Pajak Penghasilan Orang Pribadi Sanksi – Sanksi Perpajakan Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi

2. Pajak Penghasilan

Penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak baik berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak dengan nama dan dalam bentuk apapun. Pajak penghasilan PPh adalah suatu pungutan resmi menurut undang – undang yang ditujukan kepada masyarakat yang berpenghasilan atau atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam tahun pajak untuk kepentingan negara bagi masyarakat dalam hidup berbangsa dan bernegara sebagai suatu kewajiban yang harus dilaksanakan dan diatur dalam Undang – Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 9 Tahun 1991, diubah lagi dengan Undang – Undang Nomor 10 Tahun 1994, diubah lagi dengan Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2000 dan terakhir diubah dengan Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2008.

2.1 Pajak Penghasilan Orang Pribadi

Pajak penghasilan didasarkan atas peralihan kekayaan dari sektor publik pribadi tanpa jasa timbal kontraprestasi yang ditunjuk langsung dan digunakan untuk pengeluaran negara berdasarkan kepentingan umum. Pajak penghasilan merupakan salah satu dari sumber pajak yang dikelola oleh negara sebagai salah satu sumber keuangan bagi kas negara. Berdasarkan Undang – Undang Pajak Penghasilan 2008, pajak penghasilan dinyatakan sebagai pajak yang dikenakan atas penghasilan Wajib Pajak orang pribadi Universitas Sumatera Utara dalam negeri berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan seperti dinyatakan dalam undang – undang pajak penghasilan. Pengenaan di dalam pajak penghasilan orang pribadi tersebut harus dapat dibayar melalui kantor – kantor yang telah ditetapkan dan tidak mungkin dapat dibebankan kepada orang lain. Dari uraian tersebut diatas pegawai tetap wajib pajak orang pribadi yang meliputi pejabat negara, pegawai negeri sipil, anggota TNI atau POLRI, karyawan Badan Usaha Milik Negara dan Daerah, para penerima pensiun, tunjangan hari tua, tabungan hari tua. Bagi pejabat negara, pegawai negeri sipil, anggota TNI atau POLRI dan pensiun yang menerima pajak penghasilan pasal 21 bersifat final.

2.2 Sanksi – Sanksi Perpajakan Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi

Sanksi perpajakan bagi wajib pajak orang pribadi diatur dalam Undang – Undang KUP Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 13. Adapun sanksi tersebut dibagi menjadi dua, yaitu : a. Sanksi Administrasi bagi Wajib Pajak Orang Pribadi 1. Denda sebesar Pasal 7 ayat 1 UU KUP a Rp 100.000,00 apabila Surat Pemberitahuan SPT Masa tidak disampaikan atau disampaikan tidak sesuai dengan batas waktu, misalnya paling lama 20 dua puluh hari setelah akhir Masa Pajak; Universitas Sumatera Utara b Rp 100.000,00 apabila Surat Pemberitahuan SPT Tahunan orang pribadi tidak disampaikan atau disampaikan tidak sesuai dengan batas waktu, yaitu paling lama 3 tiga bulan setelah akhir Tahun Pajak; c Rp 1.000.000,00 apabila Surat Pemberitahuan SPT Tahunan Badan tidak disampaikan tidak sesuai dengan batas waktu, yaitu paling lama 4 empat bulan setelah akhir Tahun Pajak. 2. Bunga sebesar Pasal 9, 13, dan 14 UU KUP a 2 sebulan untuk selama – lamanya 24 bulan atas jumlah pajak yang terutang tidak atau kurang dibayar dalam hal : - Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan SPT Tahunan yang mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar sebelum dilakukannya pemeriksaan. - PPh dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar danatau dari hasil penelitian Surat Pemberitahuan SPT terdapat kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat salah tulis dan atau salah hitung. - Terdapat kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Keputusan Pajak Kurang Bayar SKPKB berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain. - Perhitungan sementara pajak yang terutang dari jumlah pembayaran pajak yang sebenarnya terutang akibat diberikan izin penundaan penyampaian Surat Pemberitahuan SPT Tahunan. Universitas Sumatera Utara b 2 sebulan dari pajak yang kurang dibayar dalam hal Wajib Pajak diperbolehkan mengangsur atau menunda pembayaran pajak. c 48 dari jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar dalam hal Wajib Pajak setelah jangka waktu 5 lima tahun dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan atau tindak pidana lainnya yang dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. d 2 sebulan dihitung dari tanggal jatuh tempo pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran dan bagian dari bulan apabila pembayaran atau penyetoran terutang untuk suatu saat atau masa dilakukan setelah jatuh tempo pembayaran atau penyetoran. 3. Kenaikan sebesar Pasal 13 Ayat 1 Huruf b dan c UU KUP a 50 lima puluh persen dari PPh yang tidak atau kurang dibayar dalam satu Tahun Pajak; b 100 seratus persen dari jumlah PPh yang tidak atau kurang dipotong, tidak atau kurang dipungut, tidak atau kurang disetor, dan dipotong atau dipungut tetapi tidak atau kurang disetor; atau c 100 seratus persen dari PPN Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang tidak atau kurang bayar. b. Sanksi Pidana Wajib Pajak Orang Pribadi 1. Karena alpa Pasal 38 UU KUP a Tidak menyampaikan SPT atau Universitas Sumatera Utara b Menyampaikan SPT, tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dan perbuatan tersebut merupakan perbuatan setelah yang pertama kali sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 13A, didenda paling sedikit 1 satu kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 2 dua kali jumlah pajak yang terutang yang tidak atau kurang dibayar, atau dipidana kurungan paling singkat 3 tiga bulan atau paling lama 1 satu tahun. 2. Dengan sengaja wajib pajak orang pribadi Pasal 39 UU KUP a Tidak mendaftarkan diri untuk diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak; b Menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak Nomor Pokok Wajib Pajak; c Tidak menyampaikan SPT; d Menyampaikan SPT danatau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak lengkap; e Menolak untuk dilakukan pemerksaan; f Memperlihatkan pembukuan, pencatatan atau dokumen lain yang palsu atau dipalsukan seolah – olah benar, atau tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya; Universitas Sumatera Utara g Tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan di Indonesia, tidak memperlihatkan atau tidak meminjamkan buku, catatan, atau dokumen lainnya; h Tidak menyimpan buku, catatan, atau dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain termasuk hasil pengolahan data dari pembukuan yang dikelola secara elektronik atau diselenggarakan secara program aplikasi on-line di Indonesia; atau i Tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungut, sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 enam bulan dan paling lama 6 enam tahun dan denda paling sedikit 2 dua kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 empat kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.

2.3 Cara Perhitungan PPh Orang Pribadi