Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perrusahaan Perbankan Yang Terdapat Di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP

HARGA SAHAM PERRUSAHAAN PERBANKAN YANG

TERDAPAT DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH:

Ifni Yuslita Br Pelawi 120522110

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015


(2)

ABSTRAK

Perusahaan perbankan adalah salah satu industri yang ikut berperan serta dalam pasar modal.Perusahaan perbankan merupakan lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara keuangan (financial intermediary).Dalam melakukan prediksi harga saham terdapat pendekatan dasar yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.Analisis ini untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio-rasio.Untuk menilai tingkat kesehatan perbankan digunakan rasio CAR, RORA, ROA dan LDR yang merupakan standar Bank Indonesia dalam menilai tingkat kesehatan bank. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh rasio CAR, RORA, ROA dan LDR terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI) baik secara parsial maupun simultan. Sedangkan tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh rasio CAR, RORA, ROA dan LDR terhadap harga saham perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Populasi dalam penelitian ini adalah sektor perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia tahun 2011, yaitu sebanyak 37 bank. Sampel ditentukan dengan teknik purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan.Adapun sampel dalam penelitian ini ada 19 perusahaan perbankan.Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu; variabel bebas meliputi CAR, RORA, ROA dan LDR. Sedangkan untuk variabel terikatnya adalah perubahan harga saham pada perusahaan perbankan yang go public di BEI. Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan regresi berganda. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa secara parsial, ROA berpengaruh positif signifikan terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan untuk CAR, RORA dan LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia. Hasil uji secara simultan menunjukkan terdapat pengaruh antara CAR, RORA, ROA dan LDR secara bersama-sama berpengaruh positif signifikan terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia.


(3)

ABSTRACT

Banking company is one of industries which play a role in the market share. Banking company is a financial institution that functions as a financial intermediary. There are two basic approaches to predict the stock price, they are the fundamental analysis and technical analysis. These analyses are used to know the corporate financial performance using financial ratios. method is used by Bank Indonesia as a standard to appraise the rating of the bank health. The problem of this research is how does the influence ofratio, i.e. CAR, RORA, ROA and LDR to the stock price exchange of go public banking companies in the Bursa Efek Indonesia (BEI), partially and simultaneously. The objectives of this research are knowing and analyzing the influence ofratio, in this case using CAR, RORA, ROA and LDR to the stock price of go public banking companies in Bursa Efek Indonesia (BEI).

The population in this research is the go public banking sector in the Bursa Efek Indonesia for years 2011 until 2013, i.e. 37 banks. The sample is defined by purposive sampling technique to get a representative sample appropriate with the criteria defined. There are 19 go public banking companies selected as sample for this research. There are two variables in this research, the independent variable and dependent variable. The independent variable comprises CAR, RORA, ROA and

LDR and for the dependent variable is the stock price exchange of go public banking companies in the BEI. This research was analyzed using multiple regressions.

This research found the empirical results that partially, ROA influences positively significant to the stock price exchange of go public banking companies in the Bursa Efek Indonesia. While the result of partial test for CAR,RORA and LDR

showed that partially they didn’t influence significantly to the stock price exchange. The result for the simultaneous test showed that there is influence between CAR, RORA, ROA and LDR to the stock price exchange of go public banking companies in the Bursa Efek Indonesia.


(4)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Table 3.1 Daftar Populasi Dan Sampel ………. 31

Tabel 4.1 Nilai Koefisien Determinasi R2 ……… 43

Table 4.2 Statistik Deskriptif Variabel – Variabel Penelitian ………. 44

Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinieritas ……… 48

Table 4.4 Hasil Uji Autokorelasi ………. 50

Table 4.5 Hasil Uji Farsial ………... 52


(5)

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK

ABSTRACT DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ………... 1

1.2. Perumusan Masalah ……… 3

1.3. Tujuan Penelitian ……… 4

1.4. Manfaat Penelitian ………. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ……… 5

2.1.1 Teori Sinyal (signaling Theory ………. 5

2.2 Efficient Market Theory (Efficient Market Hypothesis / EMH) …….. 6

2.3 Pengertian dan Sifat Usaha Bank ………... 7

2.4 Azas, Fungsi dan Manfaat Bank ……….……… 8

2.5 Pasar Modal ………..……… 9

2.5.1 Pengertian Pasar Modal ……… 9

2.5.2 Instrumen Pasar Modal ……… 10

2.6 Analisis Saham ……… 11


(6)

2.8 Analisis Kinerja Keuangan Bank ……….. 15

2.9 Analisis Laporan Keuangan ………..… 16

2.10 Rasio Keuangan Perbankan ………. 18

2.11 Kerangka Konseptual ………. 22

2.12 Penelitian Terdahulu ………... 28

2.13 Hipotesis ……… 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Batasan Operasional ………. 30

3.2 Populasi dan Sampel ………. 30

3.2.1 Populasi Penelitian ……… 30

3.2.2 Sampel Penelitian ……….. 31

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ……… 33

3.3.1 Variabel Bebas (Independent Variabel) ……….. 33

3.3.2 Variabel Terikat (Dependent Variabel) ………... 34

3.4 Jenis dan Sumber Data ………. 35

3.5 Metode Pengumpulan Data ……….. 35

3.6 Metode Analisis Data ……… 35

3.7 Koefisien Determinasi (R2) ……… 36

3.8 Uji Asumsi Klasik ………. 36

3.8.1 Uji Normalitas ……… 36

3.8.2 Uji Multikoliner ………. 36


(7)

3.8.4 Uji Autokorelasi ……… 38

3.9 Pengujian Hipotesis ……….. 38

3.9.1 Uji Signifikan Parsial (Uji Statistik t) ……… 39

3.9.2 Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik f) ……… 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian ………... 42

4.2 Koefisien Determinasi R2 ………. 43

4.3 Analisis Hasil Penelitian ……… 43

4.3.1 Analisis Statistik Deskriptif ……… 43

4.4 Uji Asumsi Klasik ……… 45

4.4.1 Uji Normalitas ……… 45

4.4.2 Uji Multikolinearitas ………. 47

4.4.3 Uji Heterokedastisitas ……… 48

4.4.4 Uji Autokarelasi ………. 49

4.5 Uji Hipotesis ………. 50

4.5.1 Analisis Regresi Berganda ……… 50

4.5.2 Uji t (Uji Farsial) ……… 51

4.5.3 Uji F (Uji Simultan ) ………. 53

4.6 Pembahasan Hasil ……….. 54

BAB V PENUTUP 5.1 Penutup ……… 61


(8)

BAB I PENDAHLUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pasar modal di Indonesia yang dilaksanakan oleh Bursa Efek Indonesia belakangan ini tumbuh dengan cepat, hal ini ditandai dengan banyaknya perusahaan yang sudah go public di Indonesia. Perusahaan-perusahaan go public menjadikan pasar modal sebagai lambaga alternative untuk memproleh sumber dana yang dibutuhkan untuk pengembangan perusahaan. Pada sisi lain investor melakukan investasi untuk memproleh laba atau sering disebut dengan return terbaik, return yang diproleh investor dari dua sumber, yaitu dari pembagian dividen dan kenaikan harga saham di pasar modal. Naik dan turunnya harga saham pada dasarnya menjadi perhatian utama investor melakukan investasi dari pada mengharapkan pembagian dividen yang dilakukan secara berkala dan tidak ada jaminan pembayaran dividen meskipun perusahaan memproleh laba, dan jika diperhatikan maka tingkat return yang diproleh dari kenaikan harga saham.

Harga saham (Hartono, 1998: 69) adalah harga yang terjadi di pasar bursa pada waktu tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar yaitu permintaan dan penawaran pasar. Harga saham dipengaruhi oleh 4 aspek yaitu: pendapatan, dividen, aliran kas, dan pertumbuhan.

Harga saham yang terjadi di Bursa Efek Indonesia sewaktu-waktu dapat berubah secara acak. Hal ini dapat dilihat dari hasil temuan oleh Husnan dan Mamduh tentang harga saham dalam pengamatan pada tahun 1990, manyatakan


(9)

bahwa harga saham adalah acak dan efesiensi pasar Bursa Efek Indonesia berada pada bentuk efesiensi lemah (Husnan dan Mamduh, 2004: 45).

Kanaikan dan penurunan harga saham di pasar modal membuat investor cendrung melakukan analisis harga saham untuk memilih saham yang bisa menghasilkan return yang baik, Ada dua pendekatan untuk melakukan analisis menggunakan analisis fundamental (internal perusahaan), yang diukur dar kinerja keuangan dan kinerja manajemen perusahaan atau menggunakan analisis teknikal (eksternal perusahaan), yang diukur dari pola perubahan harga karena hal-hal diluar perusahaan.

Analisis fundamental menyatakan bahwa setiap saham memiliki nilai intrinsik yang sering disebut dengan nilai sebenarnya, atau dinyatakan sebagai nilai kelayakan dari suatu saham.Nilai kelayakan suatu saham dinyatakan sebagai nilai yang paling tepat, sebagaimana dengan kinerja perusahaan.Sehingga nilai intrinsik saham harus mengambarkan secara nyata internal perusahaan, khususnya yang terkait dengan kemampuan perusahaan menciptakanarus tunai (cash flow) dalam menjalankan operasional perusahaan secara efektif, efesien, dan produktif.

