jumlah yang sama yaitu sebanyak 16 perawat pelaksana 28,6 menjawab sangat puas.
Tingkat kepuasan kerja perawat pelaksana terhadap lima hierarki kebutuhan dasar Maslow berdasarkan tabel 5.3 terlihat bahwa tingkat kepuasan
kerja terendah perawat pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Medan terdapat pada aspek nomor 2 kebutuhan keamanan dan
keselamatan, sedangkan tingkat kepusan kerja tertinggi terdapat pada aspek nomor 1 kebutuhan fisikfisiologi.
5.2 Pembahasan
5.2.1 Karakteristik Perawat Pelaksana Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas perawat pelaksana
berjenis kelamin perempuan sebanyak 50 orang 89,3. Menurut peneliti profesi keperawatan identik dengan rasa keibuan sehingga jumlah perawat perempuan di
ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Pirngadi Medan jauh lebih besar dibandingkan perawat laki-laki. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
Muslim 2010 di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Pasaman Barat bahwa jumlah perawat perempuan lebih besar dibandingkan perawat laki-laki
sebesar 85 Muslim, 2010. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa sebagian besar perawat pelaksana
memiliki rentang usia 26-35 tahun sebanyak 21 orang 42,9. Hal ini berarti
Universitas Sumatera Utara
perawat pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Medan berada pada usia dewasa awal. Pada usia dewasa awal ini perawat
pelaksana pada umumnya sudah beradaptasi dengan lingkungan pekerjaannya, sudah mulai betah dengan kondisi di tempat kerja sehingga tidak banyak perawat
yang keluar atau berhenti dari pekerjaannya. Perawat pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Pirngadi Medan sebagian besar memiliki masa kerja lebih dari 10 tahun sebanyak 28 orang 50. Masa kerja di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Pirngadi Medan ini dapat dikatakan tergolong lama, hal ini terjadi karena antara proses rekruitmen perawat dengan masa pensiun perawat cukup lama sehingga
tidak terjadi pergantian tenaga kerja yang terlalu cepat atau sering. Pendidikan perawat pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum
Daerah dr. Pirngadi Medan sebagian besar adalah DIII keperawatan sebanyak 33 orang 58,9. Hal ini dapat terjadi karena masih banyak terdapat perawat
berpendidikan SPK, setelah itu perawat berpendidikan SPK ini melanjutkan pendidikannya secara bertahap ke jenjang pendidikan DIII keperawatan, sehingga
jumlah perawat pelaksana yang berpendidikan DIII keperawatan menjadi lebih banyak. Penelitian yang mendukung hasil penelitian ini dilakukan oleh Muslim
2010 di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Pasaman Barat menemukan bahwa jumlah perawat berpendidikan rendah lebih banyak
dibandingkan perawat berpendidikan tinggi sebesar 96,3 Muslim, 2010. Berdasarkan hasil penelitian ini mayoritas perawat pelaksana sudah
menikah sebanyak 49 orang 87,5. Hal ini berhubungan dengan perawat
Universitas Sumatera Utara
pelaksana di ruang rawat inap rumah Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Medan yang didominasi oleh perawat berpendidikan SPK dengan usia yang lebih
tua dan mayoritas mereka sudah menikah. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Muslim 2010 di ruang rawat inap
Rumah Sakit Umum Daerah Pasaman Barat bahwa jumlah perawat yang sudah menikah 67,5 lebih banyak dibandingkan perawat yang belum menikah
Muslim, 2010. 5.2.2. Tingkat Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana
Hasil penelitian ini diperoleh data bahwa tingkat kepuasan kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Medan
masih berada pada kategori rendah yaitu sebesar 73,2. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat perawat pelaksana yang tidak puas terhadap pekerjaan
mereka. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Setyawan 2002, yang hasilnya menyatakan bahwa tingkat kepuasan kerja
perawat berada pada kepuasan kerja yang rendah Setyawan, 2002. Demikian juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Ningtyas 2002,
hasil penelitiannya menemukan bahwa 55,8 perawat di rumah sakit pemerintah mengalami tingkat kepuasan kerja rendah Ningtyas, 2002. Hasil penelitian lain
yang mendukung hasil penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Sari 2005 di unit rawat inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara
Medan, hasil penelitian Sari menunjukkan kepuasan kerja perawat masih rendah yaitu sebesar 41,30 Sari, 2005. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan
oleh Muslim 2010, rata-rata tingkat kepuasan kerja perawat di ruang rawat inap
Universitas Sumatera Utara
Rumah Sakit Umum Daerah Pasaman Barat masih rendah yaitu 56,78 Muslim, 2010.
Pernyataan Ghiselli dan Brown 2003, ada 5 faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu kedudukan atau posisi, golongan, umur, jaminan finansial
dan jaminan sosial, dan mutu pengawasan Ghiselli Brown, 2003. Asumsi peneliti juga didukung oleh pernyataan Nursalam 2002 yang menyatakan bahwa
ada faktor lain yang dapat mempengaruhi kepusan kerja yaitu motivasi, lingkungan, dan peran manajer Nursalam, 2002. Penelitian yang dilakukan oleh
Edoho, Bamidele, Neji, dan Frank 2015 berbeda dengan hasil penelitian ini yaitu tingkat kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Umum Calabar Nigeria pada
tahun 2015 berada pada tingkat sedang moderately Edoho, Bamidele, Neji, Frank, 2015. Penelitian lain yang bertentangan dengan hasil penelitian ini yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Dar, Haq, dan Quratulain 2015 di Rumah Sakit Umum Pakistan, hasilnya menyatakan bahwa terdapat 51,5 perawat puas
terhadap pekerjaan mereka Dar, Haq Quratulain, 2015. Indikator tertinggi yang menyebabkan mayoritas perawat pelaksana di
ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Medan tidak puas terdapat pada indikator nomor 2 peralatan dan perlengkapan memadai untuk
mendukung pekerjaan anda yaitu sebanyak 9 perawat pelaksana 16,1 menjawab sangat tidak puas. Pada saat peneliti melakukan penelitian di beberapa
ruang rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Medan, peneliti melakukan wawancara dengan perawat pelaksana, mereka mengatakan kepada
Universitas Sumatera Utara
peneliti bahwa perawat pelaksana sering terhambat dalam menyelesaikan pekerjaan mereka karena kekurangan handskoen dan masker.
