74
Pendidikan juga marupakan salah satu alat untuk mengukur tingkat kemiskinan suatu masyarakat. Berdasarkan data BPS jika pendidikan terakhir kepala keluarga adalah SD, maka
dikatakan masyarakat miskin. Berdasarkan tabel 3.36 jumlah responden yang mengecap pendidikan hanya sampai
tingkat SD lebih unggul di banding responden yang mengecap pendidikan lebih tinggi, yaitu 33.8 . Sementara responden yang tidak sekolah berjumlah 29.7. Jika diakumulasikan
jumlah responden yang mengecap pendidikan hanya sampai SD dan responden yang tidak bersekolah maka masyarakat digolongkan kedalam masyarakat miskin.
3.5 Analisis Tabel Silang TABEL 3.37
Hubungan Antara Luas Lahan yang dikelola Responden dengan Pendapatan Responden Sebelum Terjadi Pengalihan Fungsi lahan
No Luas Lahan
Kemenyan Responden
Jumlah Pendapatan Responden Sebelum Terjadi Konversi Lahan
100.00- 500.000
500.001- 1.000.000
1.000.001- 1.500.00
1.500.001- 2.000.000
2.000.000
Total
F F
F F
F F
1 500-2.500
� 5
6,7 3
4,0 8
10,8
2 2.501-5.000
� 5
6,7 9
12,1 0
14 16,6
3 5.001-
.5 � 1 1,3
13 17,5 9
12,1 0
23 31
4 7.501-10.000
� 0 7
9,4 10
13,5 2 2,7
19 25,6
5 10.000
� 1
1,3 4
5,4 5
6,7
10 13,5
Total
11 14,7 32
43,2 20 27
6 8,1
5 6,7
74 100
Sumber: Data Hasil Penelitian Lapangan 2013
Berdasarkan tabel 3.34 diatas dapat diketahui hubungan antara frekwensi luas lahan kemenyan dengan pendapatan responden sebelum terjadi konversi lahan. Dari 8 10,8
Universitas Sumatera Utara
75
responden yang memiliki lahan 500 – 2.500
� ,
terdapat 5 6,7 responden berpenghasilan rendah yaitu 100.000
– 500.000 dan 3 4 responden berpenghasilan 500.001 – 1.000.000. Dari 14 16,6 responden yang memiliki lahan 2.501
– 5.000
� ,
terdapat 56,7 responden yang berpenghasilan 100.000
– 500.000. Dalam bagian ini jumlah responden yang memiliki penghasilan 500.001
– 1.000.000 meningkat menjadi 9 12,1. Dari 2331 responden yang memiliki luas lahan 5.001
– 7.500
� ,
hanya terdapat 1 1,3 responden yang berpenghasilan rendah yaitu 100.000
– 500.000. Pada bagian ini, terlihat banyak perubahan pendapatan pada responden. Jumlah responden yang memperoleh
pendapatan sebesar 500.001 – 1.000.000 meningkat menjadi 13 17,5 responden dan 9
12,1 responden memperoleh penhasilan sebesar 1.000.001 – 1.500.000.
Untuk lahan seluas 7.501 – 10.000
� ,
terdapat 19 25,6 responden, dimana untuk lahan seluas ini todak ada lagi responden yang memperoleh pendapatan rendah. Terdapat 7
9,4 responden yang berpenghasilan 500.001 – 1.000.000, 10 13,5 responden yang
memperoleh penghasilan sebesar 1.000.001 – 1.500.000 dan terdapat 2 2,7 responden
yang memiliki penghasilan sebesar 1.500.001 – 2.000.000.
Dari 10 13,5 responden yang memiliki luas lahan lebih dari 10.000
� ,
tidak ada responden yang berpenghasilan ren dah. Terdapat 1 1,3 reponden yang berpenghasilan
1.000.001 – 1.500.000, 4 5,4 responden yang memiliki penghasilan 1.500.001 –
2.000.000 dan 6,7 responden yang memiliki penghasilan lebih dari 2.000.000 Jadi dapat dilihat bahwa jumlah lahan yang dimiliki responden cukup luas. Hanya 8
10,8 responden yang memiliki lahan cukup sempit. Dari tabel diatas juga dapat dilihat bahwa semakin luas lahan yang dikelola, semakin besar jumlah penghasilan responden.
Universitas Sumatera Utara
76
TABEL 3.38
Hubungan Antara Luas Lahan yang Terkena Konversi Dengan Pendapatan Sesudah Konversi No
Luas Lahan Kemenyan
yang Terkena Konversi
Jumlah Pendapatan Responden Sesudah Terjadi Konversi Lahan
100.00- 500.000
500.001- 1.000.000
1.000.001- 1.500.00
1.500.001- 2.000.000
2.000.000 Total
F F
F F
F F
1 500-2.500
� 10
13,5 1 1,3
11 14,8
2 2.501-5.000
� 13
17,5 4 5,3
17 22,9
3 5.001-
.5 � 9 12,1 13
17,5 1 1,3
23 31
4 7.501-10.000
� 2 2,7
5 6,7
8 10,8 1
1,3 16
21,6
5 10.000
� 1
1,3 3
4 3
4 7
9,4
Total
35 47,2 26
35 12
16,2 1 1,3
74 100
Dari tabel diatas dapat kita lihat hubungan antara luas lahan yang terkena konversi dengan jumlah pendapatan responden sesudah terjadi konversi lahan. Semakin luas jumlah
lahan responden yang terkena konversi, semakin rendah jumlah pendapatan responden tersebut.
