g. Stres
Stres dapat meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Peningkatan simpatis
akan meningkatkan kerja jantung dan meningkatkan tekanan darah Susilo dan Wulandari, 2011.
h. Kafein
Konsumsi kafein dalam jumlah yang berlebihan juga dapat menjadi faktor resiko terjadi hipertensi. Kafein dapat menimbulkan perangsangan saraf simpatis,
yang pada orang-orang tertentu dapat menimbulkan gejala jantung berdebar- debar, sesak nafas dan lain-lain Susilo dan Wulandari, 2011.
i. Kolesterol tinggi
Kandungan lemak yang berlebihan dalam darah dapat menyebabkan penimbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah, sehingga pembuluh darah
akan menyempit dan akibatnya tekanan darah akan meningkat Susilo dan Wulandari.
2.1.4 Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada hipertensi ringan dan sedang mengenai mata, ginjal, jantung dan otak. Pada mata berupa perdarahan retina, gangguan
penglihatan sampai dengan kebutaan. Gagal jantung merupakan kelainan yang sering ditemukan pada hipertensi berat selain kelainan pada miokard. Pada otak
sering terjadi perdarahan yang disebabkan oleh pecahnya mikroaneurisma yang dapat mengakibakan kematian. Kelainan lain yang dapat terjadi adalah proses
tromboemboli dan serangan iskemia otak sementara Transient Ischemic AttackTIA dikarenakan menurunnya aliran ke pembuluh darah yang menyempit
Anggreini et al, 2009.
Komplikasi hipertensi dapat bersifat akut maupun kronik. Komplikasi pada otak yang bersifat akut biasanya karena kenaikan tekanan darah yang cepat dan
mendadak seperti ensefalopati hipertensi. Sedangkan komplikasi yang bersifat kronik berupa kelainan-kelainan pembuluh darah otak berupa: 1Nodular
atherosclerosis. 2 Charcot-Bouchard aneurysm. 3Fibrinoid necrosis. Hipertensi merupakan sebagai salah satu faktor risiko terpenting untuk
terjadinya atheroma di pembuluh darah otak. Faktor risiko lainnya adalah diabetes mellitus, merokok, hiperkolesterolemia. Terjadinya atheroma pada pembuluh
darah di otak akan menimbulkan terjadinya penyakit pembuluh darah di otak berupa stroke non haemoragik, dementia, dan penurunan fungsi kognitif
Sugiyanto E, 2007.
2.1.5 Sirkulasi Darah Otak
Sistem serebrovaskular sangat penting bagi otak karena berfungsi memberikan nutria yang berguna untuk kerja otak. Apabila aliran darah serebrum
terganggu beberapa detik saja maka akan terjadi disfungsi dari serebrum, yang akan berlanjut menjadi iskemi. Kerusakan irreversible terjadi bila pasokan
oksigen terhenti selama 4-6 menit.Aliran darah serebrum atau atau disingkat menjadi CBF normal adalah sekitar 50 ml100g jaringan otak per menit. Pada
keadaan istirahat otak menerima seperenam dari curah jantung , sedangkan 20 oksigen yang beredar dalam tubuh bersirkulasi dalam otak . Apabila pembuluh
darah serebrum terhambat sirkulasi kolateral akan membantu mempertahankan CBF ke daerah iskemik, bagian otak yang berdekatan dengan daerah yang
mendapat sirkulasi kolateral tersebut disebut penumbra iskemik. Cerebral perfusion pressure CPP merupakan suatu gradien tekanan yang menyebabkan
darah serebral CBF dapat mengalir menuju otak, nilai CPP harus dipertahankan dalam batas yang sempit karena perubahan tekanan sedikit saja akan dapat
menyebabkan jaringan otak menjadi iskemik, atau dapat juga menyebabkan kenaikan tekanan intra kranial Ropper, 2009.