Uji Multikolinearitas Uji Heteroskedastisitas

4.2.2.2. Uji Multikolinearitas

Model regresi yang baik adalah yang bebas dari variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel indipenden lain dalam satu model regresi. Kemiripan antar variabel independen akan menyebabkan korelasi antara variabel- variabel independen yang memiliki kemiripan tersebut. untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor VIF. Jika VIF 10 atau tolerance 0,1, maka terjadi multikolinearitas, sedangkan jika nilai VIF 10 atau tolerance 0,1, maka tidak terdapat gejala multikolinearitas. Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 2.313 1.162 1.991 .048 CETR -.052 .012 -.349 -4.445 .000 .984 1.016 SIZE .053 .038 .110 1.405 .162 .984 1.016 a. Dependent Variable: ROA Sumber: Hasil Penelitian, 2016 Nilai VIF untuk variabel Cash Effective Tax Ratio dan Ukuran Perusahaanadalah 1,016, sedangkan Tolerance-nya 0,984. Karena nilai VIF dari kedua variabel tidak ada yang lebih besar dari 10 dan tolerance tidak ada yang lebih kecil dari 0,1, maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinieritas pada kedua variabel bebas tersebut. Universitas Sumatera Utara

4.2.2.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedestisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain. Jika hasil residual suatu pengamatan sama dengan residual pengamatan lain, maka disebut dengan homoskedestisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedestisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.Model regresi dalam penelitian ini di uji menggunakan menggunakan scatterplot. Adapun hasil penelitian ditunjukkan pada scatterplotdibawah ini: Gambar 4.3 Scatterplot Sumber: Hasil Penelitian, 2016 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi, sebab dari gambar scatterplot tersebut, menunjukkan bahwa titik-titik menyebar acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu atau tidak teratur, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu x dan y.

4.2.2.4. Uji Autokorelasi

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 15

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 14

Pengaruh Pajak Penghasilan Badan Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi

0 0 11

Pengaruh Pajak Penghasilan Badan Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi

0 0 2

Pengaruh Pajak Penghasilan Badan Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi

0 0 6

Pengaruh Pajak Penghasilan Badan Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi

0 0 23

Pengaruh Pajak Penghasilan Badan Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi

0 1 3

Pengaruh Pajak Penghasilan Badan Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi

0 0 11

Pengaruh Struktur Kepemilikan Keluarga Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Sektor Industri Barang Konsumsi

0 0 12

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BEI SKRIPSI

0 1 113