Dari 11 14,8 responden yang lahannya terkena konversi seluas 500-2.500 � , 10
13,5 diantara nya memiliki penghasilan sebanyak 100.000 -500.000 dan hanya 1 1,3 yang memiliki penghasilan 500.001
– 1.000.000. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 35 47,2 responden, memiliki penghasilan
yang terendah sejak terjadi konversi lahan,dimana luas lahan yang terkena konversi juga meningkat, yaitu 5.001 - 7500
� . Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi jumlah lahan responden
yang terkena konversi, maka jumlah penghasilan responden juga menurun.
Universitas Sumatera Utara
77
3.6.Pengujian Hipotesis
Setelah analisa tabel tunggal dan tabel silang dilakukan maka peneliti melakukan langkah selanjutnya, yakni pengujian hipotesa penelitian. Uji Hipotesa penelitian dilakukan
untuk mengetahui apakah hipotesa yang diajukan dalam penelitian dapat diterima atau ditolak.
Hipotesa ini meliputi variabel X yakni Pengalihan Fungsi Lahan dan variabel terikat Y tingkat kemiskinan masyarakat adat. Hipotesa tersebut adalah :
Ho : Tidak terdapat hubungan antara pengalihan fungsi lahan dengan tingkat kemiskinan
masyarakat adat Ha
: Terdapat hubungan antara pengalihan fungsi lahan terhadap tingkat kemiskinan masyarakat adat
Langkah – langkah test hipotesis dikemukakan sebagai berikut:
1. Hipotesis diatas terdiri dari 2 variabel yang akan dihitung dan ditemukan makna hubungannya. Jika data lapangan menunjukkan hubungan kuat maka Ha diterima dan Ho
ditolak atau sebaliknya 2. Yang menjadi variabel pengaruh X dalam penelitian ini adalah Pengalihan Fungsi Lahan
dan yang menjadi variabel terpengaruh Y adalah tingkat kemiskinan masyarakat adat 3. Kalkulasi tingkat hubungan antara variabel X dan variabel Y menggunakan korelasi Rank
Spearman, dengan tahapan sebagai berikut :
rs =
∑ +∑ −∑
��
√∑ ∑
Selanjutnya yang dicari adalah
∑ =
�
- ∑ �
Universitas Sumatera Utara
78
∑ =
�
- ∑ �
T =
−
∑ =
� −�
– ∑ �
=
–
-
–
+
–
+
–
+
–
+
–
+
–
+
–
+
–
+
–
++
–
=
−
- + +
+ +
+ +
+ +
+
= -
= ∑ = 33131,5
∑
�
= =
� −�
– ∑ ��
–
-
–
+
–
+
–
+
–
+
–
+
–
+
–
+
–
+
–
+
–
+
–
+
–
+
–
+
–
–
− + + + + + + + + +
+ + + +
- =
∑ = 33512
Universitas Sumatera Utara
79
Sehingga rs didapatkan rs =
∑ +∑ −∑
��
√∑ ∑
rs =
, + −
, √
,
rs =
√
rs = rs =
rs = 0,98 Untuk mengukur kuat lemahnya hubungan digunakan skala Guilford. Dalam hal ini r hasil
= 0,98 berada pada skala 0,91 berarti hubungan sangat tinggi dan bisa di andalkan. Artinya “Terdapat Hubungan antara Pengaruh Pengalihan Fungsi Lahan Dengan Tingkat
Kemiskinan Masyarakat Adat”.
Selanjutnya untuk mengukur tingkat signifikasi digunakan rumus Z sebagai berikut: Zhitung
= rs √
�− −
Zhitung = 0,98
√
− − ,
Zhitung = 0,98
√
− ,
Zhitung = 0,98
√ Zhitung
=0,98 42,6 Zhitung
= 41,74 Untuk menguji apakah hipotesa dotolak atau diterima, nilai Zhitung dibandingkan dengan
Ztabel. Nilai Z tabel untuk 74 responden adalah 1,289’. Dari nilai Ztabel tersebut bila
Universitas Sumatera Utara
80
dibandingkan dengan Zhitung terlihat bahwa Zhitung Ztabel Zhitung= 41,74 dan Ztabel = 1,289.
Hal ini berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya dalam penelitian ini
“Terdapat Hubungan Pengalihan Fungsi Lahan Terhadap Tingkat Kemiskinan Masyarakat Adat”
Universitas Sumatera Utara
81
BAB IV PENUTUP