commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa dalam masyarakat digunakan untuk berbagai konteks dengan berbagai macam makna, fungsi utamanya sebagai alat komunikasi. Terutama di
kalangan orang yang membahas soal-soal bahasa, ada yang berbicara tentang bahasa tulisan, bahasa lisan atau bahasa tuturan dan sebagainya. Tidak dapat
disangkal bahwa bahasa memegang peran penting dalam kehidupan manusia. Di dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat menggunakan bahasa dalam
segala aktivitasnya. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk
bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri Harimurti, 1983: 17. Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi dalam anggota masyarakat, pemakai bahasa
dan merupakan dokumentasi kegiatan atau aktivitas hidup manusia, selain itu bahasa berfungsi sebagai alat pengembangan kebudayaan, jalur penerus
kebudayaan dan inventaris ciri-ciri kebudayaan sesuai dengan kemajuan jaman Nababan, 1984:38.
Bahasa Jawa dan kebudayaan Jawa yang dimiliki oleh masyarakat Jawa, tidak akan lepas dari lingkungan alam sekitar. Hubungan manusia dengan alam
sekitar sudah terjalin sejak manusia dilahirkan di muka bumi ini, maka secara alamiah bahasa yang keluar pada saat itu mau tidak mau akan terpengaruh dengan
lingkungan dan alam sekitar, selain hubungan manusia dengan alam, manusia juga
commit to user 2
harus berhubungan dengan sesama manusia, juga berhubungan dengan Tuhan. Pemanfaat potensi alam sekitar ada kalanya dipengaruhi oleh unsur alam di dalam
aspek kehidupan manusia. Salah satu unsur alam yang senantiasa bermanfaat dan dekat dengan manusia adalah dengan adanya berbagai jenis tumbuhan yang
mempunyai manfaat sebagai penyembuhan secara tradisional, dengan cara tumbuhan tersebut diolah menjadi ramuan atau jamu tradisional yang mempunyai
berbagai manfaat bagi kesehatan tubuh manusia. Perkembangannya bahasa Jawa akan dapat memberikan variasi dan
catatan tersendiri. Variasi yang dimaksud khususnya untuk menyebutkan istilah- istilah tertentu yang mempunyai ciri-ciri kekhasan, sedangkan catatan adalah
dalam memberi nama istilah, dapat dibedakan menurut bentuk katanya, misalnya beras kencur, Beras kencur merupakan pemajemukan, dalam istilah-istilah jamu
tradisional, beras kencur adalah jamu tradisional yang mempunyai manfaat sebagai obat batuk bagi anak, penghilang pegel linu dsb. Penyebutan manfaat
akan berbeda berdasarkan pengalaman dan kepercayaan seseorang. Oleh karena itu kebudayaan yang dimiliki masyarakat Jawa tidak akan bisa lepas dari
kebudayaan dan bahasa itu sendiri. Etnolinguistik berasal dari kata etnologi yang berarti ilmu yang
mempelajari tentang suku-suku tertentu, dan linguistik yang berarti ilmu yang mengkaji seluk-beluk bahasa keseharian manusia atau disebut juga ilmu bahasa
Sudaryanto, 1996: 9. Etnolinguistik merupakan bidang linguistik yang menganalisis tentang hubungan kebudayaan dengan bahasa. Jamu tradisional Jawa
commit to user 3
merupakan salah satu warisan kebudayaan dari nenek moyang yang perlu dilestarikan.
Jamu Tradisional termasuk salah satu pengobatan alternatif yang dimiliki dan dipercaya masyarakat tempo dulu sampai sekarang, dan masih tetap
dilestarikan oleh masyarakat Jawa. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang semakin pesat dan canggih di jaman sekarang ternyata tidak mampu
menggeser peranan penting suatu pengobatan tradisional seperti jamu Jawa, entah itu jamu buatan sendiri atau jamu buatan pabrik, tetapi justru saling melengkapi.
