Uji Multikolinieritas Uji Heteroskedastisitas

50 Gambar 4.2 Grafik Normal Probability Plot Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data diolah Grafik normal p- plot pada gambar 4.2 menunjukkan bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Berdasarkan hal ini dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

4.2.2.2 Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Universitas Sumatera Utara 51 Berikut ini disajikan cara mendeteksi multikolinearitas dengan mengalisis matrik korelasi antar variabel independen dan perhitungan nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor VIF. Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut Situmorang, et al, 2008:104: 1 Jika nilai Tolerance 0,1 atau nilai VIF 10, maka tidak terjadi multikolinearitas. 2 Jika nilai Tolerance 0,1 atau nilai VIF 10, maka terjadi multikolinearitas. Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinieritas Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant MVA .494 2.023 PER .958 1.044 EVA .480 2.083 a. Dependent Variable: RETURNSAHAM Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan seluruh nilai Tolerance 0,1 dan seluruh nilai VIF 10. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa semua data variabel tidak terkena atau terjadi multikolearitas.

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke Universitas Sumatera Utara 52 pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2005:105. Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan analisis grafik yaitu dengan melihat scatterplot. Apabila titik-titik dots menyebar dan tidak memperlihatkan sebuah pola tertentu misalkan pola menaik ke kanan atas, atau pola menaik ke kiri bawah, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas dari masalah heteroskedastisitas. Berikut scatterplot dari model regresi penelitian ini. Gambar 4.3 Uji Heteroskedastisitas Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Pada Grafik 4.3, grafik scatterplot menunjukkan titik-titik yang menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 Universitas Sumatera Utara 53 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi ini layak untuk digunakan. Berikut ini hasil uji glejser: Tabel 4.5 Hasil Uji Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 3.098 .405 7.642 .000 MVA -1.146E-13 .000 -.215 -1.424 .158 PER .005 .011 .049 .455 .651 EVA 2.150E-12 .000 .115 .748 .457 a. Dependent Variable: ads Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Dari Tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai signifikansi variabel Market Value Added MVA, Price Earning Ratio PER, dan Economic Value Added EVA lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model regresi ini.

4.2.2.4 Uji Autokorelasi