21
2.1.3 Ruang Lingkup Stakeholder
Secara skematis ruang lingkup akuntansi sosial menurut Coghill 1999, mencakup komponen-komponen sebagai berikut:
Gambar 2.1 Ruang Lingkup Akuntansi Sosial
Sumber : Coghill, 1999
a. Govermental Regulation
Peraturan-peraturan yang dikeluarkan pemerintah menjadi aspek penting yang harus diperhatikan perusahaan
b. Community
Kelompok masyarakat menurut coghill harus diperhatikan, karena kelompok masyarakat adalah elemen konsumen yang akan mengkonsumsi hasil
produksi dari perusahaan. Goverment
Community Company
Universitas Sumatera Utara
22
c. Environmental Organization
Orientasi organisasi lingkungan secara umum menghindari eksploitasi yang berlebihan terhadap lingkungan hidup demi kepentingan perusahaan.
2.1.4 Tujuan Penerapan Akuntansi Sosial
Menurut Ramanathan 1976, Akuntansi sosial adalah proses seleksi variabel kinerja sosial perusahaan, pengukuran yang dilaksanakan secara
sistematis untuk mengembangkan informasi yang berguna bagi evaluasi kinerja sosial perusahaan, dan mengkomunikasikan informasi tersebut kepada
kelompok sosial yang bersangkutan di dalam dan di luar perusahaan. Tujuan akuntansi sosial adalah:
1. Mengidentifikasi dan mengukur kontribusi sosial bersih periodik suatu
perusahaan, yang memasukkan tidah hanya biaya dan manfaat internal perusahaan, tetapi juga manfaat dan biaya yang timbul dari luar
lingkungan perusahaan.
2. Menentukan apakah tindakan dan strategi perusahaan secara individual
berpengaruh langsung terhadap sumber daya dan status kemampuan
yang relatif, dari individu, komunitas, segmen sosial, dan generasi.
3. Membuat tersedianya unsur-unsur pokok sosial; informasi relevan
tentang tujuan perusahaan, program, kinerja, dan kontribusi
perusahaan pada tujuan sosial secara optimal.
Universitas Sumatera Utara
23
2.1.5 Kendala – Kendala Dalam Penerapan Akuntansi Sosial
a. Menurut Harahap 2001 dia mengemukakan bahwa persoalan apakah
perusahaan perlu mempunyai tanggung jawab sosial atau tidak. Sampai saat ini masih terus melakukan perdebatan dalam sistem
ekonomi. Pro dan kontra tersebut tentunya dapat dipahami karena kelompok yang mendukung maupun yang tidak mendukung punya
kepentingan dan argumentasinya masing-masing. Terdapat 2 hal yang menjadi kendala sulitnya penerapan akuntansi sosial di Indonesia
yaitu:
1. Lemahnya tekanan sosial yang menghendaki pertanggung jawaban
sosial perusahaan 2.
Rendahnya kesadaran perusahaan di Indonesia tentang pentingnya pertanggung jawaban sosial
b. Menurut Bambang Sudibyo 1989 menyatakan bahwa Belum adanya
pengungkapan dan pengukuran yang tepat pada akuntansi sosial dan Pertanggungjawaban kepada publik hendaknya tidak dicampur
adukkan, maupun secara sadar diintegrasikan dengan pertanggungjawaban kepada kreditur dan investor.
Pertanggungjawaban kepada kreditur dan investor berwawasan mikro, sedangkan yang kepada publik berwawasan makro.
