Penentuan Derajat Substitusi DS Analisis Morfologi dengan SEM Scanning Electron Microscopic Analisis Kekuatan Swelling Pati Sitrat

1 , pada pH 3,5 muncul puncak pada bilangan gelombang 1658,76 cm -1 , pada pH 4 muncul puncak pada bilangan gelombang 1635,64 cm -1 dan 1728,22 cm -1 , pada pH 4,5 muncul puncak pada bilangan gelombang 1635,64 cm -1 dan 1720,50 cm -1 dan pada pH 5 muncul puncak pada bilangan gelombang 1635,64 cm -1 . Pada pH 3,5 hanya menunjukkan 1 puncak di bilangan gelombang 1600-1800 cm -1 , yaitu 1658,76 cm -1 dikarenakan pati mengalami ikat silang sehingga C1 dan C6 dari asam sitrat sudah membentuk ester, didukung dengan berkurangnya intensitas gugus OH pada spektrum FTIR. Sedangkan pada pH yang lain, terbentuk 2 puncak di rentang bilangan gelombang 1600-1800 cm -1 , yang menandakan hanya 1 gugus karboksilat yang menjadi gugus ester.

4.2.3. Penentuan Derajat Substitusi DS

Derajat Substitusi DS adalah jumlah rata-rata gugus per anhidroglukosa unit yang disubstitusikan oleh gugus lain. Apabila gugus yang menggantikan berupa satu gugus anhidroksil pada setiap unit anhidroglukosa diesterifikasi dengan satu buah gugus asetil, nilai DS sebesar 1.Apabila terdapat tiga buah gugus hidroksil yang diesterifikasi, maka nilai DS sebesar 3 Wurzburg, 1989. Pada penelitian ini hasil DS yang diperoleh berkisar antara 0,05 – 0,08. Dimana DS tertinggi yaitu 0,08 berasal dari pati sitrat pH 4. Pada pembuatan pati sitrat apabila pH yang digunakan terlalu asam akan menyebabkan dekarboksilasi ketika reaksi terjadi, dan apabila pH yang digunakan terlalu basa maka akan menyebabkan reaksi hidrolisis ester atau saponifikasi.

4.2.3. Analisis Morfologi dengan SEM Scanning Electron Microscopic

Analisis SEM dilakukan untuk melihat morfologi dari senyawa hasil modifikasi pati yang diperoleh.Dalam penelitian ini uji SEM hanya dilakukan pada pati sitrat dengan DS tertinggi yaitu pati sitrat pH 4, dengan perbesaran gambar mencakup 500 kali dan 1500 kali.Bentuk dari pati sitrat hasil sintesis berbentuk granula-granula.Bentuk permukaan dari pati sitrat hasil sintesis tidak mengalami perubahan yang cukup signifikan dibandingkan dengan pati.Hal ini menunjukkan bahwa penambahan asam sitrat sebagai agen esterifikasi tidak mempengaruhi bentuk dari granula pati.

4.2.4. Analisis Kekuatan Swelling Pati Sitrat

Pengujian kekuatan swelling pati sitrat dilakukan untuk mengetahui seberapa banyak air yang dapat terserap terhadap pati sitrat hasil sintesis. Dalam penelitian ini uji kekuatan swelling hanya dilakukan pada pati sitrat dengan DS tertinggi yaitu pati sitrat pH 4. Dari hasil pengujian yang dilakukan, persen berat absorbsi pati sitrat terhadap larutan buffer semakin meningkat seiring dengan semakin lamanya proses pengujian. Jumlah air yang masuk pada granula pati berkurang ketika sudah menjadi pati sitrat dikarenakan semakin sedikitnya gugus hidroksil pati yang tersubstitusi oleh gugus asil dari sitrat.Sehingga jumlah ikatan hidrogen dari pati pun berkurang. BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan