24
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Polimer FMIPA USU Medan bulan September 2013 sampai Maret 2014.
3.2. Peralatan dan Bahan 3.2.1. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Ayakan
Berfungsi sebagai saringan atau ayakan untuk menyaring sampel. 2. Hot Plate
Berfungsi sebagai pemanas. 3. Beaker Glass
Berfungsi sebagai wadah untuk mengukur dan mencampurkan sampel. 4. Spatula atau pengaduk batang
Berfungsi sebagai alat untuk mengaduk campuran bahan dan meratakan sampel saat dituangkan ke dalam cetakan.
5. Cetak Kempa Berfungsi sebagai alat untuk mencetak campuran bahan.
6. Cetakan komposit berupa balok ukuran 20x15x1 cm Berfungsi sebagai tempat untuk mencetak sampel.
7. Aluminium foil Berfungsi untuk melapisi cetakan agar sampel tidak keluar dari cetakan
dan tidak melekat langsung pada plat tipis. 8. Neraca Analitik digital
Berfungsi untuk menimbang atau menentukan jumlah atau massa sampel yang digunakan sesuai dengan komposisi yang ditetapkan.
Universitas Sumatera Utara
9. Wadah perendaman Berfungsi sebagai tempat untuk merendam serat pinang.
10. Plat tipis Berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan sampel.
11. Mikrometer Skrup Berfungsi untuk mengukur tebal sampel.
3.2.2. Bahan
Adapun bahan – bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Pasir hitam
2. Aspal 3. Serat pinang
4. Styrofoam bekas 5. Poliester yucalac 157 BQTN-EX
6. Katalis MEKPO 7. NaOH 5 200 gram
Berfungsi untuk menghilangkan peptin dan lignin pada serat. 8. Aquadest 4 liter
Berfungsi untuk melarutkan NaOH.
3.3. Prosedur Penelitian 3.3.1. Perlakuan pada Serat Pinang
1. Dipilih serat pinang dengan diameter yang hampir sama 2. Direndam serat pinang dalam air selama 24 jam
3. Dibersihkan serat pinang pada air yang mengalir 4. Dikeringkan serat pinang pada ruang terbuka di bawah sinar matahari
5. Direndam serat pinang dengan NaOH 5 selama 1 jam 6. Dibersihkan serat pinang dari NaOH 5 dengan aquadest
7. Dikeringkan serat pinang yang telah direndam dengan NaOH 5 pada ruang terbuka di bawah sinar matahari
Universitas Sumatera Utara
3.3.2. Perlakuan pada Styrofoam dan Poliester
1. Ditimbang styrofoam dengan neraca analitik digital sesuai komposisi yang telah ditentukan.
2. Dihancurkan styrofoam sehingga menjadi bagian-bagian yang kecil. 3. Dilarutkan dengan poliester
4. Ditambahkan katalis MEXPO sebanyak 5 dari jumlah resin poliester 5. Campuran selanjutnya diaduk dengan menggunakan mixer hingga diperoleh
larutan yang merata.
3.3.3. Pembuatan Genteng Polimer
1. Ditimbang serat pinang sesuai komposisi yang telah ditentukan dengan menggunakan neraca analitik digital.
2. Dimasukkan aspal ke dalam beaker glass sebanyak 5 dan dipanaskan sampai meleleh dengan suhu 56
o
C. 3. Dimasukkan pasir hitam yang sudah ditimbang ke dalam aspal yang telah
meleleh dan diaduk sampai merata. 4. Campuran aspal dan pasir hitam didinginkan hingga suhu ruang.
5. Ditambahkan poliester dan styrofoam yang telah dilarutkan dan diaduk. 6. Dibersihkan cetakan agar kotoran tidak melekat pada cetakan.
7. Dilapisi kedua plat tipis dengan aluminium foil untuk bagian alas cetakan dan penutup cetakan.
8. Campuran dimasukkan ke dalam cetakan, serat ditempatkan di tengah-tengah komposit-serat-komposit
9. Dipress dengan menggunakan cetak kempa pada suhu 70
o
C selama 30 menit. 10. Didinginkan hasil cetakan pada suhu kamar selama satu hari, kemudian
dikeluarkan dari cetakan. 11. Dilakukan perlakuan yang sama pada variasi komposisi yang lain Tabel 3.1
12. Dipotong sampel sesuai ukuran spesimen masing-masing pengujian 13. Dilakukan uji fisis dan mekanis untuk mengetahui sampel yang optimal.
14. Dicatat data dari pengujian fisis dan mekanis tersebut. 15. Diambil kesimpulan dari data yang diperoleh.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1. Komposisi Bahan
Nomor Sampel
Komposisi berat dari berat total 900 gram Pasir Hitam
Aspal Serat Pinang
Styrofoam Poliester
Sampel I 65
5 1
29 Sampel II
64 5
1 1
29 Sampel III
63 5
2 1
29 Sampel IV
62 5
3 1
29
Universitas Sumatera Utara
3.4 Diagram Alir Penelitian