penelitian ini lebih opt karena semakin besar
tersebut.
4.1.2. Pengujian Porosi Porositas didefinisika
suatu sampel yang be dalam satuan persen
persamaan 2.2. Data disajikan dalam Tabel
Tabel 4.2. Nilai Nomor
Sampel Pasir Hitam
1 2
3 4
Berdasarkan T pada interval 12,36
dengan komposisi se sedangkan nilai porosi
sebesar 19,51 . Da porositas dengan perse
Gambar 4.2. Graf
12.6 12.36
16.84 19.51
5 10
15 20
25
1 2
3
Po ro
sit as
Persentas serat pinang
Porositas
Porositas
h optimum dibandingkan dengan densitas gent sar nilai kerapatan suatu bahan maka semaki
orositas porosity
sikan sebagai banyaknya lubang atau pori yang berhubungan langsung dengan kerapatan. Porosi
n . Besarnya porositas dapat dihitung denga ata hasil pengujian dan perhitungan porosita
bel 4.2. sebagai berikut.
ilai Porositas Genteng Komposit Polimer Ser Persentase Berat
am : Aspal : Serat Pinang : Styrofoam : Polie 65 : 5 : 0 : 1 : 29
64 : 5 : 1 : 1 : 29 63 : 5 : 2 : 1 : 29
62 : 5 : 3 : 1 : 29
n Tabel 4.2. di atas dapat dilihat bahwa nilai por – 19,51. Nilai porositas terendah terlihat
serat pinang 1 dengan nilai porositas sebe porositas tertinggi terlihat pada sampel 4 dengan
Dari Tabel 4.2. dapat dilihat gambar grafik hubun n persentase serat pinang berikut ini.
rafik Hubungan Porositas Dengan dan Tanpa S
Porositas
genteng komersil, akin bagus bahan
ng terdapat dalam orositas dinyatakan
ngan menggunakan ositas selengkapnya
erat Pinang oliester
Porositas
12,60 12,36
16,84 19,51
i porositas berada hat pada sampel 2
sebesar 12,36 ,
gan nilai porositas k hubungan antara
npa Serat Pinang
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan gambar 4.2 dapat diamati bahwa porositas genteng yang dihasilkan mengalami kenaikan pada sampel 3 dan 4 yaitu 16,48 dan 19,51,
hal ini sesuai dengan kerapatan yang diperoleh pada sampel 3 dan 4 yaitu 2,35 grcm
3
dan 2,30 grcm
3
. Porositas berbanding terbalik dengan kerapatan suatu bahan yang berpengaruh terhadap kekuatan sifat fisis maupun mekanis. Pada
sampel 2 menunjukkan persentase porositas yang terendah yaitu sebesar 12,36, hal ini menunjukkan tidak banyaknya rongga atau kekosongan pada sampel
tersebut. Porositas juga sangat berpengaruh terhadap kekuatan mekanis suatu bahan karena apabila semakin banyak rongga maka semakin rendah pula sifat
mekanisnya.
4.1.3. Pengujian Daya Serap Air DSA