Tujuan Penerapan Akuntansi Sosial Kendala – Kendala Dalam Penerapan Akuntansi Sosial

22

c. Environmental Organization

Orientasi organisasi lingkungan secara umum menghindari eksploitasi yang berlebihan terhadap lingkungan hidup demi kepentingan perusahaan.

2.1.4 Tujuan Penerapan Akuntansi Sosial

Menurut Ramanathan 1976, Akuntansi sosial adalah proses seleksi variabel kinerja sosial perusahaan, pengukuran yang dilaksanakan secara sistematis untuk mengembangkan informasi yang berguna bagi evaluasi kinerja sosial perusahaan, dan mengkomunikasikan informasi tersebut kepada kelompok sosial yang bersangkutan di dalam dan di luar perusahaan. Tujuan akuntansi sosial adalah: 1. Mengidentifikasi dan mengukur kontribusi sosial bersih periodik suatu perusahaan, yang memasukkan tidah hanya biaya dan manfaat internal perusahaan, tetapi juga manfaat dan biaya yang timbul dari luar lingkungan perusahaan. 2. Menentukan apakah tindakan dan strategi perusahaan secara individual berpengaruh langsung terhadap sumber daya dan status kemampuan yang relatif, dari individu, komunitas, segmen sosial, dan generasi. 3. Membuat tersedianya unsur-unsur pokok sosial; informasi relevan tentang tujuan perusahaan, program, kinerja, dan kontribusi perusahaan pada tujuan sosial secara optimal. Universitas Sumatera Utara 23

2.1.5 Kendala – Kendala Dalam Penerapan Akuntansi Sosial

a. Menurut Harahap 2001 dia mengemukakan bahwa persoalan apakah perusahaan perlu mempunyai tanggung jawab sosial atau tidak. Sampai saat ini masih terus melakukan perdebatan dalam sistem ekonomi. Pro dan kontra tersebut tentunya dapat dipahami karena kelompok yang mendukung maupun yang tidak mendukung punya kepentingan dan argumentasinya masing-masing. Terdapat 2 hal yang menjadi kendala sulitnya penerapan akuntansi sosial di Indonesia yaitu: 1. Lemahnya tekanan sosial yang menghendaki pertanggung jawaban sosial perusahaan 2. Rendahnya kesadaran perusahaan di Indonesia tentang pentingnya pertanggung jawaban sosial b. Menurut Bambang Sudibyo 1989 menyatakan bahwa Belum adanya pengungkapan dan pengukuran yang tepat pada akuntansi sosial dan Pertanggungjawaban kepada publik hendaknya tidak dicampur adukkan, maupun secara sadar diintegrasikan dengan pertanggungjawaban kepada kreditur dan investor. Pertanggungjawaban kepada kreditur dan investor berwawasan mikro, sedangkan yang kepada publik berwawasan makro. Pertanggungjawaban kepada kreditur dan investor mengambil sudut Universitas Sumatera Utara 24 pandang pemilik atau perusahaan, sedangkan yang kepada publik mengambil sudut pandang kepentingan umum, atau masyarakat. Tidak adanya suatu kriteria mengenai tingkat kinerja akuntansi sosial Perusahaan mempunyai lebih dari satu pengaruh sosial dalam kegiatan-kegiatannya, sehingga kemungkinan tidak praktis untuk menggunakan satu sistem pengukuran yang berlaku untuk semua pengaruh sosial tersebut. Tidak ada sistem pengukuran yang dapat memecahkan pertentangan kemungkinan yang timbul akibat suatu pengaruh kegiatan perusahaan. Untuk satu aspek umum kinerja sosial mungkin terdapat sejumlah ukuran alternatif yang dapat dijadikan pertimbangan.

2.1.6 Metode Pengukuran Akuntansi Sosial