Dengan demikian nilai intrinsik saham secara langsung harus terproyeksi pada nilai pasar saham di pasar modal. Sedangkan Analisis Teknikal - Analisis ini beranggapan bahwa penawaran dan permintaan menentukan harga saham. Para analis teknikal lebih banyak menggunakan informasi yang timbul dari luar perusahaan yang memiliki dampak terhadap perusahaan dari pada informasi intern perusahaan.


(10)

Namun demikian Baik atau buruknya kinerja keuangan dapat diukur dengan menggunakan Informasi dari perbankan (2011) terkait dengan penyusunan peringkat perbankan nasional berdasarkan kinerja keuangan terdiri dari aspek permodalan yang diproksikan dengan rasio CAR, aspek kualitas aktiva produktif yang diproksikan dengan rasio RORA, aspek rentabilitas yang diproksikan dengan rasio ROA, dan aspek likuiditas yang diproksikan dengan rasio LDR menunjukan bahwa bank umum milik pemerintah selalu menempati posisi teratas dalam daftar peringkat bank umum di Indonesia. Dengan kepemilikan bank yang cukup beragam jenisnya baik pemerintah, swasta maupun asing, perlu dilihat lebih jauh lagi pengaruhnya terhadap kinerja keuangan masing-masing bank. Apakah terjadi perbedaan kinerja untuk bank yang dimiliki oleh pemegang saham yang berbeda sehingga kita akhirnya dapat menarik suatu kesimpulan bahwa kepemilikan suatu bank oleh kelompok tertentu atau dimiliki oleh jenis pemegang saham tertentu akan memiliki kinerja yang lebih baik dari kelompok bank lainnya.

Berdasarkan hal tersebut diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham perbankan di bursa efek Indonesia.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka penulisdalam hal ini merumuskan masalah yang akan dibahas sebagai berikut :


(11)

1. Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Risked Asset (RORA), Return on Assets (ROA), dan Load to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh terhadap harga saham baik secara parsial maupun simultan pada perbankan di bursa efek Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis apakah

Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Risked Asset (RORA), Return on Assets (ROA), dan Load to Deposit Ratio (LDR).Berpengaruh terhadap saham baik secara parsial maupun simultan pada perbankan di Bursa Efek Indonesia.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagi Emiten

Penelitian ini bermanfaat sebagai dasar pertimbangan dan masukan bagi pihak perusahaan atau bank dalam mengevaluasi kinerja keuangan untuk menetapkan kebijakan selanjutnya agar dapat beratahan dalam persaingan perbankan yang semakin kompetitif dan mempertahankan kondisi perbankan yang sehat.

b. Bagi Investor

Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dan juga sebagai masukan bagi para investor untuk menanamkan modalnya dan untuk membeli saham yang ada di Bursa Efek Indonesia.


(12)

Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan penulis tentang analisis kinerja keuangan,khususnya analisis rasio keuangan dan kaitanya terhadap harga saham.


(13)

ABSTRAK

Perusahaan perbankan adalah salah satu industri yang ikut berperan serta dalam pasar modal.Perusahaan perbankan merupakan lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara keuangan (financial intermediary).Dalam melakukan prediksi harga saham terdapat pendekatan dasar yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.Analisis ini untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio-rasio.Untuk menilai tingkat kesehatan perbankan digunakan rasio CAR, RORA, ROA dan LDR yang merupakan standar Bank Indonesia dalam menilai tingkat kesehatan bank. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh rasio CAR, RORA, ROA dan LDR terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI) baik secara parsial maupun simultan. Sedangkan tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh rasio CAR, RORA, ROA dan LDR terhadap harga saham perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Populasi dalam penelitian ini adalah sektor perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia tahun 2011, yaitu sebanyak 37 bank. Sampel ditentukan dengan teknik purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan.Adapun sampel dalam penelitian ini ada 19 perusahaan perbankan.Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu; variabel bebas meliputi CAR, RORA, ROA dan LDR. Sedangkan untuk variabel terikatnya adalah perubahan harga saham pada perusahaan perbankan yang go public di BEI. Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan regresi berganda. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa secara parsial, ROA berpengaruh positif signifikan terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan untuk CAR, RORA dan LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia. Hasil uji secara simultan menunjukkan terdapat pengaruh antara CAR, RORA, ROA dan LDR secara bersama-sama berpengaruh positif signifikan terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia.


(14)

ABSTRACT

Banking company is one of industries which play a role in the market share. Banking company is a financial institution that functions as a financial intermediary. There are two basic approaches to predict the stock price, they are the fundamental analysis and technical analysis. These analyses are used to know the corporate financial performance using financial ratios. method is used by Bank Indonesia as a standard to appraise the rating of the bank health. The problem of this research is how does the influence ofratio, i.e. CAR, RORA, ROA and LDR to the stock price exchange of go public banking companies in the Bursa Efek Indonesia (BEI), partially and simultaneously. The objectives of this research are knowing and analyzing the influence ofratio, in this case using CAR, RORA, ROA and LDR to the stock price of go public banking companies in Bursa Efek Indonesia (BEI).

The population in this research is the go public banking sector in the Bursa Efek Indonesia for years 2011 until 2013, i.e. 37 banks. The sample is defined by purposive sampling technique to get a representative sample appropriate with the criteria defined. There are 19 go public banking companies selected as sample for this research. There are two variables in this research, the independent variable and dependent variable. The independent variable comprises CAR, RORA, ROA and

LDR and for the dependent variable is the stock price exchange of go public banking companies in the BEI. This research was analyzed using multiple regressions.

This research found the empirical results that partially, ROA influences positively significant to the stock price exchange of go public banking companies in the Bursa Efek Indonesia. While the result of partial test for CAR,RORA and LDR

showed that partially they didn’t influence significantly to the stock price exchange. The result for the simultaneous test showed that there is influence between CAR, RORA, ROA and LDR to the stock price exchange of go public banking companies in the Bursa Efek Indonesia.


(15)

BAB I PENDAHLUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pasar modal di Indonesia yang dilaksanakan oleh Bursa Efek Indonesia belakangan ini tumbuh dengan cepat, hal ini ditandai dengan banyaknya perusahaan yang sudah go public di Indonesia. Perusahaan-perusahaan go public menjadikan pasar modal sebagai lambaga alternative untuk memproleh sumber dana yang dibutuhkan untuk pengembangan perusahaan. Pada sisi lain investor melakukan investasi untuk memproleh laba atau sering disebut dengan return terbaik, return yang diproleh investor dari dua sumber, yaitu dari pembagian dividen dan kenaikan harga saham di pasar modal. Naik dan turunnya harga saham pada dasarnya menjadi perhatian utama investor melakukan investasi dari pada mengharapkan pembagian dividen yang dilakukan secara berkala dan tidak ada jaminan pembayaran dividen meskipun perusahaan memproleh laba, dan jika diperhatikan maka tingkat return yang diproleh dari kenaikan harga saham.

Harga saham (Hartono, 1998: 69) adalah harga yang terjadi di pasar bursa pada waktu tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar yaitu permintaan dan penawaran pasar. Harga saham dipengaruhi oleh 4 aspek yaitu: pendapatan, dividen, aliran kas, dan pertumbuhan.

Harga saham yang terjadi di Bursa Efek Indonesia sewaktu-waktu dapat berubah secara acak. Hal ini dapat dilihat dari hasil temuan oleh Husnan dan Mamduh tentang harga saham dalam pengamatan pada tahun 1990, manyatakan


(16)

bahwa harga saham adalah acak dan efesiensi pasar Bursa Efek Indonesia berada pada bentuk efesiensi lemah (Husnan dan Mamduh, 2004: 45).

Kanaikan dan penurunan harga saham di pasar modal membuat investor cendrung melakukan analisis harga saham untuk memilih saham yang bisa menghasilkan return yang baik, Ada dua pendekatan untuk melakukan analisis menggunakan analisis fundamental (internal perusahaan), yang diukur dar kinerja keuangan dan kinerja manajemen perusahaan atau menggunakan analisis teknikal (eksternal perusahaan), yang diukur dari pola perubahan harga karena hal-hal diluar perusahaan.

Analisis fundamental menyatakan bahwa setiap saham memiliki nilai intrinsik yang sering disebut dengan nilai sebenarnya, atau dinyatakan sebagai nilai kelayakan dari suatu saham.Nilai kelayakan suatu saham dinyatakan sebagai nilai yang paling tepat, sebagaimana dengan kinerja perusahaan.Sehingga nilai intrinsik saham harus mengambarkan secara nyata internal perusahaan, khususnya yang terkait dengan kemampuan perusahaan menciptakanarus tunai (cash flow) dalam menjalankan operasional perusahaan secara efektif, efesien, dan produktif.

Dengan demikian nilai intrinsik saham secara langsung harus terproyeksi pada nilai pasar saham di pasar modal. Sedangkan Analisis Teknikal - Analisis ini beranggapan bahwa penawaran dan permintaan menentukan harga saham. Para analis teknikal lebih banyak menggunakan informasi yang timbul dari luar perusahaan yang memiliki dampak terhadap perusahaan dari pada informasi intern perusahaan.


(17)

Namun demikian Baik atau buruknya kinerja keuangan dapat diukur dengan menggunakan Informasi dari perbankan (2011) terkait dengan penyusunan peringkat perbankan nasional berdasarkan kinerja keuangan terdiri dari aspek permodalan yang diproksikan dengan rasio CAR, aspek kualitas aktiva produktif yang diproksikan dengan rasio RORA, aspek rentabilitas yang diproksikan dengan rasio ROA, dan aspek likuiditas yang diproksikan dengan rasio LDR menunjukan bahwa bank umum milik pemerintah selalu menempati posisi teratas dalam daftar peringkat bank umum di Indonesia. Dengan kepemilikan bank yang cukup beragam jenisnya baik pemerintah, swasta maupun asing, perlu dilihat lebih jauh lagi pengaruhnya terhadap kinerja keuangan masing-masing bank. Apakah terjadi perbedaan kinerja untuk bank yang dimiliki oleh pemegang saham yang berbeda sehingga kita akhirnya dapat menarik suatu kesimpulan bahwa kepemilikan suatu bank oleh kelompok tertentu atau dimiliki oleh jenis pemegang saham tertentu akan memiliki kinerja yang lebih baik dari kelompok bank lainnya.

Berdasarkan hal tersebut diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham perbankan di bursa efek Indonesia.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka penulisdalam hal ini merumuskan masalah yang akan dibahas sebagai berikut :


(18)

1. Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Risked Asset (RORA), Return on Assets (ROA), dan Load to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh terhadap harga saham baik secara parsial maupun simultan pada perbankan di bursa efek Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis apakah

Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Risked Asset (RORA), Return on Assets (ROA), dan Load to Deposit Ratio (LDR).Berpengaruh terhadap saham baik secara parsial maupun simultan pada perbankan di Bursa Efek Indonesia.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagi Emiten

Penelitian ini bermanfaat sebagai dasar pertimbangan dan masukan bagi pihak perusahaan atau bank dalam mengevaluasi kinerja keuangan untuk menetapkan kebijakan selanjutnya agar dapat beratahan dalam persaingan perbankan yang semakin kompetitif dan mempertahankan kondisi perbankan yang sehat.

b. Bagi Investor

Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dan juga sebagai masukan bagi para investor untuk menanamkan modalnya dan untuk membeli saham yang ada di Bursa Efek Indonesia.


(19)

Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan penulis tentang analisis kinerja keuangan,khususnya analisis rasio keuangan dan kaitanya terhadap harga saham.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Teori sinyal (signalling theory)

Teori sinyal (signalling theory) menjelaskan mengapa perusahaanmempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihakeksternal.Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapatasimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar. Asimetri informasi dapatterjadi di antara dua kondisi ekstrem yaitu perbedaan informasi yang kecilsehingga tidak mempengaruhi manajemen, atau perbedaan yang sangat signifikansehingga dapat berpengaruh terhadap manajemen dan harga saham (Sartono,1996).

Teori sinyal mengemukakan bagaimana seharusnya sebuah perusahaanmemberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Perusahaan yang baikakan memberi sinyal yang jelas dan sangat bermanfaat bagi keputusan investasi,kredit dan keputusan sejenis. Sinyal yang diberikan dapat berupa good newsmaupun bad news.Sinyal good news dapat berupa kinerja perusahaan perbankanyang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, sedangkan bad news

dapatberupa penurunan kinerja yang semakin mengalami penurunan. Peningkatan rasiokeuangandiharapkan dapat menjadi sinyal bagi para investor dalam menentukankeputusan investasi, sehingga nantinya akan berpengaruh terhadap fluktuasi hargasaham perusahaan perbankan.


(21)

2.2 Efficient Market Theory (Efficient Market Hypothesis/EMH)

Menurut Fama (dikutip oleh Jogiyanto 2003), Efficient market atau pasar yang efisien merupakan suatu pasar bursa dimana harga-harga sekuritas mencerminkan secara penuh informasi yang tersedia dengan cepat dan akurat. Efficient Market Theory menyatakan bahwa investor selalu memasukkan faktor informasi yang tersedia dalam keputusan mereka sehingga terefleksi pada harga saham yang mereka transaksikan.Jadi, harga saham yang berlaku di pasar modal sudah mengandung faktor informasi tersebut.Karakteristik suatu pasar modal yang efisien yaitu terdapat pemodal-pemodal yang berpengetahuan luas dan informasi tersedia secara luas kepada para pemodal sehingga mereka bereaksi secara cepat atas informasi baru yang akhirnya menyebabkan harga saham menyesuaikan secara cepat dan akurat.

Jogiyanto (2003:371-375) menyajikan tiga macam bentuk utama dari efisiensi pasar berdasarkan ketiga macam bentuk dari informasi, yaitu:

1. Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form)

Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga-harga dari sekuritasnya secara penuh mencerminkan (fully reflect) informasi masa lalu. Informasi masa lalu ini merupakan informasi yang sudah terjadi.Bentuk efisiensi pasar secara lemah ini berkaitan dengan random walk theory yang menyatakan bahwa data masa lalu tidak berhubungan dengan nilai sekarang.Jika pasar efisien dalam bentuk lemah, maka harga-harga masa lalu tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga saat ini.Hal tersebut berarti bahwa untuk pasar efisien bentuk lemah, investor tidak dapat menggunakan informasi masa lalu untuk mendapatkan

abnormal return.

2. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semistrong form)

Pasar dikatakan efisien dalam bentuk setengah kuat jika harga-harga sekuritasnya secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang dipublikasikan

(all publicly available information) termasuk informasi yang berada di laporan-laporan keuangan emiten.


(22)

3. Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form)

Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga-harga dari sekuritasnya secara penuh mencerminkan (fully reflect) senua informasi yang tersedia termasuk informasi yang privat. Jika pasar efisien dalam bentuk ini, maka tidak ada individual investor atau grup dari investor yang dapat memperoleh keuntungan tidak normal (abnormal return) karena mempunyai informasi privat.

2.3 Pengertian dan Sifat Usaha Bank

Menurut UU Nomor: 10 tahun 1998 tentang Perubahan UU Nomor: 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, mendefinisikan:

”Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Sedangkan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentukbentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.

Sementara itu, menurut PSAK No.31 (2004;31), bank didefinisikan sebagai : Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Falsafah yang mendasari kegiatan usaha bank adalah kepercayaan masyarakat. Hal tersebut tampak dalam kegiatan pokok bank yang menerima simpanan dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, serta deposito berjangka dan memberikan kredit kepada pihak yang memerlukan dana.

Menurut Kasmir (2000: 5) bank adalah lembaga keuangan yang usahanya menyerap dana dari kelompok masyarakat yang berkelebihan dana dan


(23)

menyalurkanya kepada kelompok masyarakat yang kekurangan dan membutuhkan dana tersebut serta memenuhi persyaratan tertentu untuk diberikan bantuan dana tersebut.

Bank merupakan industri yang dalam kegiatan usahanya mengendalkan kepercayaan masyarakat sehingga tingkat kesehatan bank perlu dipelihara. Pemeliharaan kesehatan bank antara lain dilakukan dengan tetap menjaga likuiditasnya sehingga bank dapat memenuhi kewajiban kepada semua pihak yang menarik atau mencairkan simpanannya sewaktu-waktu. Di samping faktor likuiditas, keberhasilan usaha bank juga ditentukan oleh kesanggupan para pengelola dalam menjaga rahasia keuangan nasabah yang dipercayakan kepadanya serta keamanan atas uang atau aset lainnya yang dititipkan pada bank. Pengelola bank dalam melakukan usahanya ditutut untuk senantiasa menjaga keseimbangan antara pemeliharaan likuiditas yang cukup dengan pencapaian rentabilitas yang wajar serta pemenuhan kebutuhan modal yang memadai sesuai dengan jenis penanamannya. 2.4 Azas, Fungsi dan Manfaat Bank

Asas yang melandasi bank melakukan kegiatannya dijelaskan dalam UU Nomor: 10 tahun 1998 sebagai berikut: perbankan dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Tujuan dari kegiatan perbankan Indonesia dijelaskan dalam UU Nomor: 10 tahun 1998, untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan


(24)

kesejahteraan rakyat banyak. Fungsi utama perbankan adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana dari masyarakat.

Menurut Rindjin (2000;67), fungsi bank dapat dikategorikan menjadi dua yaitu seperti berikut ini.

a. Fungsi perantara (intermediation role). Fungsi perantara adalah penyediaan kemudahaan untuk aliran dana dari mereka yang mempunyai dana nganggur atau kelebihan dana selaku penabung (saver) atau pemberi pinjaman (lender) kepada mereka yang memerlukan atau kekurangan dana untuk memenuhi berbagai kepentingan selaku peminjam (borrower).

b. Fungsi transmisi (transmission role). Fungsi transmisi berkaitan dengan peranan bank dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang dengan menciptakan instrumen keuangan.

2.5 Pasar modal

2.5.1 Pengertian pasar modal

Pengertian pasar modal, sebagaimana pasar konvensional pada umumnya, adalah meruoakan tempat bertemunya penjual dan pembeli.Pasar (market) merupakan sarana yang mempertemukan aktivitas pembeli dan penjual untuk suatu komoditas atau jasa.

Pegertian modal (capital) dapat dibedakan:

1. Barang modal (capital goods) seperti tanah, bangunan,dan mesin. 2. Modal uang (fund) yang berupa financial assets.

Pasar modal (capital market) mempertemukan pemilik dana (supplier of fund) dengan pengguna dana (user of fund) untuk tujuan investasi jangka menengah (middle- term investment) dan panjang ((long-term investment). Kedua pihak melakukan jual beli modal yang berwujut efek. Pemilik dana menyerahkan sejumlah dana dan penerimaan dana (perusahaan terbuka) menyerahkan surat bukti


(25)

kepemilikan berupa efek. Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) pengertian pasar modal adalah seluruh kegiatan yang mempertemukan penawaran dan permintaan atau merupakan aktivitas yang memperjualbelikan surat-surat berharga. UUPM pasal 1 angka 13 mendefinisikan pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek perusahaan public yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

2.5.2 Instrumen pasar modal

Pasar modal merupakan tempat orang menjual atau membeli surat efek yang baru dikeluarkan. Istilah lain yang popular dipakai adalah securitas market. Arti efek menurut UUPM Pasal 1 angka 5 adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang , surat hak komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang. Unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derifatir dari efek.

Yang termasuk dalam kategori efek yaitu : 1. Saham

Saham adalah penyertaan modal dalam pemilikan suatu perseroan terbatas (PT) atau yang biasa disebut emiten.Pemilik saham merupakan pemilik sebagian dari perusahaan tersebut. Ada dua macam yang diperdagangkan di Indonesia adalah saham atas nama dan saham atas tunjuk. Sekarang ini saham yang diperdagangkan di Indonesia adalah saham atas nama, yaitu yang nama pemiliknya tertera diatas saham tersebut.


(26)

Obligasi pada dasarnya merupaka suatu pengakuan utang atas pinjaman yang diterima oleh perusahaan penerbit obligasi dari masyarakat.Jangka waktu obligasi telah ditetapkan dan disertai dengan pemberian imbalan bunga yang jumlah dan saat pembayaranya telah ditetapkan dalam perjanjian. Obligasi ini dapat diterbitkan baik oleh swasta ,pemerintah pusat atau daerah (BUMD).

3. Derivatif dari efek

Yang termasuk dari derivative dari efek yaitu: 1. Right / klaim

2. Waran

3. Obligasi Convertible 4. Saham Deviden 5. Saham Bonus

6. American Depository Recept (ADR) Continental Depository Recept(CDR) 7. Sertifikat Reksadana.

2.6 Analisis Saham

Dalam penilaian saham dikenal ada tiga jenis nilai, yaitu nilai buku, nilai pasar, dan nilai instrinstik saham.Nilai buku merupakan nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan perusahaan penerbit saham (emiten).Nilai pasar adalah nilai saham dipasar, yang ditunjukkan oleh harga saham tersebut di pasar.Sedangkan nilai instrinstik atau yang lebih sering dikenal dengan nilai teoritis adalah nilai saham yang sebenarnya atau yang seharusnya terjadi.


(27)

Meskipun semuanya dinyatakan dalam per lembar saham, ketiga jenis tersebut ditambah nilai nominal pada umumnya adalah tidak sama besarnya. Nilai nominal dan nilai buku dapat dicari didalam atau dapat dilihat dan ditentukan didalam laporan keuangan perusahaan.Nilai pasar dapat dilihat pada harga saham di bursa efek.

Ada dua pendekatan untuk melakukan analisis saham yakni 1. Analisis Fundamental

Analisis fundamental adalah analisis yang digunakan untuk menilai instrinstik saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan. Secara umum untuk menganalisis perusahaan dengan menggunakan analisis fundamental terdiri dari empat langkah, yaitu:

a. Menghitung kondisi ekonomi secara keseluruhan

Kondisi ekonomi dipelajari untuk menghitung kondisi ekonomi secara keseluruhan di pasar saham, berkaitan dengan tingkat inflasi, suku bunga, neraca perdagangan, dan sebagainya.

b. Menghitung kondisi industri secara keseluruhan

Industri perusahaan secara langsung mempengaruhi kinerja perusahaan tersebut.Saham yang paling baik pun dapat menghasilkan pengembalian yang tidak menguntungkan jika industri secara keseluruhan lemah.

c. Menghitung kondisi perusahaan

Karena pasar saham adalah pasar ekspektasi dimana seluruh pemegang saham mengharapkan perusahaannya selalu menghasilkan laba yang pada akhirnya mempengaruhi deviden maka perlu diperhitungkan kesehatan keuangan


(28)

perusahaan tersebut.Menghitung kondisi keuangan perusahaan biasanya dilakukan dengan menghitung rasio-rasio keuangan.

d. Menghitung nilai saham perusahaan

Setelah memperhitungkan kondisi ekonomi, industri dan perusahaan selanjutnya yang dilakukan adalah menghitung apakah saham suatu perusahaan over valued,

under valued ataupun pas harganya.

Dalam melakukan analisis perusahaan, investor harus mendasarkan kerangka pikirnya pada dua komponen utama dalam analisis fundamental, yaitu earning per share perusahaan (EPS) dan price earning ratio (PER). Ada tiga alasan yang mendasari penggunaan 2 komponen tersebut.Pertama, karena pada dasarnya kedua komponen tersebut bisa dipakai untuk mengestimasi nilai intrinsik suatu saham.Analisis fundamental bertujuan untuk menentukan nilai intrinstik saham perusahaan.Dalam kaitan tersebut, nilai intrinstik suatu saham bisa dihitung dengan mengalikan kedua komponen tersebut. Selanjutnya nilai intrinstik saham yang telah dihitung tersebut, jika dibandingkan dengan harga pasar saham yang bersangkutan, akan berguna untuk menentukan keputusan untuk membeli atau menjual saham. Kedua, deviden yang dibayarkan perusahaan pada dasarnya dibayarkan dari earning. Ketiga, adanya hubungan antara perubahan earning dengan perubahan harga saham. Analisis perusahaan akan terkait dengan penentuan saham-saham perusahaan manakah dalam industri terpilih yang mampu menawarkan keuntungan bagi investor. Dengan kata lain, saham-saham manakah yang harga pasarnya lebih rendah dari nilai intrinsiknya (undervalued), sehingga layak untuk dibeli, serta saham-saham manakah


(29)

yang harga pasarnya lebih tinggi dari nilai intrinsiknya (overvalued), sehingga menguntungkan untuk dijual.

2. Analisis Teknikal

Analisis teknikal adalah teknik untuk memprediksi arah pergerakan harga saham dan indikator pasar saham lainnya berdasarkan pada data pasar historis seperti informasi harga dan volume. Penganut analisis teknikal berpendapat bahwa dalam kenyataannya harga bergerak dalam suatu tren tertentu, dan hal ini akan berulang-ulang. Analisis teknikal didefinisikan sebagai studi terhadap suatu sekuritas atau pasar secara keseluruhan berdasarkan permintaan dan penawaran. Salah satu prinsip dasar yang muncul dalam definisi analisis teknikal tersebut adalah bahwa sekali suatu trend baru muncul, maka diasumsikan bahwa hal tersebut akan berlanjut hingga tersedia cukup indikasi terdapat sinyal yang merupakan kebalikannya. Analisis teknikal tidak menjanjikan bahwa analis dapat mengidentifikasi titik puncak atau titik bawah, melainkan area puncak dan area bawah.

2.7 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham

Fluktuasi harga saham merupakan hal yang seringkali terjadi di pasar modal. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham dibagi menjadi dua kelompok sudut pandang yaitu sudut pandang perusahaan (mikro) dan sudut pandang perusahaan (makro), yang meliputi:Tingkat inflasi dan bunga akan mempengaruhi investor untuk memilih antara real asset (tangible) dan asset finansial, dan antara saham ataukah sekuritas fixed income.


(30)

1. Kebijakan fiskal dan moneter, yang akan menentukan terhadap pandangan pasar modal dimasa yang akan datang.

2. Internasionalisasi, yang akan mencerminkan seberapa besar bisnis perusahaan dalam negeri dapat berkompetisi dengan perusahaan asing.

Sedangkan dari sudut pandang mikro meliputi:

1. Profit, perusahaan secara konsisten mampu mencapai tingkat pertumbuhan yang tinggi, maka secara empiris harga sahamnya pun akan turut mengalami kenaikan. 2. Deviden, tingkat pembagian deviden merupakan salah satu pertimbangan seorang

investor dalam melakukan tindakan investasinya.

3. Aliran kas, aliran menggambarkan alur kas masuk dan keluar dari suatu perusahaan.

4. Perubahan fundamental industri atau perusahaan. Hal ini dapat diukur dari kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan dapat dilihat dari perhitungan rasio-rasio keuangannya.

2.8 Analisis Kinerja Keuangan Bank

Menurut Abdullah (2005 : 120) kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik yang menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dan yang biasanya diukur dengan indicator solvabilitas (kecukupan modal), solvabilitas dan profitabilitas. Adapun tujuan dari analisis kinerja keuangan bank adalah sebagai berikut :


(31)

a. Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan bank terutama kondisi likuiditas, kecukupan modal dan profitabilitas yang dicapai dalam tahun berjalan maupun tahun sebelumnya.

b. Untuk mengetahui kemampuan bank dalam mendayagunakan semua harta yang dimiliki dalam menghasilkan profit secara efesien.

Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dilihat dan dinilai berdasarkan analisis laporan keuangan maupun analisis rasio keuangan perusahaan yang bersangkutan.Laporan keuangan mengambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan dan kinerja keuangan mengambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan dan kinerja keuangan suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu.Secara umum laporan keuangan bank terdiri dari neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas.Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memproleh informasi mengenai posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.

