Saran Penelitian Terdahulu Hasil Analisis Regresi Coefficients

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dibuat dari pengujian data, maka penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Perusahaan hendaknya mempekerjakan seseorang yang ahli dalam bidang perpajakan yang dapat membantu mereka dalam perencanaan pajak untuk mengurangi pembayaran pajak secara legal dan aman sehingga menaikkan kinerja keuangan mereka. 2. Peneliti selanjutnya hendaknya dapat mengembangkan penelitian dengan mengganti atau menambah variabel independen maupun variabel dependen lain dan dapat menggunakan objek perusahaan lain, menambah periode, serta menggunakan atau membandingkan metode pengukuran lain untuk masing- masing variabel yang digunakan. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Kinerja Keuangan Laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan merupakan salah satu informasi yang dapat digunakan dalam menilai kinerja keuangan perusahaan karena laporan keuangan mencerminkan kondisi keuangan perusahaan dalam kurun waktu tertentu. PSAK No.1 Paragraf ke 9 Revisi 2015 menyatakan bahwa: Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi.Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi: aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, dan arus kas. Informasi tersebut, beserta informasi lain yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan entitas dan khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas. Ada dua penilaian yang paling dominan untuk memutuskan apakah suatu perusahaan memiliki kualitas yang baik dalam menjalankan kegiatan manajemen perusahaan.Penilaian ini dapat dilakukan dengan melihat sisi kinerja keuangan financial performance dan kinerja non keuangan non financial performance.Kinerja keuangan melihat pada laporan keuangan yang dimiliki Universitas Sumatera Utara oleh perusahaan yang bersangkutan dan itu tercermin dari informasi yang diperoleh pada laporan posisi keuangan, laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, dan laporan arus kas, serta hal-hal lain yang turut mendukung sebagai penguat penilaian kinerja keuangantersebut. Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu.Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan. Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Menurut Fahmi 2014: 2, “Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.”Seperti dengan membuat suatu laporan keuangan yang telah memenuhi standar dan ketentuan dalam SAK Standar Akuntansi Keuangan, GAAP General Accepted Accounting Principles, dan lainnya.

2.1.1.1. Tahap-tahap Analisis Kinerja Keuangan

Adapun tahap-tahap dalam menganalisis kinerja keuangan ada 5 lima tahap Fahmi, 2014: 3, yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Melakukan review terhadap data laporan keuangan Review dilakukan dengan tujuan agar laporan keuangan yang dibuat sesuai dengan penerapan kaidah-kaidah akuntansi yang berlaku, sehingga hasil laporan keuangan tersebut dapat dipertanggungjawabkan. 2. Melakukan perhitungan Penerapan metode perhitungan disesuaikan dengan kondisi dan permasalahan yang sedang dilakukan sehingga hasil dari perhitungan tersebut akan memberikan suatu kesimpulan sesuai dengan analisis yang diinginkan. 3. Melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan yang telah diperoleh Dari hasil hitungan yang sudah diperoleh tersebut kemudian dilakukan perbandingan dengan hasil hitungan dari berbagai perusahaan lainnya. Metode yang paling umum digunakan untuk melakukan perbandingan ini ada 2, yaitu : a. Time series analysis, yaitu membandingkan secara antar-waktu atau antar periode, dengan tujuan itu nantinya akan terlihat secara grafik. b. Cross sectional approach, yaitu melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan rasio-rasio yang telah dilakukan antara satu perusahaan dan perusahaan lainnya dalam ruang lingkup yang sejenis yang dilakukan secara bersamaan. Dari hasil penggunaan kedua metode ini diharapkan nantinya akan dapat dibuat suatu kesimpulan yang menyatakan kondisi posisi perusahaan tersebut. 4. Melakukan penafsiran interpretation terhadap berbagai permasalahan yang ditemukan Pada tahap ini, penafsiran digunakan untuk melihat apa-apa saja permasalahan dan kendala-kendala yang dialami oleh perusahaan tersebut. 5. Mencari dan memberikan pemecahan masalah dari berbagai permasalahan yang ditemukan Setelah tahap-tahap yang sebelumnya dilakukan, maka pada tahap terakhir ini dilakukan solusi guna memberikan suatu input atau masukan agar kendala dan hambatan dapat terselesaikan.

