Koefisien Korelasi KESIMPULAN DAN SARAN

H 1 :Terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara semua faktor yang mempengaruhi terhadap faktor yang dipengaruhi. Koefisien determinasi yang dinyatakan dengan R2 untuk pengujian regresi linear berganda yang mencakup lebih dari dua variabel adalah untuk mengetahui proporsi keragaman total dalam variabel terikat Y yang dapat dijelaskan atau diterangkan oleh variabel – variabel bebas X yang ada dalam model persamaan regresi linear berganda secara bersama – sama. Maka R 2 akan ditentukan dengan rumus ,yaitu: Dengan : JK reg = Jumlah Kuadrat Regresi Harga R 2 yang diperoleh sesuai dengan variansi yang dijelaskan masing – masing variabel yang tinggal dalam regresi. Hal ini mengakibatkan variasi yang dijelaskan penduga yang disebabkan oleh variabel yang berpengaruh saja yang bersifat nyata.

2.7 Koefisien Korelasi

Universitas Sumatera Utara Setelah mendapatkan hasil jumlah pengaruh pada variabel yang diteliti untuk selanjutnya penulis akan mencari seberapa besar hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas atau antara variabel bebas itu sendiri. Analisis korelasi adalah alat statistic yang dapat digunakan untuk mengetahui derajat hubungan linear antara satu variabel dengan variabel yang lain Algifari, 2000. Analisa Regresi Teori, Kasus dan Solusi, Edisi 2. Umumnya analisis korelasi digunakan dalam hubungannya dengan analisis regresi untuk mengukur ketepatan garis regresi dalam menjelaskan variasi nilai variabel dependent. Setelah mengetahui hubungan fungsional antara variabel-variabel dimana persamaan regresinya telah ditentukan dan telah melakukan pengujian maka persoalan berikutnya yang perlu dirasakan yaitu, jika data hasil pengamatan terdiri dari banyak variabel adalah seberapa kuat hubungan antara variabel – variabel itu Sudjana, 2001. Metode Statistik. Bandung. Dengan kata lain perlu ditentukan derajat hubungan antara variabel – variabel tersebut. Studi yang membahas derajat hubungan antara variabel – variabel tersebut dikenal dengan nama analisis korelasi. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui derajat hubungan, terutama data kuantitatif dinamakan koefisien korelasi. Untuk menghitung koefisien korelasi r antara dua variabel dapat digunakan rumus: Universitas Sumatera Utara Dengan: r yx = Koefisien korelasi antara Y dan X X ki = Variabel bebas Y i = Variabel terikat Nilai r selalu terletak antara -1 dan 1, sehingga nilai r tersebut dapat ditulis : -1 r +1. Untuk r = +1, berarti ada korelasi positif sempurna antara X dan Y, sebaliknya jika r = -1, berarti korelasi negatif sempurna antara X dan Y, sedangkan r = 0, berarti tidak ada korelasi antara X dan Y. Jika kenaikan didalam suatu variabel diikuti dengan kenaikan didalam variabel lain, maka dapat dikatakan bahwa kedua variabel tersebut mempunyai korelasi yang positif. Tetapi jika kenaikan didalam suatu variabel diikuti oleh penurunan didalam variabel lain, maka dapat dikatakan bahwa variabel tersebut mempunyai korelasi yang negatif. Dan jika tidak ada perubahan pada variabel walaupun variabel lainnya berubah maka dikatakan bahwa kedua variabel tersebut tidak mempunyai hubungan. Interpretasi harga r akan disajikan dalam tabel berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Interpretasi Koefisien Korelasi R Interpretasi Tidak ada korelasi 0,01 – 0,20 Sangat rendah 0,21 – 0,40 Rendah 0,41 – 0,60 Agak Rendah 0,61 – 0,80 Cukup 0,81 – 0,99 Tinggi 1 Sangat tinggi korelasi sempurna Sumber : Hartono, M.Pd Statistik untuk penelitian Keterangan: r = koefisien korelasi + = menunjukkan korelasi positif − = menunjukkan korelasi negatif = menunjukkan tidak adanya korelasi korelasi nihil Hubungan antara variabel dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis: Universitas Sumatera Utara 1. Korelasi Positif Terjadinya korelasi positif apabila perubahan antara variabel yang satu diikuti oleh variabel lainnya dengan arah yang sama berbanding lurus. Artinya variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti peningkatan variabel lainnya. 2. Korelasi Negatif Terjadinya korelasi negatif apabila perubahan antara variabel yang satu diikuti oleh variabel lainnya dengan arah yang berlawanan berbanding terbalik. Artinya apabila variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti penurunan variabel lainnya. 3. Korelasi Nihil Korelasi nihil artinya tidak adanya korelasi antara variabel. Dalam hal ini penulis menggunakan empat variabel dalam penelitiannya, untuk hubungan empat variabel dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara a. Koefisien Korelasi antara Y dan X 1 b. Koefisien Korelasi antara Y dan X 2 c. Koefisien Korelasi antara Y dan X 3 d. Koefisien Korelasi antara X 1 dan X 2 e. Koefisien Korelasi antara X 1 dan X 3 f. Koefisien Korelasi antara X 2 dan X 3 Universitas Sumatera Utara BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK BPS

3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik BPS