Menurut Kasmir (2004 : 240). Bertujuan pembuatan laporan keuangan bank adalah sebagai berikut :

a. Memberikan informasi mengenai jumlah dan aktivitas yang dimiliki.

b. Memberikan informasi mengenai jumlah dan jenis kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang.

c. Memberikan informasi mengenai jumlah dan jenis modal pada waktu tertentu. d. Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dalam jumlah

pendapatan dan sumbernya.

e. Member informasi mengenai biaya yang dikeluarkan.

f. Memberikan informasi mengenai perubahan aktiva, kewajiban dan modal suatu bank.

g. Memberikan informasi mengenai kinerja manajemen dalam suatu periode tertentu yang tersaji dalam laporan keuangan.


(32)

2.9 Analisis Laporan Keuangan

rasio keuangan adalah angka yang diproleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti).

Rasio ini hanya menyederhanakan informasi yang mengembarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini kita dapat nilai secara cepat hubungan antapa pos tadi dan dapat membandingkan dengan rasio lain sehingga kita dapat memproleh informasi dan memberikan penilaian.

Perbedaan jenis perusahaan dapat menimbulkan perbedaan rasio-rasio yang penting.Misalnya rasio ideal mengenai likuiditas untuk bank tidak sama dengan rasio perusahaan industri,perdagangan, atau jasa. Oleh karenanya, di dalam laporan mengenai average industry ratio di amerika perusahaan yang menerbitkannya membagi-bagi rasio menurut jenis perusahaanbahkan sub-sub yang lebih terperinci.

Analisis rasio ini memiliki kaunggulan disbanding dengan teknik analisis lainnya. Keuanggulan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Rasio merupakan angka-angka atau iktisar statistic yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.

2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.


(33)

4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-Score).

5. Menstandarisir ukuran (size) perusahaan.

6. Lebih mudah meperbandingkan perusahaan dengan perusahaanlain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodic atau “time series

7. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi dimasa yang akan dating.

Teknik analisis rasio disamping memiliki keunggulan, juga memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari ketiga penggunaannya, adapun keterbatasan analisis rasio itu adalah sebagai berikut :

1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya.

2. Keterbatasan yang dimiliki laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik seperti :

a) Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran dan judgement yang dapat dinilai biasa atau subjektif.

b) Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai perolehan bukan harga pasar.

c) Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio.

d) Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.


(34)

3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan untuk menghitung rasio.

4. Sulit jika data yang tersedia tidak sesuai.

5. Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.

2.10 Rasio Keuangan Perbankan

a. Capital Adequancy Ratio(CAR)

Rasio ini menunjukkan kecukupan modal yang ditetapkan lembaga pengaturan yang khusus berlaku bagi industri – industri yang berada dibawah pengawasan pemerintah misalnya Bank, dan Asuransi.Rasio ini dimasuksudkan untuk menilai keamanan dan kesehatan perusahaan dari sisi modal pemiliknya. Di indonesia standar CAR adalah 9 – 12%.

Dengan kata lain CAR adalah rasio kinerja bank utuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan. Perhitungan CAR diperoleh dari perbandingan modal sendiri dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) yang dihitung bank bersangkutan.

Rasio modal dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) ini berlaku di Bank. Penentuan ATMR ini ditentukan Bank Indonesia.

Rasio ini menunjukkan sejauhmana modal pemilik saham dapat menutupi aktiva berisiko. Rasio dihitung dengan rumus:


(35)

CAR= ����� ����

������ ���������� ��� ���� ������

X 100%

b. Return On Risked Asset (RORA)

Rasio Return On Risked Asset (RORA), merupakan rasio antara laba sebelum pajak dengan risked assets. RORA mengukur kemampuan bank dalam berusaha mengoptimalkan penanaman aktiva yang dimiliki untuk memperoleh laba.Semakin tinggi RORA berarti semakin baik.Rasio ini dirumuskan sebagai berikut. (Payamta, 2001;89)

RORA =���� ������� �����

������ ������

x 100%

Laba sebelum pajak merupakan laba yang diperoleh bank baik dari aktivitas operasi maupun non operasi sebelum dikurangi dengan pajak penghasilan. Risked assets terdiri dari kredit yang diberikan dan penempatan pada surat berharga. c. Return On Asset (ROA)

Return on Assets (ROA) adalah rasio yang mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan selama periode tertentu (Dendawijaya, 2001;120). Rasio ini juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaannya.ROA dihitung berdasarkan perbandingan laba bersih dan rata-rata total asset. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset (Sawir, 2005 : 33).


(36)

ROA =���� ����� ℎ

����� ������

x 100%

d. Loand To Deposit Ratio (LDR)

Loans to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima bank (Dendawijaya, 2001;118). LDR merupakan suatu pengukuran tradisional yang menunjukkan deposito berjangka, giro, tabungan dan lain-lain yang digunakan dalam memenuhi permodalan pinjaman (loan request) nasabannya.Rasio ini mengambarkan sejauh simpanan digunakan untuk pemberian pinjaman. Rasio ini menunjukkan salah satu penilaian likuiditas bank, rasio yang tinggi menunjukkan bahwa suatu bank meminjamkan seluruh dana atau relative tidak likuid. Sebaliknya rasio yang rendah menunjukkan bank yang likuid dengan kelebihan kapasitas dana yang siap untuk dipinjamkan (Dendawijaya, 2001;117). Menurut Sawir (2005;28) suatu bank dikatakan likuid apabila bank yang bersangkutan dapat memenuhi kewajiban hutang-hutangnya, dapat membayar kembal suatu depositonya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukannya tanpa terjadi penangguhan. Rasio ini mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Berdasarkan kebijakan bank Indonesia, ketentuan LDR bank berkisar antara 85%-110% (Dendawijaya, 2001 : 117).

LDR = ����� ℎ ������ ���� ���������


(37)

2.11 Kerangka Konseptual

Kinerja keuangan

H1

H2

H5 H3

H4

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Berdasarkan beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa :

1. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Perubahan Harga Saham Aspek Capital yaitu CAR (Capital Adequacy Ratio) merupakan rasioperbandingan modal sendiri bank dengan kebutuhan modal yang tersedia setelahdihitung margin risk pertumbuhan risiko) dari akibat yang berisiko (ATMR)(Siamat, 1993;84). CAR dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan permodalanyang ada untuk menutup kemungkinan kerugian di dalam kegiatan perkreditandan perdagangan surat-surat berharga.Menurut SK BI No.

Harga

Saham

Perbankan

(Y)

Capital Adequacy Ratio (CAR)

(X1)

Return On Risked Asset (RORA) (X2)

Return On Assets (ROA) (X3)

Loans to Deposit Ratio (LDR) (X4)


(38)

30/11/KEP/DIR/Tgl.30 April 1997, nilai CAR perusahaan perbankan tidak boleh kurang dari 8%.

Pengaruh CAR terhadap perubahan harga saham dapat dijelaskan dengan

signaling theory dan efficient market theory.Signalling theory menjelaskan alasan mengapa perusahaan memiliki insentif untuk melaporkan secara sukarela informasi laporan keuangan kepada pihak eksternal, yaitu untuk mengurangi asimetri informasi.Efficient Market Theory merupakan teori dasar dari karakteristik suatu pasar modal yang efisien dimana terdapat pemodal-pemodal yang berpengetahuan luas dan informasi tersedia secara luas kepada para pemodal sehingga mereka bereaksi secara cepat atas informasi baru yang akhirnya menyebabkan harga saham menyesesuaikan secara cepat dan akurat.

Good news berupa peningkatan CAR bank dari tahun ke tahun diharapkan dapat merevisi kepercayaan investor terhadap perusahaan. CAR yang semakin meningkat menunjukkan kemampuan bank yang semakin baik dalam mengelola modalnya untuk mendapatkan laba. Kepercayaan tersebut akan dapat merubah permintaan dan atau penawaran harga saham perbankan yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap kenaikan harga saham yang bersangkutan.

Hasil penelitian penelitian terdahulu bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa investor cenderung memperhatikan aspek permodalan (CAR) dalam menentukan dan membeli harga saham perbankan.Berdasarkan landasan teori, kerangka pemikiran dan hasil


(39)

penelitian yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Terdapat pengaruh positif Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI). 2. Pengaruh Return On Risk Asset (RORA) Terhadap Perubahan HargaSaham

Aspek kualitas aktiva produktif, yaitu RORA (Return on Risk Asset) merupakan rasio yang membandingkan antara pendapatan operasional dengan besarnya risked asset (total loans dan invesments) yang dimiliki. RORA mengukur kemampuan bank dalam usahanya mengoptimalkan penanaman aktiva yang dimiliki untuk memperoleh laba. Menurut peraturan Bank Indonesia, nilai RORA yang sehat berada di atas 7,85%.

Pengaruh rasio RORA terhadap perubahan harga saham dapat dijelaskan dengan signalling theory dan efficient market theory.Signalling theory menjelaskan alasan mengapa perusahaan memiliki insentif untuk melaporkan secara sukarela informasi laporan keuangan kepada pihak eksternal, yaitu untuk mengurangi asimetri informasi.Efficient Market Theory merupakan teori dasar dari karakteristik suatu pasar modal yang efisien dimana terdapat pemodal yang berpengetahuan luas dan informasi tersedia secara luas kepada para pemodal sehingga mereka bereaksi secara cepat atas informasi baru yang akhirnya menyebabkan harga saham menyesesuaikan secara cepat dan akurat.

Good news berupa peningkatan rasio RORA bank dari tahun ke tahun diharapkan dapat merevisi kepercayaan investor terhadap perusahaan. Rasio RORA


(40)

yang semakin meningkat menunjukkan kemampuan bank yang semakin baik dalam mengoptimalkan aktivanya untuk mendapatkan laba. Kepercayaan tersebut dapat merubah permintaan dan atau penawaran harga saham perbankan

yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap kenaikan harga saham yang bersangkutan.

Dari penelitina terdahulu dapat disimpulkan investor cenderung memperhatikan kualitas aktiva produktif dalam menentukan dan membeli saham.

Berdasarkan landasan teori, kerangka pemikiran dan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H2 : Terdapat pengaruh positif Return on Risked Asset (RORA) terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI). 3. Pengaruh Return On Asset (ROA) Terhadap Perubahan Harga Saham

Aspek earning yaitu Return On Assets (ROA), menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mengukur efektivitas kinerja perusahaan dalam memperoleh laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki. Bank Indonesia mengisyaratkan tingkat ROA yang baik diatas 1,22%. Semakin besar ROA suatu bank, maka semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.

Pengaruh rasio Return On Assets (ROA) terhadap perubahan harga saham dapat dijelaskan dengan signalling theory dan efficient market theory.

Signallingtheory menjelaskan alasan mengapa perusahaan memiliki insentif untuk melaporkan secara sukarela informasi laporan keuangan kepada pihak eksternal, yaitu untuk mengurangi asimetri informasi.Efficient Market Theory merupakan teori dasar


(41)

dari karakteristik suatu pasar modal yang efisien dimana terdapat pemodal-pemodal yang berpengetahuan luas dan informasi tersedia secara luas kepada para pemodal sehingga mereka bereaksi secara cepat atas informasi baru yang akhirnya menyebabkan harga saham menyesesuaikan secara cepat dan akurat.

Good news berupa peningkatan rasio ROA bank dari tahun ke tahun diharapkan dapat merevisi kepercayaan investor terhadap perusahaan. Rasio ROA yang semakin meningkat menunjukkan posisi bank yang semakin baik dari segi penggunaan aset untuk mendapatkan laba. Kepercayaan tersebut akan dapat merubah permintaan dan atau penawaran harga saham perbankan yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap kenaikan harga saham yang bersangkutan.

Berdasarkan penelitian terdahulu Hal tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan ROA yang tinggi berarti rasio profitabilitas juga tinggi.

Berdasarkan landasan teori, kerangka pemikiran dan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H3: Terdapat pengaruh positif Return on Asset (ROA) terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI).

4. Pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) Terhadap Perubahan HargaSaham Aspek likuiditas yaitu LDR (Loan to Deposit ratio).Rasio ini menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditas. Semakin tinggi rasio LDR semakin rendah pula kemampuan likuiditas bank (Siamat, 1993). LDR yang tinggi berarti resiko dalam berinvestasi menjadi tinggi. Dengan likuiditas


(42)

bank yang rendah maka hal tersebut akan berdampak pada hilangnya kepercayaan konsumen pada bank tersebut. Menurut Kasmir (2003:272) batas aman LDR menurut peraturan pemerintah adalah sebesar 110 %.Pengaruh rasio Loan to Deposit ratio

(LDR) terhadap perubahan harga saham dapat dijelaskan dengan signalling theory

dan efficient market theory.Signalling theory menjelaskan alasan mengapa perusahaan memiliki insentif untuk melaporkan secara sukarela informasi laporan keuangan kepada pihak eksternal, yaitu untuk mengurangi asimetri informasi.Efficient Market Theory merupakan teori dasar dari karakteristik suatu pasar modal yang efisien dimana terdapat pemodal-pemodal yang berpengetahuan luas dan informasi tersedia secara luas kepada para pemodal sehingga mereka bereaksi secara cepat atas informasi baru yang akhirnya menyebabkan harga saham menyesesuaikan secara cepat dan akurat.

Bad news berupa peningkatan LDR bank dari tahun ke tahun dapat merevisi kepercayaan investor terhadap perusahaan.Loan to Deposit ratio yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan perbankan memiliki tingkat likuiditas yang rendah sehingga resiko dalam berinvestasi menjadi tinggi.Dengan nilai LDR yang tinggi, dapat berdampak pada hilangnya kepercayaan pada bank yang bersangkutan. Hal tersebut akan dapat merubah permintaan dan atau penawaran harga saham perbankan yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap penurunan harga saham yang bersangkutan.

Dari Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa LDR mempunyai pengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham.


(43)

Berdasarkan landasan teori, kerangka pemikiran dan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H4: Terdapat pengaruh negatif Loan to Deposits Ratio (LDR) terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan yang go public Bursa Efek Indonesia (BEI). 2.12 Peneliti Terdahulu

Yuli Cristian (2009), dengan judul “Analisis perbedaan kinerja keuangan bank pemerintah dengan bank umum swasta nasional dengan menggunakan rasio keuangan periode 2003-2007. dari hasil penelitiannya secara parsial bahwa variable RORA, NPM, ROA berpengaruh signifikan terhadap harga saham, tetapi LDR dan CAR tidak berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan hasil uji secara simultan bahwa variabel RORA, NPM, ROA, LDR dan CAR berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Muharni Oktaviani Matondang (2009), dengan judul “pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham perbankan di Bursa efek Indonesia. hasil penelitiannya yaitu hasil uji secara parsial menunjukkan bahwa variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR) secara parsial tidak berpengaruh terhadap pada harga saham tetapi Return On Asset (ROA) Secara parsial berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan hasil uji secara simultan variabel CAR, LDR dan ROA berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Firdayanti (2006) melakukan penelitian degan judul “Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Saham Industri Makanan Di Indonesia”, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan, Capital Adequacy Rasio (CAR), Return On


(44)

Asset (ROA), Net Interest Margin (NIM), Loan to Deposit Rasio (LDR), Non Perfornig Asset to Earning Asset (NPATEA) dan Earning Per Share (EPS) mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Secara parsial hampir semua variabel babas berpengaruh signifikan terhadap harga saham kecuali ROA, LDR dan NPATEA.

2.13 Hipotesis

Berdasarkan penjelasan-penjelasan dari peneliti terdahulu, maka hipotesis dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

H1 : Capital Adequacy Ratio (CAR)secara simultan dan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham

H2 : Return On Risked Asset (RORA) secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham

H3 : Return on Assets (ROA) secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham

H4 : Load to Deposit Ratio (LDR) secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham


(45)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Batasan Operasional

Adapun batasan operasional penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah meliputi :

a. Kinerja keuangan terdiri dari Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Risked Asset (RORA), Return on Assets (ROA) dan Load to Deposit Ratio (LDR).

b. Harga saham penutupan (closing price) sector industrin perbankanyang terdaftar (listing) di bersa efek Indonesia periode 2011 hingga 2013

3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi penelitian

Poulasi penelitian adalah keseluruhan dari objek penelitian yang akan diteliti. Populasi sebagai kumpulan atau agregasi dari seluruh elemen-elemen atau individu yang merupakan sumber informasi dari suatu penelitian. Dua pengertian lain tentang istilah populasi adalah populasi target dan populasi contoh (sampel).populasi target adalah populasi yang merupakan sumber informasi yang diinginkan, sedangkan populasi sampel adalah populasi yang benar-benar diambil sampelnya. Populasi ini terdiri dari unit-unit sampel dan terkumpul dalam sebuah kerangka sampel (Sinaga, 1994).Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011, 2012 dan 2013. Jadi dalam penelitian ini total populasi adalah 37 perusahaan.


(46)

3.2.2 Sampel Penelitian

Penarikan sampel yang dilakukan leh penulis adalah dengan menggunakan desain sampel nonprobabilitis dengan metode “Judgment Sampling”. “Judgment sampling” adalah salah satu jenis purposive sampling dimana peneliti memiliki sampel berdasarkan penilaian terhadap beberapa karakteristik anggota sampel yang disesuaikan dengan maksud penelitian (Kuncoro, 2003 : 119). Adapun kriteria dari sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia. 2. Menerbitkan laporan keuangan dari tahun 2011, 2012, dan 2013 3. Laporan keuangan berakhir pada 31 Desember

Dengan kriteria sampel yang telah ditetapkan diatas maka total seluruh sampel dalam penelitian ini adalah 19 perusahaan dengan laporan keuangan 3 tahun jadi total seluruh sampel dalam penelitian ini adalah 57.

Tabel 3.1

Daftar Populasi dan Sampel

No Kode Nama Emiten Kriteria Sampel Sampel

I II III

1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk    1

2 BABP Bank ICB Bumi Putra Tbk    2

3 BACA Bank Capital Indonesia Tbk    4

4 BAEK Bank Ekonomi Raharja Tbk    5


(47)

6 BBKP Bank Bukopin Tbk    7

7 BBMD Bank Mestika Dharma Tbk -  

8 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk  -  -

9 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk   - -

10 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk    8

11 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk    9

12 BCIC Bank Mutiara Tbk    10

13 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk    11

14 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk    12

15 BJBR Bank Jabar Banten Tbk  _  -

16 BJTM Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (Tbk)  _  -

17 BKSW Bank Kesawan Tbk    13

18 BMAS Bank Maspion Indonesia Tbk  _  -

19 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk    14

20 BNBA Bank Bumi Arta Tbk  _  -

21 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk    15

22 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk    16

23 BNLI Bank Permata Tbk   - -

24 BSIM Bank Sinar Mas Tbk    17

25 BSWD Bank Swadesi Tbk    18

26 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk    19

27 BVIC Bank Victoria International Tbk -   -

28 INPC Bank Artha Graha International Tbk  _  -

29 MAYA Bank Mayapada International Tbk -   -

30 MCOR Bank Windu Kentjana International Tbk -   -

31 MEGA Bank Mega Tbk   - -

32 NAGA Bank Mitraniaga Tbk  _  -

33 NISP Bank NISP OCBC Tbk   _ -

34 NOBU Bank Nationalnobu Tbk  _  -


(48)

Sumber :www.idx.co.id

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.3.1 Variabel Bebas ( Independent Variabel)

Yang dimaksud dengan variabel bebas( independent variabel ) adalah variabel yang menjelaskan dan mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini ada lima variabel yang digunakan yaitu antara lain:

1. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Rasio ini menunjukkan kecukupan modal yang ditetapkan lembaga pengaturan yang khusus berlaku bagi industri – industri yang berada dibawah pengawasan pemerintah misalnya Bank, dan Asuransi.

Rasio ini merupakan indikator kemampuan Bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat kerugian – kerugian Bank yang disebabkan oleh aktiva yang beresiko. Rasio dihitung dengan rumus:

CAR= ����� ����

������ ��������� �������� ������

X 100%

2. Return on Risked Assets (RORA)

36 PNBS Bank Pan Indonesia Syariah Tbk  _  -

37 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk  _  -


(49)

RORA mengukur kemampuan bank dalam berusaha mengoptimalkan penanaman aktiva yang dimiliki untuk memperoleh laba.Semakin tinggi RORA berarti semakin baik.Rasio ini dirumuskan sebagai berikut.(Payamta, 2001).

RORA =���� ������� �����

������ ������

x 100%

3. Return on Assets (ROA)

Return on Assets (ROA) adalah rasio yang mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan selama periode tertentu (Dendawijaya, 2001 : 120). Rasio ini juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaannya.

ROA =���� ����� ℎ

����� ������

x 100%

4. Loans to Deposit Ratio (LDR)

Loans to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima bank (Dendawijaya, 2001 : 118). LDR merupakan suatu pengukuran tradisional yang menunjukkan deposito berjangka, giro, tabungan dan lain-lain yang digunakan dalam memenuhi permodalan pinjaman (loan request) nasabannya.Rasio ini mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Berdasarkan kebijakan bank Indonesia, ketentuan LDR bank berkisar antara 85%-110% (Dendawijaya, 2001 : 117).


(50)

LDR = ����� ℎ ������ ���� ���������

����� ���� ��ℎ�� ������ −����−����� ����

x100%

3.3.2 Variabel Terikat (dependent variabel)

Variabel terikat atau devenden variabel adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen .dalam penelitian ini variabel dependen adalah harga saham. Harga saham merupakan tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas, seperti yang telah diketahui bahwa tujuan pemodal membeli saham untuk memperoleh penghasilan dari saham tersebut

3.4 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat kuantitatif dengan time series dari periode 2011 sampai dengan 2013. Sumber data diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) serta sumber-sumber terkait.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Data untuk penelitian ini dapat dikumpulkan dengan metode dokumentasi, sehingga langkah yang dilakukan adalah dengan mencatat seluruh data yang diperlukan untuk penelitian, yaitu laporan keuangan perusahaa manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011, 2012, dan 2013.

3.6 Metode Analisis Data

Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen dengan menggunakan program SPSS, Tujuannya untuk


(51)

mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dari beberapa variabel independen dengan variabel dependen maka digunakan model regresi linear berganda.

Sebelum melakukan analisis regresi berganda, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik agar tidak timbul masalah dalam penggunaan analisis regresi linear berganda dan kita dapat menilai suatu model dengan baik dan tepat.

3.7 Koefisien Determinan (R2)

Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel -variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2009;134)

3.8 Uji Asumsi Klasik

Untuk mengetahui apakah model regresi benar-benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representatif, maka model tersebut harus memenuhi asumsi klasik regresi.Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.

3.8.1 Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal dan menentukan uji hipotesis yang akan digunakan. Apabila data berdistribusi dengan normal, maka uji yang digunakan adalah uji statistik parametrik.Bila data tidak


(52)

berdistribusi secara normal maka uji yang digunakan adalah uji statistik non parametrik.Uji F dan uji t dalam penelitian ini termasuk kedalam uji statistik parametrik, oleh karena itu data harus berdistribusi secara normal.

3.8.2 Uji Multikolinieritas

Multikolinier atau dikenal juga dengan multikolinearitas berarti terdapar korelasi atau hubungan yang sangat tinggi diantara variabel independen. (Yamin, :2011;54). Multikolinearitas hanya terjadi dalam regresi liner berganda atau majemuk. Ada beberapa tanda suatu regresi linear berganda memiliki masalah dengan multikolinearitas, yaitu nilai R square tinggi, tetapi hanya ada sedikit variabel independen yang signifikan atau bahkan tidak signifikan. Ada beberapa uji untuk mendeteksi problem multikolinearitas, seperti Variance Inflating Faktor, indeks kondisi (condition index – CI), dan Tolerance (TOL). Pengaruh adanya multikolinier terhadap model regresi adalah sebagai berikut:

1. Taksiran model regresi masih bersifat BLUE (best linear unbias estimator), tetapi memiliki varians dan kovarians yang besar sehingga sulit dipakai sebagai estimasi.

2. Interval taksiran cenderung lebar sehingga menyebabkan variabel independen tidak signifikan.

Jika terjadi nasalah multikolinearitas pada model regresi berganda, maka ada bebereapa hal untuk memperbaikinya, antara lain:

1. Menghilangkan salah satu variabel independen yang memiliki hubungan linear yang sangat tinggi dengan variabel lainnya.


(53)

2. Melakukan proses transformasi, misalnya dengan proses diferensiasi. 3. Menambah data bila memungkinkan.

4. Mengunakan regresi principal component, atau dengan regresi ridge apabila opsi 1,2 dan 3 tidak dapat dilakukan.

3.8.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya ketidaksamaan varian dan residual untuk semua pengamatan pada model regresi.Prasyarat yang harus dipenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya masalah heteroskedastisitas. Ada beberapa metode pengujian yang bisa digunakan diantaranya adalah Uji Spearman’s rho, Uji Gletser, Uji Park, dan melihat pola grafik regresi pada Uji Spearman’s rho, jika signifikan korelasi kurang dari 0.05 maka pada model regresi terjadi masalah heteroskedastisitas.

3.8.4 Uji Autokorelasi

Autokerelasi adalah keadaan dimana terjadinya korelasi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Uji korelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antara residual antara satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Model regresi yang baik adalah yang bebas autokorelasi.Metode pengujian menggunakan Uji Durbin – Watson (Uji DW). Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah:

1. Jika d lebih kecil dari dl atau lebih besar dari (4-dl), maka hipotesis nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi.


(54)

2. Jika d terletak diantara du dan (4-du), maka hipotesis nol akan diterima, artinya tidak ada autokorelasi.

3. Jika d terletak antara dl dan du atau diantara (d-du) dan (4-dl), maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.

3.9 Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis maka akan dilakukan dua uji yaitu uji hipotesis secara parsial untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan uji-t sedangkan uji yang kedua yang digunakan adalah uji hipotesis secara simultan untuk mengetahui hubungan variabel independen dengan variabel dependen secara serempak.

3.9.1 Uji Signifikan Parsial ( Uji Statistik t)

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi secara parsial

Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Risked Asset (RORA), Net Profit Margin (NPM), Return on Assets (ROA), dan Load to Deposit Ratio (LDR)berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI

Langkah – langkah Uji t adalah : 1. Merumuskan hipotesis

Ho = secara parsial tidak ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen.

Ha = secara parsial ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen.


(55)

Tingkat signifikansi menggunakan 0.05 (α = 0.05)

3. Menentukan nilai t hitung dengan rumus t

αb¡ = b¡ dimana

b¡ = koefisien regresi variabel i

αb¡ = Standar eror variabel i

4. Menentukan t tabel

Tabel distibusi t dicari pada α = 5% :2 = 2.5 % (uji 2 sisi) dengan derajat

kebebasan (df) n – k – 1 5. Kriteria pengujian

a. Ho diterima jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel

b. Ho ditolak jika –t hitung < -t tabel atau t hitung > t table 6. Membandingkan t hitung dengan t tabel

Menentukan variabel independen mana yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap variabel dependen.Hubungan ini dapat dilihat dari koefisien regresinya.

3.9.2 Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik f)

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Risked Asset (RORA), Return on Assets (ROA),


(56)

dan Load to Deposit Ratio (LDR)secara bersama-sama (simultan) berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.

Tahap-tahap yang dilakukan dalam uji ini adalah: 1. Merumuskan hipotesis

Ho diterima = berarti tidak ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen.

Ha diterima = berarti terdapat pengaruh simultan yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen.

2. Menentukan tingkat signifikansi yaitu sebesar 0.05 (α= 0.05) 3. Menentukan F hitung

4. Menentukan F tabel 5. Kriteria pengujian yaitu:

a. Ho diterima apabila F hitung ≤ F tabel b. Ho ditolak apabila F hitung > F tabel 6. Membandingkan F hitung dengan F tabel.