2.1.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan

Ada banyak faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal perusahaan.Faktor-faktor tersebut ada yang berada dalam kendali pihak manajemen ada pula yang berada diluar kendali manajemen. Universitas Sumatera Utara Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan menurut Harjosoemarto 1994 dalam Mulyati 2011, yaitu,: 1. Faktor Internal a. Manajemen personalia Berkaitan dengan SDM agar dapat didayagunakan seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan perusahaan secara manusiawi. b. Manajemen pemasaran Berkaitan dengan program-program yang ditujukan untuk mencapai tujuan perusahaan. c. Manajemen produksi Berkaitan dengan faktor-faktor produksi agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai yang diharapkan. d. Manajemen keuangan Berkaitan dengan perencanaan, mencari dan memanfaatkan dana untuk memaksimalkan efisiensi perusahaan. 2. Faktor Eksternal a. Kodisi perekonomian Kondisi yang dipengaruhi kebijakan pemerintah, keadaan dan stabilitas politik ekonomi, sosial dan lain-lain. b. Kondisi industri Meliputi tingkat persaingan, jumlah perusahaan dan lain-lain.

2.1.1.3. Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan.Penelitian ini menggunakan rasio profitabilitas karena tujuan utama suatu perusahaan didirikan adalah untuk memperoleh laba, sehingga dengan menggunakan metode ini kita dapat mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Menurut PSAK, kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan, Paragraf 17 Revisi 2015 menyatakan bahwa: Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas, diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasi fluktuasi kinerja adalah penting dalam hubungan ini.Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas entitas dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada.Disamping itu informasi tersebut juga berguna dalam perumusan Universitas Sumatera Utara pertimbangan tentang efektivitas entitas dalam memanfaatkan tambahan sumber daya. Menurut Kasmir 2008:196, “Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan.Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi.Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan.”

2.1.1.4. Tujuan dan Manfaat Profitabilitas

Adapun tujuan dan manfaat profitabilitas menurut Kasmir 2008:197 adalah sebagai berikut: 1. Tujuan rasio profitabilitas bagi perusahaan maupun bagi pihak luar perusahaan, yaitu: a. Untuk mengukur laba yang diperoleh perusahaan atau dalam periode tertentu, b. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang, c. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu, d. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri, e. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri, f. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal sendiri. 2. Manfaat yang diperoleh adalah untuk: a. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh oleh perusahaan dalam suatu periode, b. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang, c. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu, d. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri, e. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Universitas Sumatera Utara