Indikator yang memiliki tingkat kepuasan kerja terendah kedua yaitu indikator nomor 4 tersedianya kondisi ruangan kerja yang kondusif berkaitan
dengan ventilasi udara, kebersihan, dan kebisingan di institusi tempat anda bekerja yaitu sebanyak 6 perawat pelaksana 10,7 menjawab sangat tidak
puas. Pada saat peneliti melakukan penelitian di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Medan peneliti sekaligus melakukan observasi
terhadap kondisi ruangan rawat inap. Berdasarkan obeservasi peneliti, pada umumnya semua ruang rawat inap
terhindar dari kebisingan, ruang rawat inap memiliki ventilasi udara yang bagus, tapi ada beberapa ruangan yang memiliki ventilasi udara yang kecil, sehingga
ruang rawat inap tersebut menjadi sedikit gelap dan sirkulasi udara di beberapa ruang rawat inap menjadi tidak bagus. Begitu juga dengan kebersihan ruangan,
peneliti sempat melakukan wawancara dengan perawat pelaksana, salah seorang perawat pelaksana sering melihat adanya tikus pada saat dinas malam. Selain itu,
peneliti mengobservasi ada beberapa cat dinding ruang rawat inap yang sudah pudar, sehingga ruangan terlihat kurang bersih.
Tingkat kepuasan kerja tertinggi terdapat pada indikator nomor 1 ada pemberian insentif tambahan yang diberikan oleh institusi tempat anda bekerja
atas suatu prestasi atau kerja ekstra yang anda lakukan yaitu sebanyak 18 perawat pelaksana 32,1 menjawab sangat puas. Pada saat peneliti melakukan
wawancara dengan perawat pelaksana, mereka mengatakan pemberian insentif
Universitas Sumatera Utara
tersebut bisa meningkatkan semangat perawat pelaksana dalam menyelesaikan pekerjaan dengan baik.
Indikator yang memiliki tingkat kepuasan kerja tertinggi kedua yaitu indikator nomor 4 tersedianya kondisi ruangan kerja yang kondusif berkaitan
dengan ventilasi udara, kebersihan, dan kebisingan di institusi tempat anda bekerja dan indikator nomor 7 anda mampu bekerjasama antar sesama perawat,
masing-masing indikator yaitu sebanyak 16 perawat pelaksana 28,6 menjawab sangat puas. Sesuai hasil observasi peneliti kondisi ruangan di ruang rawat inap
Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan ini berbeda-beda, perawat pelaksana terlihat lebih nyaman melakukan pekerjaan mereka di dalam ruangan yang
memiliki ventilasi udara yang bagus, terang, dan keadaan ruangan yang bersih. Tingkat kepuasan kerja terendah perawat pelaksana di ruang rawat inap
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Medan berdasarkan hierarki kebutuhan dasar Maslow terdapat pada aspek nomor 2 kebutuhan keamanan dan
keselamatan. Menurut peneliti kebutuhan keamanan dan keselamatan dapat mempengaruhi kepuasan kerja terutama yang berhubungan dengan peralatan dan
perlengkapan yang disediakan oleh institusi akan mempermudah pekerjaan perawat pelaksana, dengan kelengkapan peralatan di rumah sakit perawat
pelaksana akan terbebas dari ancaman lingkungan yang dapat membahayakan, selain itu dengan kelengkapan peralatan perawat pelaksana dapat dengan segera
menyelesaikan tugas mereka, hal ini turut mempengaruhi kepuasan kerja perawat pelaksana.
Universitas Sumatera Utara
Asumsi peneliti di dukung oleh pernyataan Suarli dan Bahtiar 2009 yang menyatakan bahwa manusia butuh akan kebebasan dari ancaman baik
berupa ancaman kejadian atau ancaman dari lingkungan Suarli Bahtiar, 2009. Menurut Kurniadi 2013 manusia membutuhkan rasa aman agar bisa memenuhi
kebutuhan lainnya seperti jauh dari gangguan atau kejahatan orang lain, tidak merasa dibawah tekanan orang atau situasi, serta merasa terpenuhi kebutuhan rasa
aman dan nyaman dalam kehidupan sehari-seharinya Kurniadi, 2013. Tingkat kepusan kerja tertinggi terdapat pada aspek nomor 1 kebutuhan
fisikfisiologi. Menurut peneliti kebutuhan fisikfisiologi sangat penting diperhatikan karena hal ini dapat mempengaruhi kepuasan kerja seseorang.
Asumsi peneliti ini sesuai dengan pernyataan Kurniadi 2013 yang menyatakan bahwa manusia dalam mempertahankan hidup harus memenuhi kebutuhan
fisiologis seperti makan, minum, tempat tinggal, pakaian, seks, kesehatan badan, dan semua yang berhubungan dengan biologis tubuh Kurniadi, 2013.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN