dimaksud dengan benda yaitu tiap-tiap barang dan hak yang dapat dikuasai oleh hak milik.
26
C. Ruang Lingkup Hak Kekayaan Intelektual
Untuk memahami lingkup Hak Kekayaan Intelektual HKI, perlu diketahui lebih dahulu jenis-jenis benda, yaitu benda berwujud material dan
benda yang tidak berwujud immaterial seperti ditentukan dalam Pasal 503 KUHPerdata. Benda tidak berwujud ini dalam Pasal 499 KUHPerdata disebut
hak. Contoh Hak adalah Hak Tagih, Hak Guna Usaha, Hak Tanggungan, Hak Kekayaan Intelektual.Baik benda berwujud maupun tidak berwujud hak dapat
menjadi objek hak. Hak Kekayaan Intelektual HKI dapat menjadi objek hak, apalagi bila ikut serta dimanfaatkan oleh pihak lain melalui lisensi. Hak atas
benda berwujud disebut hak absolute atas suatu benda, sedangkan hak atas benda tidak berwujud disebut hak absolute atas suatu hak.
27
Pengembangan suatu doktrin dan teori akan melandaskan pada bidang yang menjadi bidang penerapannya. Artinya, seseorang yang akan melahirkan
doktrin dan teori tersebut harus memperhatikan ruang lingkup di mana doktrin dan teori itu akan diterapkannya. Dengan demikian, ruang lingkup, sifat-sifat dan
prinsip-prinsip HKI akan menjadi perhatian dari seseorang yang akan melahirkan suatu doktrin atau teorinya.
28
26
Pasal 499 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
27
Abdul Kadir Muhammad, Kajian Hukum Ekonomi Hak Kekayaan Intelektual, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001, hlm.3
28
Muhamad Djumhana. Perkembangan Doktrin dan Teori Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual. PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006, hlm 11
Universitas Sumatera Utara
Dalam perkembangan lahirnya suatu doktrin dan teori di bidang HKI tidak hanya menyangkut aspek substansi materi semata-mata, tetapi juga merambah
pada aspek formalnya, baik menyangkut kelembagaannya maupun aspek acaranya. Dalam aspek kelembagaan, sekarang ini penyelesaian sengketa perdata
di bidang HKI harus melalui Pengadilan Niaga. Dalam aspek formal lainnya, yaitu aspek hukum acara dalam rangka penegakan hukum sebagai cara
mempertahankan hukum materiilnya, saat ini telah diperkenalkan dalam Hukum Indonesia yang disebut penetapan sementara, sebagaimana tercantum dalam
ketentuan Pasal 106 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, yang esensi pengaturannya bahwa penetapan hakim diberikan sebelum perkara
masuk ke pengadilan. Mengingat hal tersebut merupakan ketentuan yang baru, perlu kiranya pemerintah mengeluarkan peraturan pelaksanaannya penetapan
sementara merupakan hal yang baru dalam sistem hukum Indonesia, yaitu penetapan yang diberikan oleh hakim sebelum ada perkara pokok. Hal ini
dibentuk untuk memenuhi standar perjanjian TRIPs Agreement. Tujuan dari penetapan sementara adalah untuk:
a. Mencegah berlanjutnya pelanggaran hak cipta, khususnya mencegah
masuknya barang yang diduga melanggar hak cipta atau hak terkait ke dalam jalur perdagangan, termasuk tindakan importasi.
b. Menyimpan bukti yang berkaitan dengan pelanggaran hak cipta atau hak
tersebut guna menghindari terjadinya penghilangan barang bukti
Universitas Sumatera Utara
c. Meminta kepada pihak yang merasa dirugikan untuk memberikan bukti yang
menyatakan bahwa pihak tersebut memang berhak atas hak cipta atau hak terkait dan hak pemohon tersebut memang sedang dilanggar.
29
Penetapan sementara yang telah ditentukan undang-undang sebagaimana diatur oleh undang-undang Paten, Merek dan Hak Cipta sampai sekarang belum
ada yang menggunakannya karena adanya ketentuan bahwa apabila penetapan sementara nantinya dibatalkan oleh hakim, pihak yang merasa dirugikan dapat
menuntut ganti rugi kepada pihak yang meminta penetapan sementara tersebut. Dalam rangka melindungi HKI, selain memperhatikan cakupan dari HKI itu
sendiri, juga perlindungan tersebut dapat didasarkan pada hukum yang berada di luar HKI. Beberapa negara seperti Amerika Serikat telah memperkenalkan hukum
Anti Monopoli yang mencoba mengisi beberapa jurang pemisah dalam kaitannya dengan perlindungan yang tidak tercakup dalam hukum HKI sehingga
penghargaan dapat diberikan kepada orang-orang yang telah menanamkan modalnya untuk mendapatkan informasi atau mencipta sesuatu yang untuk alasan-
alasan tertentu, tidak dilindungi berdasarkan prinsip-prinsip tradisional HKI. Kondisi seperti itu juga dilakukan di Indonesia pada saat sebelum Rahasia Dagang
resmi dimasukkan dalam hukum HKI di Indonesia, dan lahir Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang, Rahasia Dagang telah diakui
sebagai bagian dari HKI melalui ketentuan Pasal 50 b Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Tidak Sehat.