Pertanggungjawaban kepada kreditur dan investor mengambil sudut
Universitas Sumatera Utara
24 pandang pemilik atau perusahaan, sedangkan yang kepada publik
mengambil sudut pandang kepentingan umum, atau masyarakat. Tidak adanya suatu kriteria mengenai tingkat kinerja akuntansi sosial
Perusahaan mempunyai lebih dari satu pengaruh sosial dalam kegiatan-kegiatannya, sehingga kemungkinan tidak praktis untuk
menggunakan satu sistem pengukuran yang berlaku untuk semua pengaruh sosial tersebut. Tidak ada sistem pengukuran yang dapat
memecahkan pertentangan kemungkinan yang timbul akibat suatu pengaruh kegiatan perusahaan. Untuk satu aspek umum kinerja sosial
mungkin terdapat sejumlah ukuran alternatif yang dapat dijadikan pertimbangan.
2.1.6 Metode Pengukuran Akuntansi Sosial
Dalam pertukaran yang terjadi antara perusahaan dan lingkungan sosialnya terdapat dua dampak yang timbul yaitu dampak positif atau yang
disebut juga dengan manfaat sosial Social benefit dan dampak negatif yang disebut dengan pengorbanan sosial Social Cost. Masalah yang timbul adalah
bagaimana mengukur kedua dampak tersebut. Menurut Harahap 1993, masalah pengukuran akuntansi sosial memang
rumit, karena jika dibandingkan dengan transaksi biasa yang langsung dapat dicatat dan mempengaruhi posisi keuangan, maka dalam akuntansi sosial
Universitas Sumatera Utara
25 terlebih dahulu harus diukur dampak positif dan dampak negatif yang
ditimbulkan oleh perusahaan. Beberapa metode yang biasa dipakai dalam pengukuran Akuntansi sosial yaitu:
1. Menggunakan penilaian dengan menghitung Opportunity cost
approach 2.
Menggunakan daftar kuesioner 3.
Menggunakan hubungan antara kerugian massal dengan permintaan untuk barang perorangan dalam menghitung kerugian masyarakat
4. Menggunakan reaksi pasar dalam menentukan harga
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti berpedoman dari tinjauan teori, jurnal-jurnal internasional mengenai akuntansi sosial. Adapun jurnal-jurnal
internasional yang menjadi pedoman dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
26
Tabel 2.1 Tujuan Peneliti Terdahulu
No Contoh kasus
Lokasi Permasalahan Sosial
01. PT.Inti Indo
Rayon Utama
Porsea Propinsi .
Sumatera Utara Dihentikan operasional karena
adanya masalah lingkungan dan masalah dengan
masyarakat sekitar industri
02. PT. Exxon Mobils Lhokseumawe
Aceh utara
Prop. Di Aceh Menghentikan kegiatan
produksi karena faktor stabilitas keamanan
03. PT.Ajinamoto Indonesia Jakarta
Penarikan distribusi, pemasaran, dan aktifitas
produksi karena masalah sertifikasi halal oleh MUI
04. Beberapa Perusahaan
Kertas Di Riau Propisi Riau
Mendapatkan protes dari masyarakat setempat
sehubungan permasalahan limbah industri dan
lingkungan
05. PT.Maspion Indonesia Sidoarjo
Surabaya Jawa Timur
Permasalahan demo buruh dan isu kesejahteraan karyawan
06. PT.Telkom Indonesia Divre IV
Jateng dan DIY Serikat Karyawan Sekar
PT.Telkom menolak penjualan Divre IV Kepada PT.Indosat
07. PT. BCA Jakarta
Serikat Pekerja menolak Divestasi saham BCA
08. PT.Kereta Api Indonesia Jakarta Serikat Pekerja menolak
kembalinya Dewan Direksi lama, karena dianggap
Universitas Sumatera Utara
27 bertanggung jawab atas
beberapa kasus kecelakaan kereta api yang terjadi di
Indonesia
09. Bank Internasional Jakarta
Tuntutan Karyawan atas gaji, .Indonesia BII
upah dan peningkatan kesejahteraan pekerja
10. PT.Gudang Garam
Kediri Jawa Timur
Mogok Kerja Massal karyawan menuntut perbaikan
gaji dan kesejahteraan pekerja.
Sumber : Review Berbagai Sumber
2.3 Keraongka Konseptual