersifat sosial. Bagi mereka yang ingin mendirikan lembaga pendidikan atau rumah sakit untuk tujuan komersial
67
Gatot Supramono, Op.Cit, hal. 3.
68
YB. Sigit Hutomo, “Reformasi Yayasan Perspektif Hukum dan Manajemen, The
Jakarta Consulting Group Editor 360” Approach on Fondation, Yogyakarta: Andi, 2002, hal. 139
Universitas Sumatera Utara
39 tentunya tidak mempunyai pilihan lain selain menggunakan Yayasan sebagaimana
dipersyaratkan oleh peraturan perUndang-Undangan. Akibatnya adalah Yayasan didirikan untuk sekedar memenuhi persyaratan peraturan perUndang-Undangan.
Padahal Yayasan tersebut dikelola sebagaimana layaknya sebuah PT yang merupakan badan hukum yang mencari keuntungan.
Ketiga, Yayasan digunakan sebagaimana layaknya PT. Yayasan demikian didirikan dengan maksud sebenarnya untuk mencari keuntungan baik
langsung maupun tidak langsung. Banyak contoh untuk hal ini. Yayasan didirikan untuk memiliki saham, untuk mengelola gedung secara
komersial, bahkan biro perjalanan yang menawarkan perjalanan ke tempat- tempat suci sering menggunakan Yayasan
sebagai badan “usaha”-nya. Masuk dalam katagori ini adalah perusahaan-perusahaan yang mendirikan
Yayasan untuk mendapat keringanan pajak. Padahal selain mendapat keringanan pajak, perusahaan tersebut akan terkesandimata banyak orang
sebagai tidak semata-mata mencari keuntungan tetapi juga mempunyai kepedulian terhadap masalah-masalah sosial yang dihadapi oleh
masyarakat kegiatan ini sering disebut sebagai image building. Pada contoh ini keuntungan diperoleh secara tidak langsung.
69
D. Prinsip Pertanggungjawaban Pengurus dalam Pengelola Kekayaan Yayasan