BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Responden penelitian di Posyandu Lansia Wilayah Puskesmas Padang Bulan
sebagian besar berjenis kelamin perempuan. 2.
Jumlah responden lansia di Posyandu Lansia Wilayah Padang Bulan yang memiliki riwayat hipertensi lebih dari lima tahun lebih banyak dibanding yang
menderita hipertensi kurang dari lima tahun. 3.
Terdapat adanya hubungan yang signifikan secara statistik antara lamanya riwayat hipertensi dengan terjadinya penurunan fungsi kognitif pada lansia di
Posyandu Lansia Wilayah Padang Bulan.
Saran
1. Bagi para lansia yang memiliki riwayat tekanan darah tinggi hendaknya tetap mengontrol tekanan darahnya agar stabil dengan cara mengubah pola gaya
hidup dan mengkonsumsi obat hipertensi yang diberikan dokter secara teratur agar tekanan darah tetap terkontrol dengan baik. Hal ini karena berdasarkan
penelitian bahwa ada kaitannya riwayat menderita hipertensi dengan terjadinya penurunan fungsi kognitif pada lansia di Posyandu Lansia Wilayah
Puskesmas Padang Bulan. 2. Bagi para pembaca yang tidak atau belum memiliki riwayat hipertensi
hendaknya tetap menjaga pola gaya hidup agar tidak menderita hipertensi dan tetap memiliki fungsi kognitif yang baik di kemudian hari.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipertensi
2.1.1 Definisi , Etiologi dan Klasifikasi
Definisi yang terkini dari hipertensi adalah tingkat tekanan darah sistolik pada atau di atas 140 mmHg 18,7 kPa, atau tingkat tekanan darah diastolik pada
atau di atas 90 mmHg 12,0 kPa Brunner Suddarth, 2001. Hipertensi diklasifikasikan atas dua jenis, yaitu hipertensi primer
esensial 90-95 dan hipertensi sekunder 5-10. Hipertensi primer adalah hipertensitanpa ditemukan adanya etiologi dari keadaan tersebut, sedangkan
hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan oleh penyakitkeadaan tertentu seperti feokromositoma, hiperaldosteronisme primer sindroma Conn,
sindroma Cushing, penyakit parenkim ginjal dan renovaskuler, serta akibat obat Bakri, 2008 dalam Hanifa 2009.
Tabel 2.1 Klasifikasi tekanan darah berdasarkan JNC VII
Kategori Tekanan darah sistol
Tekanan darah diastole Normal
120 80
Prehipertensi 120-139
80-89
Hipertensi derajat 1 140-159
90-99
Hipertensi derajat 2
≥160 ≥100
Sumber L Kaplan N.M et al, 2002
2.1.2 Patofisiologi
Menurut Corwin 2000 tekanan darah bergantung pada kecepatan denyut jantung volume sekuncup atau curah jantung, heart ratedan total peripheral
resistance TPR.Kecepatan denyut jantung yang meningkat disebabkan oleh adanya rangsangan abnormal pada nodus sinoatrium SA oleh beberapa faktor
tertentu. Peningkatan kecepatan denyut yang kronik biasanya menyertai keadaan
hipertiroidisme, karena adanya peningkatan kecepatan denyut biasanya akan dikompensasi oleh penurunan volume sekuncup atau TPR.
Peningkatan total peripheral resistance TPR yang berlangsung lama, terjadi pada peningkatan rangsangan saraf atau hormone pada arteriol, atau
responsivitas yang berlebihan dari arteriol terhadap rangsangan normal. Kedua hal tersebut menyebabkan penyempitan pembuluh. Pada peningkatan TPR, jantung
harus memompa lebih kuat supaya menghasilkan tekanan yang lebih besar untuk mendorong darah melintasi pembuluh-pembuluh yang menyempit. Hal ini disebut
afterload yang biasanya berkaitan dengan tekanan diastolik. Apabila afterload berlangsung lama, ventrikel kiri mungkin mulai mengalami hipertrofi
membesar. Dengan hipertrofi kebutuhan ventrikel akan oksigen semakin meningkat sehingga harus memompa darah lebih keras lagi untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Serat-serat otot jantung juga mulai teregang melebihi panjang normal yang akhirnya menyebabkan penurunan kontraktilitas dan volume
sekuncup atau curah jantung Basha, 2008 dalam Shakir Ariff 2012
2.1.3 Faktor Risiko
Sampai saat ini penyebab hipertensi primer tidak diketahui dengan pasti. Hipertensi primer tidak disebabkan oleh faktor tunggal dan khusus. Hipertensi ini
disebabkan berbagai faktor yang saling berkaitan. Hipertensi sekunder disebabkan oleh faktor primer yang diketahui yaitu seperti kerusakan ginjal, gangguan obat
tertentu, stres akut, kerusakanvaskuler dan lain-lain Anggrainiet al, 2009. Berdasarkan dari faktor pemicunya, faktor resiko dibagi menjadi dua faktor, yaitu
faktor yang dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi. a.
