Half life paro hidup Literatur

28 bacaan bagi mereka yang ingin mengetahui lebih lanjut topik yang sudah ditulis, mengkoreksi karya sendiri atau karya orang lain, memberikan kritik terhadap karya yang telah terbit sebelumnya, memperkuat klaim suatu temuan, dan sebagai panduan bagi penulis lain yang akan mendalami topik tulisan yang disitir. Dari pendapat di atas tersirat bahwa kegiatan menyitir dalam penulisan karya ilmiah adalah sebagai dasar untuk menyusun argumentasi, dan juga sebagai bahan untuk melakukan pembahasan terhadap hasil yang diperoleh dari penelitian, sehingga hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu, pencantuman daftar pustaka haruslah benar-benar sebagai daftar dari dokumen yang dirujuk, dan atau yang disitir untuk menghasilkan karya tersebut.

H. Half life paro hidup Literatur

Paro hidup mengindikasikan kekayaan atau kemiskinan informasi yang digunakan. Paro hidup literatur half life sitiran adalah jangka waktu yang diperlukan oleh separuh literatur bidang tertentu yang disitir oleh literatur terakhir yang dipublikasikan. Untuk menghitung paro hidup yaitu mengurutkan semua referensi yang dipergunakan oleh semua dokumen pada masing-masing bidang mulai yang tertua tahun terkecil sampai yang terbaru tahun terbesar atau sebaliknya. Kemudian dicari median yang membagi daftar referensi yang sudah berurut tersebut menjadi dua bagian masing- masing 50 . Median ini menunjukkan batas usia keusangan literatur pada bidang yang bersangkutan. 29 Antara disiplin ilmu dengan ilmu yang lain berbeda paruh hidupnya. Berdasarkan hasil penelitian di luar negeri adalah paruh hidup untuk ilmu fisika adalah 4,6 tahun ; fisiologi 7,2 tahun ; kimia 8,1 tahun ; botani 10,0 tahun,; matematika 10,5 tahun ; geologi 11,8 tahun ; kedokteran 6; 8 tahun; hukum 12,9 tahun ; dan bidang sosial kurang dari 2 tahun Hartinah, 2002 : 2. Sebagai contoh, paro hidup ilmu fisika adalah 4,6 tahun, mempunyai arti bahwa setengah dari ilmu fisika yang digunakan pada saat dilakukan kajian paro hidup tersebut berusia 4,6 tahun, sedangkan separuh sisanya berusia lebih dari 4,6 tahun. Apabila suatu literatur penelitian fisika menggunakan rujukan berusia lebih dari 4,6 tahun dapat dikatakan bahwa referensi yang digunakan telah usang dan hal ini menunjukan adanya kemiskinan informasi. Faktor yang mempengaruhi keusangan atau paruh hidup literatur pada suatu bidang ilmu adalah jumlah penggunaan literatur, jumlah publikasi dalam bidang tersebut, dan jumlah penulis pada bidangnya. Fenomena dari keusangan literatur merupakan dampak dari perkembangan ilmu pengetahuan. Hal ini terjadi karena hanya literatur yang mutakhir yang menarik bagi ilmuwan praktisi, sedangkan literatur yang lebih tua digunakan hanya bila mengandung informasi yang cenderung menggabungkan karya terakhir. Hal tersebut juga berarti bahwa semakin banyak literatur dalam sebuah bidang semakin mempengaruhi paro hidup. Paro hidup literatur suatu bidang ilmu dapat digunakan sebagai salah satu tolok ukur kekayaan atau kemiskinan informasi.

BAB III GAMBARAN UMUM

PERPUSTAKAAN LAPAN

A. Profil Institusi

Pada tanggal 31 Mei 1962 dibentuk Panitia Astronautika oleh Menteri Pertama RI, Ir. Juanda selaku Ketua Dewan Penerbangan RI dan R.J. Salatun Selaku Sekretaris Dewan Penerbangan RI, tanggal 22 September 1962 dibentuk Projek Roket Ilmiah dan Militer Awal PRIMA afiliasi AURI dan ITB. Projek PRIMA berhasil membuat dan meluncurkan dua roket seri Kartika berikut telemetrinya pada tahun 1964. Selanjutnya pada tanggal 27 November 1963 terbentuklah Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional LAPAN dengan Keputusan Presiden Keppres Nomor 236 Tahun 1963 tentang LAPAN, untuk melembagakan penyelenggaraan program-program Pembangunan Kedirgantaraan Nasional. Salah satu komponen utama dari sarana penunjang kegiatan penelitian dan informasi kerdigantaraan adalah perpustakaan. Perpustakaan LAPAN didirikan pada tahun 1974. Perpustakaan ini merupakan khusus yang fungsi utamanya adalah memberikan pelayanan informasi teknik dirgantara dan yang berkaitan. Perpustakaan LAPAN terdiri dari: perpustakaan induk yang dikelola oleh Biro Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Kerdigantaraan dan perpustakaan cabang oleh pusat-pusat lainnya. Perpustakaan cabang tersebut 30