4.2. Pembahasan
4.2.1. Analisis Pati dengan Spektrofotometer FT-IR
Pati yang digunakan berasal dari hasil isolasi dari pati talas. Talas diperoleh dari Pusat Pasar Kabanjahe dengan massa 2-6 kilogram per umbi. Pati yang diperoleh terlebih dahulu diuji
kualitatif dan menghasilkan warna ungu ketika ditambahkan dengan pereaksi iodin. Dan jumlah pati yang diperoleh per kilogramnya adalah 84 gram 8,4 .
Spektrum yang ditunjukkan dari data FT-IR memberi dukungan bahwa pati yang digunakan memiliki gugus O-H dengan munculnya puncak vibrasi pada bilangan gelombang
3387 cm
-1
, didukung dengan munculnya gugus C-H stretching pada bilangan 2931 cm
-1
dan 1149,57 cm
-1
yang menunjukkan gugus eter gambar 4.1.
4.2.2. Pembuatan Pati Sitrat
Pati sitrat yang dihasilkan merupakan reaksi antara pati dengan asam sitrat serta natrium hidroksida sebagai pengatur pH. Variasi pH yang digunakan pada penelitian ini yaitu 3 ; 3,5 ; 4 ;
4,5 , dan 5. Pati sitrat yang diperoleh berbentuk serbuk putih, dimana pati sitrat hasil sintesis berturut-turut sebanyak 45 gram, 43 gram, 54 gram, 49 gram, dan 45 gram. Terbentuknya pati
sitrat berdasarkan hasil analisa spesifik spektrum FT-IR dari variasi pH. Yaitu munculnya puncak vibrasi pada daerah 1600-1800 cm
-1
yang menunjukkan vibrasi C=O sebagai gugus ester Pavia et al. 2009. Reaksi pembentukan pati sitrat secara teoritis gambar 4.90
H
2
C C
C HO
H
2
C
-H
2
O
H
2
C C
C HO
H
2
C O
O C
O
n n
O OH
C O
OH C
O OH
H
2
C C
C HO
H
2
C O
OH C
O OH
C O
-H
2
O
n n
Esterifikasi Asam Sitrat
C O
OH
O O
HOH
2
C HO
OH O
O HOH
2
C HO
OH O
O O
OH
2
C HO
OH O
O HOH
2
C HO
OH O
H
2
C C
C HO
C H
2
C O
O O
C O
O O
OH
2
C HO
OH O
O HOH
2
C HO
OH O
O O
HOH
2
C HO
OH O
O HOH
2
C HO
OH O
CH
2
C C
OH C
CH
2
O HO
O C
O
O O
O H
2
C OH
HO O
O CH
2
OH OH
HO O
O O
HOH
2
C HO
OH O
O OH
2
C HO
OH O
+
Pati Sitrat
Gambar 4.9 Reaksi Esterifikasi Pati dengan Asam Sitrat Chowdary, 2011
Berdasarkan sumber referensi dan dukungan teori, maka reaksi antara pati dengan asam sitrat secara hipotesis ditunjukkan oleh gambar reaksi diatas. Dimana asam sitrat mengalami
dehidrasi terlebih dahulu sehingga menjadi bentuk anhidratnya. Kemudian gugus anhidrat dari asam sitrat bereaksi dengan gugus alkohol pati membentuk ester pati sitrat. Kemudian karena
asam sitrat memiliki gugus hidroksil yang lebih dari satu, maka kembali mengalami dehidrasi dan akan bereaksi lagi dengan molekul pati secara intermolekuler.
Spektrum yang ditunjukkan dari data FT-IR memberi dukungan bahwa pati sitrat yang terbentuk di setiap masing-masing variasi pH memiliki gugus karbonil ester C=O yang berasal
dari gugus asil asam sitrat dengan munculnya puncak vibrasi pada bilangan gelombang 1600- 1800 cm
-1
, yaitu pada pH 3 muncul puncak pada bilangan gelombang 1635,64 cm
-1
dan 1728 cm
-
1
, pada pH 3,5 muncul puncak pada bilangan gelombang 1658,76 cm
-1
, pada pH 4 muncul puncak pada bilangan gelombang 1635,64 cm
-1
dan 1728,22 cm
-1
, pada pH 4,5 muncul puncak pada bilangan gelombang 1635,64 cm
-1
dan 1720,50 cm
-1
dan pada pH 5 muncul puncak pada bilangan gelombang 1635,64 cm
-1
. Pada pH 3,5 hanya menunjukkan 1 puncak di bilangan gelombang 1600-1800 cm
-1
, yaitu 1658,76 cm
-1
dikarenakan pati mengalami ikat silang sehingga C1 dan C6 dari asam sitrat sudah membentuk ester, didukung dengan berkurangnya intensitas
gugus OH pada spektrum FTIR. Sedangkan pada pH yang lain, terbentuk 2 puncak di rentang bilangan gelombang 1600-1800 cm
-1
, yang menandakan hanya 1 gugus karboksilat yang menjadi gugus ester.
4.2.3. Penentuan Derajat Substitusi DS