2.1.1.5. Macam-macam Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas tergantung dari laba dan modal yang diperhitungkan.Jenis laba perusahaan bermacam-macam tingkatannya mulai dari laba kotor, laba usaha, laba sebelum bunga dan pajak, laba kena pajak dan laba bersih perusahaan.demikian juga modal yang digunakan bermacam-macam seperti modal usahaoperasional, modal utang, modal sendiri atau modal keseluruhan. Agar rasio profitabilitas ini mempunyai arti, maka rasio laba dengan modal harus disesuaikan dengan dari mana laba dan untuk apa modal tersebut ditujukan. Secara umum rasio profitabilitas dalam perusahaan dapat dibedakan sebagai berikut: 1. Gross Profit Margin Rasio yang mengukur seberapa besar tingkat laba kotor perusahaan dari setiap penjualannya, artinya disini belum memperhitungkan biaya operasi perusahaan. Rumus Gross Profit Margin adalah: ����� ������ ������ = ����� ������ ����� 2. Operating Profit Margin Mengukur seberapa besar tingkat laba operasionalusaha perusahaan dari setiap penjualannya.Artinya disini belum memperhitungkan biaya bunga dan pajak perusahaan. Rumus Operating Profit Margin adalah: ��������� ������ ������ = ��������� ������ ����� Universitas Sumatera Utara 3. Net Profit Margin Rasio yang mengukur seberapa besar tingkat laba bersih perusahaan dari setiap penjualannya, artinya disini telah memperhatikan biaya operasi, bunga, dan pajak perusahaan. Rumus Net Profit Margin adalah: ��� ������ ������ = ��� ������ ����� 4. Return on Investment Asset ROIROA Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba bersih dari jumlah dana yang diinvestasikan perusahaan atau total aset perusahaan. Untuk menentukan jumlah dana yang diinvestasikan, dalam beberapa literatur jumlah investasi disamakan dengan total aset, hal ini dapat diterima selama semua aset dioperasionalkan dalam operasi utama perusahaan. artinya tidak ada aset yang masih belum dioperasionalkan atau dioperasionalkan tetapi bukan untuk operasional utama perusahaan. dalam keadaan seperti itu, maka pengembalian investasi identik dengan pengembalian aset. Rumus Return on Asset adalah: ROA = ��� ������ ����� ������ 5. Return on Equity Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memberikan imbalan bersih atas setiap rupiah dari modal pemegang saham.Bagi pemilik modal return on equity adalah ukuran yang paling penting karena rasio ini menunjukkan tingkat hasil yang diperoleh pemilik modal. Terutama bagi perusahaan yang belum go public, ukuran ini satu-satunya ukuran untuk Universitas Sumatera Utara mengukur tingkat kemakmuran atas kepemilikannya dalam perusahaan. Rumus Return on Equity adalah: ROE = ��� ������ ������ Rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan dalam penelitian ini adalah Return on Asset ROA. Alasan peneliti memilih ROA sebagai rasio untuk mengukur kinerja keuangan dikarenakan ROA dapat menghitung kinerja perusahaan secara keseluruhan. Berdasarkan teori Du Pont perhitungan ROA adalah: ROA = ��� ������ ������ � ����� ����� �������� ROA = ��� ������ ����� � ����� ����� ������ Jika berdiri sendiri, baik net profit margin maupun total asset turnover tidak dapat memberikan pengukuran yang memadai atas efisiensi dan efektivitas perusahaan secara keseluruhan. Net profit margin berfungsi untuk mengukur profitabilitas yang berkaitan dengan penjualan yang dihasilkan, sedangkan total asset turnover untuk mengukur efisiensi dalam penggunaan aset untuk menghasilkan penjualan. Jadi, disini ROA tidak hanya mampu mengukur profitabilitas penjualan, namun juga mampu mengukur efisiensi dalam penggunaan aset dalam penjualan. Peningkatan dalam return on assetakan terjadi jika terdapat peningkatan dalam total asset turnover, peningkatan dalam net profit margin, atau keduanya. Dua perusahaan dengan net profit margin dan total asset turnover yang berbeda, dapat saja memiliki return on asset yang sama. Universitas Sumatera Utara 2.1.2. Pajak Penghasilan Badan 2.1.2.1. Pengertian Pajak Penghasilan Badan Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Yang dimaksud Badan menurut Pasal 21 UU PPh No.36 Tahun 2008adalah: Sekumpulan orang danatau modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun tidak melakukan usaha meliputi: perseroan terbatas, perseroan comanditer, perseroan lainnya, BUMN, BUMD dengan nama dan bentuk apapun, termasuk firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi masa, organisasi sosial politik atau organisasi yang sejenis, lembaga, dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap. Pajak Penghasilan yaitu pajak yang dikenakan terhadap penghasilan badan, penghasilan disini yaitu penghasilan menurut peraturan perpajakan.Penghitungan pajak penghasilan badan dimulai dengan penghitungan penghasilan bersih dengan menggunakan pembukuan. Di dalam akuntansi penghasilan tersebut disebut sebagai laba sebelum pajak, sedangkan laba sebelum pajak yang telah dikoreksi fiskal akan menjadi penghasilan kena pajak, penghasilan kena pajak ini lah yang akan di kenakan pajak penghasilan dengan tarif efektif yang telah ditentukan pada Pasal 17 ayat 1 huruf b dan Pasal 31 E Undang-Undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan. Universitas Sumatera Utara

2.1.2.2. Subjek dan Objek PPh Badan

Subjek pajak penghasilan badan terbagi dua, yaitu: 1. Dalam Negeri Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia.Kewajiban pajak subjektifnya dimulai pada saat badan tersebut didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia dan berakhir pada saat dibubarkan atau tidak lagi bertempat kedudukan di Indonesia. 2. Luar Negeri Badan yang tidak didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia yang memperoleh penghasilan di Indonesia baik melalui BUT maupun tidak.Kewajiban pajak subjektifnya dimulai pada saat menjalankan usaha melalui BUT ataupun pada saat menerima dan memperoleh penghasilan.Sedangkan berakhirnya pada saat tidak lagi menjalankan usaha di Indonesia dengan melalui BUT atau tidak lagi menerima atau memperoleh penghasilan di Indonesia. Objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima oleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun. Yang menjadi objek pajak badan yaitu: 1. Laba usaha 2. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk: Universitas Sumatera Utara a. Keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal b. Keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu, atau anggota yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainnya. c. Keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, pengambilalihan usaha, atau reorganisasi dengan nama dan dalam bentuk apapun d. Keuntungan karena pengalihan harta 3. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya dan pembayaran tambahan pengembalian pajak 4. Bunga termasuk premium diskonto 5. Dividen 6. Royalti atau imbalan atas penggunaan hak 7. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta 8. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala 9. Keuntungan karena pembebasan utang 10. Keuntungan selisih kurs mata uang asing 11. Selisih lebih karena penilaian kembali aset 12. Premi asuransi 13. Imbalan bunga

2.1.2.3. Perencanaan Pajak

Sumber pendapatan negara yang terbesar di indonesia berasal daripajak disamping pendapatan dari migas dan non-migas, sehingga peraturan dan sistem Universitas Sumatera Utara perpajakan menjadi satu hal yang patut untuk terus diperhatikan. Terdapat berbagai kasus dalam sistem perpajakan indonesia, hal ini terjadi karena terdapat perbedaan kepentingan antara wajib pajak dengan pemerintah. Pemerintah memerlukan ketaatan dalam membayar pajak, sebab pemerintah memerlukan dana untuk pembiayaan penyelenggaran pemerintahan bagi kesejahteraan masyarakatnya. Namun berbeda dengan wajib pajak yang berusaha untuk menghindari pembayaran pajak baik secara legal maupun ilegal.Upaya dalam melakukan penghindaran pajak secara legal dapat dilakukan melalui manajemen pajak. Manajemen perpajakan menurut Pohan 2016: 13 adalah “usaha menyeluruh yang dilakukan tax manager dalam suatu perusahaan atau organisasi agar hal-hal yang berkaitan dengan perpajakan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat dikelola dengan baik, efisien, dan ekonomis, sehingga memberi kontribusi maksimum bagi perusahaan”. Perencanaan pajakmerupakan salah satu fungsi dari manajemen perpajakan.Manajemen perpajakan disini