Faktor Genetik Dari berbagai hasil penelitian menyebutkan bahwa orang yang mempunyai
riwayat atau silsilah dengan keluarga yang memiliki riwayat hipertensi ada kecendrungan untuk dapat juga terjadi hipertensi Sudarmoko, 2010. Hal ini
berhubungan dengan peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio
antara potasium terhadap sodium. Individu dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada orang
yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi. Selain itu didapatkan 70-80 kasus hipertensi esensial dengan riwayat hipertensi dalam keluarga
Anggraini et al, 2009. b.
Usia Kepekaan terhadap hipertensi akan meningkat seiring dengan bertambahnya
usia seseorang. Individual yang berumur diatas 60 tahun, sekitar 50-60 mempunyai tekanan darah lebih besar atau sama dengan 14090 mmHg. Hal itu
merupakan pengaruh degenerasi yang terjadi pada orang yang bertambah usianya Susilo dan Wulandari, 2011.
c. Jenis Kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria dan wanita sama, hanya saja wanita terlindungi dari penyakit kardiovaskular sebelum menopause. Wanita yang
belum mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang dapat meningkatkan jumlah High Density Lipoprotein HDL. Kadar HDL yang tinggi
mampu mencegah terjadinya arterosklerosis Anggrainiet al, 2009. Namun dari hasil penelitian menyebutkan bahwa pria lebih mudah terserang hipertensi
dibandingkan dengan wanita, mungkin dikarenakan gaya hidup pria yang kebanyakan lebih tidak terkontrol dibandingkan wanita, misalnya kebiasaan
merokok, bergadang, stres kerja, hingga pola makan yang tidak teratur Sudarmoko, 2010.
d. Etnis
Hipertensi banyak terjadi pada orang berkulit hitam daripada yang berkulit putih. Belum diketahui secara pasti penyebabnya, namun pada orang berkulit
hitam ditemukan kadar renin yang lebih rendah dan sensitivitas terhadap vasopresin yang lebih basar Susilo Wulandari, 2011.
e. Obesitas
Menurut National Institutes for Health USA NIH,1998, prevalensi tekanan darah tinggi pada orang dengan Indeks Massa Tubuh IMT 30 obesitas
adalah 38 untuk pria dan 32 untuk wanita, dibandingkan dengan prevalensi 18 untuk pria dan 17 untuk wanita bagi yang memiliki IMT 25 status gizi
normal menurut standar internasional. f.
Asupan garam Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di
dalam cairan ekstraseluler meningkat.Untuk menormalkannya cairan intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat.Meningkatnya
volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya hipertensi Anggraini et al, 2009.
g. Merokok Merokok merupakan salah satu faktor penyebab dan faktor resiko yang
dapat dimodifikasi untuk terjadinya hipertensi. Dalam penelitian kohort prospektif oleh dr. Thomas S Bowman dari Brigmans and Women’s Hospital,
Massachussetts 2007 terhadap 28.236 subyek yang awalnya tidak ada riwayat hipertensi, 51 subyek tidak merokok, 36 merupakan perokok pemula, 5
subyek merokok 1-14 batang rokok perhari dan 8 subyek yang merokok lebih dari 15 batang perhari. Subyek terus diteliti dan dalam median waktu 9,8
tahun.Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu kejadian hipertensi terbanyak pada kelompok subyek dengan kebiasaan merokok lebih dari 15 batang perhari
Anggraini et al, 2009.Jadi, dapat disimpulkan bahwa kebiasaan merokok dapat menyebabkan terjadinya hipertensi.
g. Stres
Stres dapat meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Peningkatan simpatis
akan meningkatkan kerja jantung dan meningkatkan tekanan darah Susilo dan Wulandari, 2011.
h. Kafein
Konsumsi kafein dalam jumlah yang berlebihan juga dapat menjadi faktor resiko terjadi hipertensi. Kafein dapat menimbulkan perangsangan saraf simpatis,
yang pada orang-orang tertentu dapat menimbulkan gejala jantung berdebar- debar, sesak nafas dan lain-lain Susilo dan Wulandari, 2011.
i. Kolesterol tinggi
Kandungan lemak yang berlebihan dalam darah dapat menyebabkan penimbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah, sehingga pembuluh darah
akan menyempit dan akibatnya tekanan darah akan meningkat Susilo dan Wulandari.
2.1.4 Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada hipertensi ringan dan sedang mengenai mata, ginjal, jantung dan otak. Pada mata berupa perdarahan retina, gangguan
penglihatan sampai dengan kebutaan. Gagal jantung merupakan kelainan yang sering ditemukan pada hipertensi berat selain kelainan pada miokard. Pada otak
sering terjadi perdarahan yang disebabkan oleh pecahnya mikroaneurisma yang dapat mengakibakan kematian. Kelainan lain yang dapat terjadi adalah proses
tromboemboli dan serangan iskemia otak sementara Transient Ischemic AttackTIA dikarenakan menurunnya aliran ke pembuluh darah yang menyempit
Anggreini et al, 2009.