Hal ini terbukti dari banyaknya peminat jamu tradisional Jawa. Namun yang menjadi masalah dan kesulitan bagi para peminat jamu tradisional Jawa sampai
saat ini adalah kurangnya pengetahuan dan informasi tentang jenis tumbuhan yang dapat diolah menjadi jamu yang dikonsumsi sebagai pengobatan dari dalam,
bahan serta khasiat yang terkandung di dalamnya. Dalam penelitian ini yang dimaksud istilah-istilah jamu tradisional Jawa adalah jamu yang bahan dasarnya
terbuat dari tumbuhan obat-obatan atau yang biasa disebut dengan herbal, yaitu jamu Gendhong dan jamu Putri Gunung Jati. Penulis memilih jamu GD dan jamu
PGJ karena menurut penulis kedua jamu tersebut cukup banyak peminatnya, jamu GD lebih merakyat dari jamu PGJ karena jamu GD selain harganya
terjangkau atau lebih murah, juga proses pembuatan dan penjualan nya lebih berhubungan langsung dengan manusia. Sedangkan jamu PGJ adalah jamu pabrik
yang proses pembuatan nya banyak menggunakan mesin. Walaupun proses pembuatan dari kedua jamu tersebut berbeda tetapi mempunyai satu tujuan dan
kesamaan yaitu sama-sama ingin mewujudkan hidup sehat dengan tumbuhan
commit to user 4
herbal. Istilah yang dikaji dalam penelitian ini adalah istilah-istilah yang terdapat dalam jamu tradisional Jawa jamu GD dan jamu PGJ. Berdasarkan hal tersebut,
penelitian istilah Jamu Tradisional Jawa dapat dikaji dengan pendekatan etnolinguistik, dengan alasan bahwa jamu tradisional Jawa termasuk dalam
kebudayaan masyarakat yang perlu dilestarikan dan dalam istilah-istilah jamu tradisional Jawa tersebut mengandung makna leksikal dan makna kultural, dengan
harapan dapat memberikan cukup informasi bagi penikmat, peminat dan penjual jamu tradisional itu sendiri.
Jamu Jawa juga dicuplik dalam Serat Centhini yang dicetak yayasan Centhini Yogyakarta, pupuh 12 jilid 2 nomer 35 sampai 38. dalam Serat Centhini
ini menceritakan tentang ki Amat yang sedang sakit gigi dengan gusi yang membengkak. Dalam serat ini memberitahukan bahwa dengan bunga kenanga dan
garam yang dikunyah akan mengurangi rasa sakit dan membuat gusi yang membengkak jadi mengencang kemudian gusi ditusuk dengan ‘ri gereh ‘ tulang
ikan asin, gusi akan berdarah dan akhirnya sembuh. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Penelitian yang dilakukan oleh Sudarsini, 1990 dalam skripsinya meneliti tentang
Naskah ‘Racikan Boreh Saha Parem’ karya PakuBuwana IX Suntingan Naskah dan Kajian Budaya. Sebuah kajian yang mengkaji tentang bagaimana
cara menangani naskah racikan boreh saha parem guna penyelamatan dan pelestariannya, sejauh mana manfaat boreh dan parem bagi masyarakat, relevansi
isi naskah racikan dan perkembangannya.
commit to user 5
2. Penelitian yang dilakukan oleh Eko Widiyanto, 2005 dalam skripsinya meneliti tentang Kagungan Dalem Buku Racikan Jampi-jampi Jawi jilid II Suatu Kajian
Filologis. Sebuah kajian yang mengkaji secara filologis terhadap salah satu Racikan Jampi Jawi Jilid II. Tentang pengobatan tradisional, naskah tersebut
berisi pelajaran mengenai resep obat-obatan dari berbagai tanaman yang diramu menjadi satu, termasuk jamu tradisional Jawa.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Istiana Purwarini, 2006 dalam skripsinya meneliti tentang Istilah Perlengkapan dalam Upacara Perkawinan Adat Jawa, di
Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo Suatu Tinjauan Etnolinguistik. Sebuah kajian yang mengkaji tentang bentuk istilah perlengkapan yang terdapat
dalam upacara perkawinan adat Jawa, di Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo, mendeskripsikan tentang makna leksikal dan makna kultural.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Hidha Watari, 2008 dalam skripsinya meneliti tentang Istilah Unsur-unsur Sesaji dalam Bersih Desa, di Desa Gondang
Kecamatan Gondang Kabupaten Sragen Suatu Kajian Etnolinguistik. Sebuah kajian yang mengkaji tentang bentuk istilah yang terdapat dalam tradisi bersih
desa di Desa Gondang, Kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen, mendeskripsikan tentang makna leksikal, makna gramatikal dan makna kultural tentang istilah
Sesaji dalam bersih desa di Desa Gondang, Kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen.
Berdasarkan penelitian yang sudah ada, penelitian mengenai istilah-istilah jamu tradisional Jawa belum pernah dilakukan. Maka peneliti ini akan mengkaji
commit to user 6
tentang bentuk dari istilah-istilah jamu GD dan jamu PGJ, makna leksikal dan makna kultural dari istilah-istilah jamu GD dan jamu PGJ.
B. Pembatasan Masalah