tidak hanya sekedar mengatur jumlah pajak yang harus dibayar, namun juga memastikan bahwa perusahaan telah memenuhi aturan perpajakan dengan benar, sehingga dapat terhindar dari denda pajak dikemudian hari.Perencanaan pajakadalah langkah awal dalam manajemen pajak.Langkah selanjutnya adalah pelaksanaan kewajiban perpajakan dan pengendalian pajak. Pada tahap perencanaan pajakini, dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan perpajakan agar dapat diseleksi jenis tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan Suandy, 2011. Universitas Sumatera Utara Pengertian perencanaan pajak menurut Dictionary of Tax Terms yang disusun oleh D. Larry CPA, Ph.D., Jack P. Friedman, CPA,Ph.D., dan Susan B. Anders, CPA, M.S. Pohan, 2016: 16 adalah “Tax planning is the systematic analysis of differing tax option aimed at the minimization of tax liability in current and future tax periods”. Perencanaan pajak dimulai pada saat mendirikan perusahaan pemilihan bentuk usaha, pemilihan metode pembukuan, pemilihan lokasi usaha, saat menjalankan usaha pemilihan transaksi-transaksi yang akan dilakukan dalam kegiatan operasional usaha, pemilihan metode akuntansi dan perpajakan, tanggung jawab terhadap stakeholders, dan saat akan menutup usaha restrukturisasi perusahaan, likuidasi, merger, dan sebagainya Tujuan utama perencanaan pajak adalah mencari berbagai celah yang dapat ditempuh dalam koridor peraturan perpajakan loopholes, agar perusahaan dapat membayar pajak dalam jumlah minimal. Dalam tax planning ada 3 macam cara yang dapat dilakukan wajib pajak untuk menekan jumlah beban pajaknya, yakni: 1. Tax Avoidance Penghindaran Pajak Tax Avoidance adalah strategi dan teknik penghindaran pajak dilakukan secara legal dan aman bagi wajib pajak karena tidak bertentangan dengan ketentuan perpajakan.Metode dan teknik yang digunakan adalah dengan memanfaatkan kelemahan grey area yang terdapat dalam undang-undang dan peraturan perpajakan itu sendiri. Universitas Sumatera Utara 2. Tax Evasion Penyelundupan Pajak Tax Evasion adalah strategi dan teknik penghindaran pajak dilakukan secara ilegal dan tidak aman bagi wajib pajak, dan cara penyelundupan pajak ini bertentangan dengan ketentuan perpajakan, karena metode dan teknik yang digunakan tidak berada dalam koridor undang-undang dan peraturan perpajakan. Cara yang ditempuh beresiko tinggi dan berpotensi dikenakannya sanksi pelanggaran hukum atau tindak pidana fiskal. 3. Tax Saving Penghematan Pajak Tax Savingadalah upaya memperkecil jumlah pajak yang tidak termasuk dalam ruang lingkup pemajakan.Misalnya, wajib pajak menghindari utang pajaknya dengan menahan diri untuk tidak membeli produk-produk yang ada pajak pertambahan nilainya. Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari perencanaan pajak yang dilakukan secara cermat, yaitu: 1. Penghematan kas keluar, karena beban pajak yang merupakan unsur biaya dapat dikurangi. 2. Mengatur aliran kas masuk dan keluar cash fow, karena dengan perencanaan pajak yang matang dapat diperkirakan kebutuhan kas untuk pajak, dan menentukan saat pembayaran sehingga perusahaan dapat menyusun anggaran kas secara lebih akurat.

2.1.2.4. Penghindaran Pajak

Salah satu cara yang digunakan oleh perusahaan untuk memaksimalkanlaba dengan meminimalkan pembayaran pajak adalah dengan Universitas Sumatera Utara melakukan penghindaran pajak tax avoidance. Penghindaran pajak menurut Robert H. Anderson dalam Zain, 2007: 50 adalah, “cara mengurangi pajak yang masih dalam batas ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dan dapat dibenarkan, terutama melalui perencanaan pajak”. Dengan demikian, secara moral pun tidak dianggap salah, apabilapengurangan beban pajak melalui penghindaran pajak tersebut masih dalam batas ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.Penghindaran pajak dapat dilakukan dengan berbagai cara. Merksdalam Zain,2007:55 menyatakan sebagai berikut: 1. Memindahkan subjek pajak danatau objek pajak ke negara-negarayang memberikan perlakuan pajak khusus atau keringanan pajak tax havencountry atas suatu jenis penghasilan substantive tax planning 2. Usaha penghindaran pajak dengan mempertahankan substansiekonomi dari transaksi melalui pemilihan formal yang memberikanbeban pajak yang paling rendah formal tax planning 3. Ketentuan Anti Avoidance atas transaksi transfer pricing, thincapitalization,treaty shopping, dan controlled foreign coorporationSpecific Anti Avoidance Rule, serta transaksi yang tidak mempunyaisubstansi bisnis General Anti Avoidance Rule. Dalam penghindaran pajak, wajib pajak tidak secara jelas melanggar undang-undang atau menafsirkan undang-undang, namun tidak sesuai dengan maksud dan tujuan pembuatan undang-undang.Aktivitas penghindaran pajak yang dilakukan oleh manjemen suatu perusahaan dilakukan semata-mata untuk meminimalisasi kewajiban pajak perusahaan. Pada dasarnya tindakan penghindaran pajak merupakan suatu tindakanlegal bagi perusahaan, sehingga sangatlah wajar kalau aktivitas penghindaran pajak semakin berkembang di Indonesia. Banyak perusahaan yang melakukan praktik penghidaran pajak dengan mengurangi besaran laba yang Universitas Sumatera Utara dilaporkan dalam laporan keuangan , sehingga besar pajak yang akan dibayarkan pun akan berkurang. Namun penghindaran pajak menjadi dilema bagi perusahaan juga bagi negara, khususnya negara-negara yang pendapatan negara terbesar berasal dari pajak. Serta bagi perusahaan akanmenajadi bumerang jika tidak cermat dalam melakukan penghindaran pajakmelalui perencanaan pajak yang tidak tepat. Komite urusan fiskal dari OECD Organization for Economic Coorporation and Development menyebutkan ada tiga tipe karakter tax avoidance, yaitu: 1. Adanya unsur afisiliasi di mana berbagi pengaturan seolah-olahterdapat di dalamnya, padahal tidak, dan ini dilakukan karenaketiadaan faktor pajak 2. Skema semacam ini sering memanfaatkan loopholes dari undang-undangatau menerapkan ketentuan-ketentuan legal untuk berbagaitujuan, padahal bukan itu sebelumnya dimaksudkan oleh pembuatundang-undang. 3. Kerahasian juga sebagai betuk dari skema ini dimana umumnya parakonsultan menunjukan alat atau cara untuk melakukan tax avoidancedengan syarat wajib pajak menjaga serahasia mungkin. Menurut Hanlon Heitzman 2010:14, metode pengukuran penghindaran pajak dikelompokkan dalam beberapa metode yaitu “effective tax rate ETR, books tax gap BTG, differencial tax DTX, unrecognized tax benefit, tax shelter activity, danmarginal tax rate”. Dalam teori perpajakan dikenal istilah tarif pajak efektif effective tax rate yaitu jumlah pajak yang harusnya dibayarkan oleh wajib pajak dibandingkan dengan total pendapatan yang Universitas Sumatera Utara diperoleh wajib pajak. Franket dalam Sibarani2012 menyatakan bahwa, ”Tarif pajak efektif menunjukkan efektifitas penghindaran pajak, karena tarif pajak efektif dapat mencerminkan perbedaan laba buku dengan laba fiskal”. Dalam penelitian ini, proksi pengukuran penghindaran pajak menggunakan proksi pengukuran penelitian Hanlon dan Heitzman 2010 seperti yang digunakan oleh Sibarani 2012 dan Bambang 2014 yaitu dengan menggunakan model CashEffective Tax Rate Cash ETR yang diharapkan mampu menilai tingkat keagresifan penghindaran pajak yang terjadi dalam perusahaan.Semakin rendah nilai Cash ETR menggambarkan semakin tingginya aktivitas penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan.Menurut Dyreng et al.2009 dalam Sibarani 2012 “Cash ETR dapat menggambarkan semua aktivitas penghindaran pajak yang mengurangi pembayaran pajak kepada otoritas perpajakan”. Dalam jurnal Hanlon Heitzman 2010 disebutkan bahwa “long run cash ETR dan Cash ETR memiliki karateristik yang sama, hanya saja untuk pengukuran dalam jangka panjang digunakan pengukuran long run cash ETR”. Rumus menilai penghindaran pajak dengan proksi cashETR sebagai berikut: Cash ETR = ���ℎ ��� ���� ��� ��� ���������� ������ x 100 Keterangan: Cash ETR = tarif pajak efektif berdasarkan jumlah pajak yang dibayarkan perusahaan secara kas pada tahun berjalan Cash taxes paid = jumlah pajak yang dibayarkan secara kas pada tahun berajalan Universitas Sumatera Utara Pre tax accounting income = laba sebelum pajak yang berdasarkan laporan keuangan perusahaan

2.1.3. Ukuran Perusahaan

MenurutNiresh dan Velnampy 2014, “ukuran perusahaan adalah banyaknya jumlah dan jenis kapasitas produksi dan kemampuan yang dimiliki perusahaan atau banyaknya jumlah dan jenis layanan yang dapat disediakan oleh perusahaan secara bersamaan untuk pelanggannya.Ukuran perusahaan adalah faktor utama untuk menentukan profitabilitas dari suatu perusahaan dengan konsep yang biasa dikenal dengan skala ekonomi”. Maksud skala ekonomi ialah merujuk kepada keuntungan biaya rendah yang didapat oleh perusahaan besar karena dapat menghasilkan produk dengan harga per unit yang rendah. Perusahaan dengan ukuran besar membeli bahan baku dalam jumlah yang besar sehingga perusahaan akan mendapat potongan harga lebih banyak dari pemasok. Dimana tingkat biaya yang rendah merupakan unsur untuk mencapai laba yang diinginkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Disamping itu perusahaan dengan skala besar akan lebih mempunyai kemungkinan untuk memenangkan persaingan dalam bisnis. Faktor ukuran perusahaan yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan merupakan faktor penting dalam pembentukan laba.Perusahaan besar yang dianggap telah mencapai tahap kedewasaan merupakan suatu gambaran bahwa perusahaan tersebut relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibandingkan dengan perusahaan kecil.Bagi perusahaan yang stabil biasanya dapat memprediksi jumlah keuntungan di tahun-tahun mendatang karena tingkat Universitas Sumatera Utara kepastian laba sangat tinggi.Sebaliknya bagi perusahaan kecil yang dianggap belum mapan, besar kemungkinan laba yang diperoleh juga belum stabil karena kepastian laba lebih rendah Sugiarto, 1997, dalam Sembiring, 2008. Perusahaan yang lebih besar memiliki akses yang lebih besar untuk mendapat sumber pendanaan dari berbagai sumber sehingga untuk memperoleh pinjaman dari kreditur pun akan lebih mudah karena perusahaan dengan ukuran besar memiliki profitabilitas lebih besar untuk memenangkan persaingan atau bertahan dalam industri. Sudarmadji dan Sularto 2007 dalam penelitiannya menyatakan bahwa: Penentuan ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam total aset, total penjualan dan kapitalisasi pasar. Semakin besar total aset, total penjualan dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut. Semakin besar aset maka semakin besar modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang, dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula perusahaan tersebut dikenal masyarakat. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini dilihat berdasarkan dari besarnya total aset yang dimiliki perusahaan. Pengertian aset itu sendiri menurut Kieso 2011:192 adalah “asset is a resource controlled by the entity as a result of past events and from which future economic benefits are expected to flow to the entity”. Aset menunjukkan aktiva yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan.Weston dan Brigham 1994 dalam Hesti 2010 menyatakan bahwa “peningkatan aset yang diikuti peningkatan hasil operasi akan semakin menambah kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan.Dengan meningkatnya kepercayaan Universitas Sumatera Utara pihak luar terhadap perusahaan, dimungkinkan pihak kreditur tertarik menanamkan dananya ke perusahaan”. Penggunaan total aset sebagai alat ukuran perusahaan didasarkan pada penelitian Hesti 2010, Niresh dan Velnampy 2014, dan Putra 2015. Variabel ukuran perusahaan dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut: ������ ������ℎ��� = �� ����� ������ Total aset digunakan dalam penelitian ini karena menurut Sudarmadji dan Sularto 2007dalam penelitiannya menyatakan bahwa “nilai aset relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai market capitalized dan penjualan dalam mengukur ukuran perusahaan”. Variabel ukuran perusahaan diukur dengan logaritma natural Ln dari total aset. Hal ini dikarenakan besarnya total aset masing-masing perusahaan berbeda bahkan mempunyai selisih yang besar, sehingga dapat menyebabkan nilai yang ekstrim. Untuk menghindari adanya data yang tidak normal tersebut maka data total aset perlu menggunakan logaritma natural.