Ketentuan pasal tersebut selengkapnya berbunyi “ Yang dikecualikan dari
29
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
ketentuan undang-undang ini adalah perjanjian yang berkaitan dengan hak atas kekayaan intelektual, seperti lisensi, paten, merek dagang, hak cipta, desain
produk industri, rangkaian elektronik terpadu dan rahasia dagang serta perjanjian yang berkaitan dengan waralaba”Dengan pesatnya keterkaitan dan perluasan
ruang lingkup HKI, maka salah satu HKI yang berupa traditional knowledge semakin tergali dan tampak besar keterkaitannya dengan aspek dan bidang
lainnya, seperti kehutanan, pertanian, kesehatan dan sosial budaya. Konsekuensi lebih lanjut dari batasan HKI ini adalah terpisahnya HKI itu
sendiri dengan hasil material yang menjadi bentuk jelmaannya. Jadi yang dilindungi adalah haknya bukan jelmaan dari hak tersebut. Misalnya, hak cipta
dalam hal pengetahuan tradisional berupa hak kekayaan intelektual dan hasil materi yang menjadi bentuk jelmaannya adalah benda-benda seni dan
kebudayaan-kebudayaan lainnya. Jadi HKI berhubungan dengan perlindungan penerapan ide dan informasi
yang memiliki nilai komersial. HKI adalah kekayaan pribadi yang dapat dimiliki dan diperlakukan sama dengan bentuk-bentuk kekayaan lainnya. Banyak hal yang
dapat dilindungi oleh HKI temasuk novel, karya seni, fotografi. musik, rekaman suara, film, piranti lunak dan piranti keras komputer, situs internet, desain untuk
barang-barang yang diproduksi secara massal, mahluk hidup hasil rekayasa genetika, obat-obatan baru, rahasia dagang, pengetahuan teknik, merek.
30
Meskipun demikian HKI tidak diperluas terhadap setiap situasi dimana seseorang yang melakukan usaha atau sumber daya kedalam sesuatu yang
30
Tim Lindsey et.al., Op. Cit., hlm.3
Universitas Sumatera Utara
melibatkan pengeluaran akal budi, pengetahuan, keahlian atau tenaga. Berdasarkan hukum di Indonesia dan undang-undang dibanyak negara, ciptaan
dan invensi hanya akan dilindungi jika telah memenuhi syarat-syarat tertentu yang telah diatur oleh undang-undang.
31
Hak Kekayaan Intelektual HKI secara umum dapat digolongkan ke dalam dua kategori utama, yaitu:
32
1. Hak Cipta copyright;
2. Hak atas Kekayaan Industri Industrial Property yang terdiri dari:
a. Hak Paten Patent;
b. Hak Merek Trademark;
c. Hak Produk Industri Industrial Design;
d. Penanggulangan Praktik Persaingan Curang Represion of Unfair
Competition Practices. e.
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu layout design of integrated circuit; f.
Rahasia Dagang trade secret Di Indonesia, Hak Kekayaan Intelektual HKI diatur dengan Undang-
Undang tersendiri, antara lain: 1.
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 Tentang Perlindungan Varietas Tanaman.
2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang.
3. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 Tentang Desian Industri
31
Ibid.,
32
Sentosa Sembiring, Hak Kekayaan Intelektual Dalam Berbagai Peraturan Perundang- undangan, CV. Yrama Widya, Bandung, 2002, hlm 14
Universitas Sumatera Utara
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Rangkaian Tata
Letak Sirkuit Terpadu. 5.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 Tantang Paten. 6.
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001tantang Merek. 7.
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta. 8.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta. Beberapa cabang Hak Kekayaan Intelektual berlaku secara otomatis.
Misalnya Hak Cipta dan Hak Terkait, serta rahasia dagang. Sedangkan yang lain, seperti merek, paten, mensyaratkan pendaftaran sebelum dilindungin, dan akan
diperiksa oleh pegawai kantor HaKI untuk menentukan apakah merek atau invensi yang dimintakan perlindungan tersebut memenuhi syarat-syarat pendaftaran.
Perlindungan Hak atas Kekayaan Intektual yang kuat selain memberikan kepastian hukum, juga memberikan manfaat yang dapat dirasakan dari segi
politis, ekonomi, sosial budaya, bahkan segi pertahanan keamanan pun bisa meraih manfaat dari adanya perlindungan Hak atas kekayaan Intelektual ini.
Secara garis besarnya kita dapat melihat beberapa keuntungan dan manfaat yang diharapkan dengan adanya perlindungan Hak atas kekayaan intelektual tersebut,
baik secara ekonomi mikro maupun ekonomi makro, yaitu diantaranya : a.
Perlindungan Hak atas Kekayaan Intelektual yang kuat dapat memberikan dorongan untuk meningkatkan landasan teknologi
technological base nasional guna memungkinkan pengembangan teknologi yang lebih cepat lagi.
Universitas Sumatera Utara
b. Pemberian perlindungan hukum terhadap Hak atas Kekayaan
Intelektual pada dasarnya dimaksudkan sebagai upaya untuk mewujudkan iklim yang lebih baik lagi bagi tumbuhan dan
berkembangnya gairah mencipta atau menemukan suatu dibidang ilmu pngetahuan, seni, budaya dan sastra.
c. Pemberian perlindungan hukum terhdap Hak atas Kekayaan Intelektual
bukan saja merupakan pengakuan negara terhadap hasil karya dan karsa manusia, melainkan secara ekonomi makro merupakan
penciptaan suasana yang sehat untuk menarik penanaman modal asing, serta memperlancar perdagangan internasional. Begitu besarnya
manfaat yang dirasakan dengan terlindungnya hak atas kekayaan intelektual para warga negaranya, maka setiap Negara akan mencoba
memberikan perlindungan yang ketat.
D. Prinsip – Prinsip Hak Kekayaan Intelektual HKI