(57)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistic yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft excel,selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda. Pengujian akan dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 22. Prosedur dimulai dengan memasukkan variable-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output sesuai dengan metode analisis data yang telah ditentukan.

Metode pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purpose sampling.

Oleh objek penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011 sampai dengan 2013, dimana jumlah perusahaan tersebut adalah 37 perusahaan. Setelah data terkumpul, seluruh perusahaan yang termasuk dalam populasi diseleksi berdasarkan criteria.Berdasarkan Kriteria tersebut maka diperoleh 19 perusahaan yang dapat dijadikan sampel penelitian dan diamati selama periode 2011-2013.


(58)

4.2 KoefIsien Determinasi R2

Pertama sekali akan dilakukan uji determinasi untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model, yaitu variabel independen menerangkan variasi variabel dependen. Hal ini dilakukan sebelum uji hipotesis. Nilai koefisien determinasi (R2) dapat dilihat pada table 4.1 di bawah ini:

Table 4.1

Nilai Koefisien Determinasi Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .541a .293 .238 218.3976

Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2015.

Nilai koefisien determinan (R2) yang hasilnya sebesar 0,293 atau 27,30 %. Ini berarti apabila variabel bebas dikurang maka pengaruhnya lebih besar terhadap tingkat harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa 23,80 % harga saham dipengaruhi oleh CAR, RORA, ROA dan LDR dan sisanya sebesar 76,20 % di pengaruhi oleh variabel diluar penelitian (Ghojali 2006;154 )

4.3 Analisis Hasil Penelitian 4.3.1 Analisis Statistik Deskriptif

Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diproleh dari


(1)

minimum dan maksimum LDR yang berbeda cukup jauh, 44,24% dan 104,42%. Hal ini mengindikasikan bahwa masih terdapat bank-bank yang kurang mengoptimalkan dana pihak ketiga tetapi di sisi lain masih terdapat pula bank-bank yang berlebihan dalam memberikan kredit. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa investor kurang memperhatikan rasio LDR dalam berinvestasi, sehingga tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham.

E. Pengaruh CAR, RORA, ROA dan LDR Terhadap Perubahan Harga Saham Berdasarkan hasil dari analisis regresi dalam penelitian ini diketahui bahwa rasio CAR, RORA, ROA dan LDR secara bersama-sama berpengaruh terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan yang telah go public, sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu dasar atau pedoman bagi investor didalam memprediksi perubahan harga saham dan membantu dalam pengambilan keputusan berinvestasi dalam bentuk saham. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa 16,5 % perubahan harga saham perusahaan perbankan yang go public di BEI dapat dijelaskan oleh variabel CAR, RORA, ROA, dan LDR, sedangkan sisanya 83,5% dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model persamaan regresi. Hasil ini menunjukkan bahwa investor dalam pengambilan keputusan investasi mempertimbangkan tingkat perubahan harga saham, tingkat pengembalian yang akan diperoleh dan juga mempertimbangkan kemampuan alat alat likuid (dana dari pihak ketiga, pinjaman yang diterima lebih dari tiga bulan, dan modal inti) terhadap kewajiban (hutang lancar) perusahaan. Pandangan ini dapat diterima karena usaha pokok perbankan adalah menghimpun dana masyarakat dan kemudian menyalurkannya kembali dalam


(2)

bentuk kredit. Dan tingkat perputaran piutang ini juga akan mempengaruhi pada tingkat pencapaian

laba perusahaan.

Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk meminimalkan resiko piutang atau memperkecil piutang tidak tertagih diantaranya memperkecil jumlah penjualan kredit dari keseluruhan penjualan, memperpendek batas waktu pembayaran kredit, meminimalkan volume penjualan kredit dan melakukan penagihan piutang secara aktif. Sehingga kemampuan kinerja perusahaan perbankan dalam mendapatkan laba akan tercapai. Hal ini dapat menarik para investor untuk bergabung dan membeli saham perusahaan. Karena prospek pertumbuhan perusahaan juga dinyatakan dalam harga-harga saham, dan perusahaan-perusahaan yang tumbuh akan memiliki nilai pasar yang lebih tinggi secara relatif untuk setiap aktiva yang dimiliki. Selain itu perusahaan perbankan yang mempunyai reputasi kinerja sehat atau baik dan fluktuasi profitabilitas cenderung meningkat dapat menandakan kondisi pasar yang semakin bergairah. Kondisi ini juga mampu memikat para investor untuk menanamkan dananya melalui saham pada perusahaan perbankan yang go public di BEI.

BAB V PENUTUP


(3)

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian ini, makadapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil uji hipotesis secara parsial menunjukkan bahwa :

a. Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh secara positif

signifikanterhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan yang go public diBursa Efek Indonesia (BEI).

b. Return on Risk Asset (RORA) tidak berpengaruh secara positif

signifikanterhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan yang go public diBursa Efek Indonesia (BEI).

c. Return on Asset (ROA) berpengaruh secara positif signifikan terhadapperubahan harga saham perusahaan perbankan yang go public di BursaEfek Indonesia (BEI).

d. Loan to Deposit Ratio (LDR) tidak berpengaruh secara signifikan

terhadapperubahan harga saham perusahaan perbankan yang go public di BursaEfek Indonesia (BEI).

2. Secara bersama-sama (simultan) Capital Adequacy Ratio (CAR), Return onRisk

Asset (RORA), Return on Asset (ROA) danLoan to Deposit Ratio (LDR)

berpengaruh terhadap perubahan harga sahamperusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI).


(4)

Saran yang dapat diberikan adalah :

1. Secara keseluruhan rasio CAR, RORA,ROA dan LDR terbukti berpengaruh terhadap perubahan harga sahamperusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI), sehinggadiharapkan bank selalu menjaga kesehatan bank melalui menjaga rasio CAR, RORA, ROA dan LDR sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebagaiotoritas bank di seluruh Indonesia.

2. Bagi peneliti lain yang tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut, supayadapat mengukur kesehatan perbankan selain dengan analisis CAR, RORA, ROA dan LDR.Misalnya dengan menggunakan penilaian atas Kredit Usaha Kecil (KUK),pelaksanaan pemberian kredit ekspor, penentuan atas Batas MaksimumPemberian Kredit (BMPK), ataupun pelanggaran terhadap Posisi Devisa Neto(PDN) sehingga diperoleh hasil yang lebih akurat lagi.


(5)

Abdullah, Faisal. 2005. Manajemen Perbankan. Cetak Ketiga. Malang : UMM Press. Anoraga, Pandji. 2006. Pengantar Pasar Modal. Cetak Kelima. Jakarta :PT.Rineka

Cipta.

Carunia, Clorinda. Analisis Pengaruh Rasio Capital, Asset Quality dan Liquid Terhadap Kinerja Keuangan Pada Sektor Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2007 – 2011, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.1 (2013).

Cristian, Yuli. 2009. Analisis Perbadaan Kinerja Keuangan Bank Pemerintah dan Bank Umum Nasional dengan Menggunakan Rasio Keuangan Periode 2003 – 2007. Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

Darmadji, Tjiptono. 2006, Pasar Modal di Indonesia : Pendekatan Tanya Jawab, Edisi Kedua. Jakarta : Salemba Empat.

Dendawijaya, Lukman. 2001. Manajemen Perbankan. Jakarta : Ghaliah Indonesia. Erlina, 2008.Metodologi Penelitian Bisnis : untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi

Revisi, USU Press, Medan.

Firdayanti. 2006. Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Industri Makanan di Indonesia. Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, (Tidak Dipublikasikan).

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Harahap, Sofyan Syafri. 2006. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Hasbi, Harlandy. 2010. The Influence of Banking on Financial Performance to Stock Price in Indonesia. Business and Managemen Department, Widyatama University, Bandung Indonesia.

Jogiyanto,H.M. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketiga. Yogyakarta : BPFE.

Karunia, Clorinda. 2013. Analisis Pengaruh Rasio Capital, Asset Quality dan Liquidty Terhadap Kinerja Keuangan Pada Sektor Perbankan yang


(6)

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2007 – 2011. Jurnal Ilmiah, Fakultas Bisnis dan Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

Kasmir. 2004. Manajemen Perbankan. Cetakan Keempat. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Kasmir. 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Kumar, Parvesh. 2013. A CAMEL Model Analysis Of State Bank Group. World Journal Of Social Sciences: Vol. 3. No. 4 July 2013 ISSUE. PP. 36 – 55. Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Jakarta :

Erlangga.

Matondang, Oktaviani Muhami. 2009. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perbankan di Bursa Efek Indonesia. Skripsi, fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

Michael, Evans. 2005. An Indonesi Study Of The Use Of CAMEL Ratios As Predictors Of Bank Failure. Journal Of Economic And Social Policy: Vol.10:ISS.1, Article 6.

Purwasih, Ratna. 2010. Pengaruh Rasio CAMEL Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI). Skripsi, Fakultas Ekonomi/Akuntansi Universitas Diponegoro Semarang. Rindjin, Ketut. 2000. Pengantar Perbankan dan Lembaga Keuangan Bukan Bank. PT.

Gramedia Pustaka, Jakarta.

Sawir, Angnes. 2005. Analisis Kinerja Perusahaan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan.Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Wijayanti, 2010.Analisis Kinerja Keuangan dan Harga Saham Perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal Ilmiah, Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya.

Wulandari, Yuliya. 2011. Pengaruh CAMEL Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal Ilmiah Fakultas Keguruan Universitas Riau.