2.2. Penelitian Terdahulu

Berikut ini merupakan beberapa penelitian terdahulu yang menjadi referensi penelitian ini, antara lain: Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian J. Aloy Niresh dan T. Velnampy 2014 Firm Size and Profitability: A Study of Listed Manufacturing Firms in Sri Lanka Variabel Independen : Ukuran Perusahaan Variabel Dependen : Profitabilitas ROA dan NPM Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan dan pengaruh yang besar antara ukuran perusahaan dan profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Sri Lanka. John Gartchie Gatsi, Samuel Gameli Gadzo, dan Holy Kwabla Kportorgbi 2013 The Effect of Corporate Income Tax on Financial Performance of Listed Manufacturing Firms in Ghana Variabel Independen : - Pajak Penghasilan Badan - Ukuran Perusahaan - Umur Perusahaan - Likuiditas - Pertumbuhan Variabel Dependen : Kinerja Keuangan ROA Hasil penelitian menunjukkan bahwaadahubungan negatifyang signifikan antarapajak penghasilan badandan kinerjakeuangan. Di sisi lain, ukuran perusahaan,umurperusaha andan pertumbuhanperusahaanm enunjukkanhubungan positif yang signifikandengankinerjake uangan. Neghină Lăcătuş Andreea Laura 2012 Tax impact on the Financial Performance of Companies Variabel Independen : - Leverage - Effective tax rate - Ukuran perusahaan - Kenaikan relative dalam total asset - Tingkat bunga efektif Variabel Dependen : Kinerja Keuangan ROA, ROE Penelitian ini menemukan korelasi negatif antara effective tax rate, interest rate dan kinerja. serta korelasi positif antara Leverage, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Relatif Perusahaan, dan Kinerja keuangan. Universitas Sumatera Utara Linda Ratnasari dan Budiyanto 2016 Pengaruh Leverage, Likuiditas, Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Otomotif di BEI Variabel Independen : - Leverage - Likuiditas - Ukuran Perusahaan Variabel Dependen : Profitabilitas ROA Leverage berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Likuiditas dan ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas. Silvia Hendrayanti dan Harjum Muharam 2012 Analisis Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal terhadap Profitabilitas Perbankan Studi pada Bank Umum di Indonesia Periode Januari 2003 - Februari 2012 Variabel Independen : - Faktor Internal EAR, BOPO, LAR, Firm Size - Faktor Eksternal Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi, Volatilitas ROA Variabel Dependen : Profitabilitas ROA EAR, BOPO, LAR, Firm size, dan volatilitas ROA berpengaruh signifikan terhadap ROA. Pertumbuhan ekonomi dan Inflasi terbukti tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Sritharan dan Vinasithamby 2013 Does Firm Size Influence on Firm’s Profitability? Evidence from Listed Firms of Sri Lanka Hotels and Travels Sector Variabel Independen : Ukuran Perusahaan Variabel Dependen : Profitabilitas ROA Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berhubungan secara positif terhadap profitabilitas. Surya Fajar Putra 2015 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas dengan Leverage dan Perputaran Persediaan sebagai Variabel Moderasi pada Perusahaan Manufaktur Sektor Konsumsi yang Terdaftar di BEI 2011-2013 Variabel Independen : Ukuran Perusahaan Variabel Moderasi : - Leverage - Perputaran Persediaan Variabel Dependen : Profitabilitas ROA Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas secara signifikan. Leverage dan perputaran persediaan tidak dapat memoderasi pengaruh ukuran perusahaan terhadap profitabilitas. Universitas Sumatera Utara

2.3. Kerangka Konseptual

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 15

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 14

Pengaruh Pajak Penghasilan Badan Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi

0 0 11

Pengaruh Pajak Penghasilan Badan Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi

0 0 2

Pengaruh Pajak Penghasilan Badan Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi

0 0 6

Pengaruh Pajak Penghasilan Badan Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi

0 0 23

Pengaruh Pajak Penghasilan Badan Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi

0 1 3

Pengaruh Pajak Penghasilan Badan Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi

0 0 11

Pengaruh Struktur Kepemilikan Keluarga Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Sektor Industri Barang Konsumsi

0 0 12

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BEI SKRIPSI

0 1 113