Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

9

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Menyadari bahwa perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan infomasi telah berkembang dengan sangat pesat. Hal ini menuntut setiap individu untuk peka terhadap perkembangan tersebut, karena perkembangan tersebut sangat berpengaruh terhadap dunia perekonomian, industri dan bisnis. Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan pada umumnya sangat memerlukan sistem akuntansi yang efisien dan efektif. Khususnya dalam menyajikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan manajemen maupun berbagai pihak diluar perusahaan yang memerlukannya. Informasi memang menjadi unsur penentu dalam pengambilan keputusan, baik oleh manajemen perusahaan maupun pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Akuntansi juga memegang peranan penting dalam dunia usaha, karena akuntansi dapat memberikan informasi mengenai data yang dinyatakan dalam satuan uang. Untuk dapat mengumpulkan suatu data keuangan yang baik diperlukan suatu sistem informasi yang baik, karena dengan sistem informasi yang baik dapat diciptakan internal control yang memadai. Akuntansi sosial merupakan konsekuensi-konsekuensi sosial dan ekonomi dari perilaku yang berkaitan dengan pemerintah dan wirausahawan. Walaupun akuntansi sosial Universitas Sumatera Utara 10 berfokus baik dalam kinerja pemerintah maupun pelaku bisnis, namun akuntansi sosial bisa diindentifikasi, mengukur, dan melaporkan hubungan antara bisnis dan lingkungannya. Lingkungan bisnis meliputi sumber daya alam, komunitas dimana bisnis tersebut beroperasi, orang-orang yang dipekerjakan, pelanggan, pesaing, dan perusahaan serta kelompok lain yang berurusan dengan bisnis tersebut. Model-model akuntansi dan ekonomi tradisional berfokus pada produksi dan distribusi barang dan jasa kepada masyarakat. Akuntansi sosial memperluas model ini dengan memasukkan dampak-dampak dari aktivitas perusahaan terhadap masyarakat. Sepanjang Tahun-tahun terakhir telah menyaksikan pertumbuhan minat pada masalah-masalah sosial dan lingkungan. Banyak perusahaan yang telah mengembangkan pengelolaan lingkungan dan mengubah sosial dan lingkungan menjadi pengungkapan praktek. Perkembangan ini mengakibatkan pertumbuhan penelitian berfokus pada analisis informasi yang diungkapkan oleh perusahaan. Di Indonesia krisis yang berkepanjangan telah menempatkan bangsa ini pada posisi krisis multi-dimensi yang mencakup hampir seluruh aspek kehidupan. Jika dilihat secara lebih seksama dari sudut pandang aspek ekonomi,sendi-sendi perekonomian investasi,produksi,dan distribusi lumpuh sehingga menimbulkan kebangkrutan di dunia usaha, meningkatnya jumlah pengangguran,menurunnya pendapatan per kapita dan daya beli masyarakat, Universitas Sumatera Utara 11 dan pada akhirnya bermuara pada meningkatnya angka jumlah penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan. Dengan tingginya suku bunga yang mencapai 60 pada puncak krisis yaitu sangat sulit bagi sektor perbankan untuk menyalurkan kredit. Hal ini semakin dipersullit dengan ketatnya aturan likuiditas di sektor perbankan sebagai akibat dari akumulasi kredit macet bank- bank bermasalah, yang mendorong pemerintah melakukan likuiditas. Krisis ekonomi yang melanda di Indonesia mengakibatkan timbulnya berbagai hal yang tidak pasti, sehingga indikator-indikator ekonomi seperti tingkat suku bunga, laju inflasi, fluktuasi nilai tukar rupiah dan sebagainya rentan terhadap masalah-masalah sosial. Hal ini membuktikan bahwa aspek sosial dan aspek politik dapat mengundang sentiment pasar yang bermuara pada instabilitas ekonomi. Bahkan para investor asing berencana untuk melakukan realokasi bisnis dan investasinya ke negara-negara asia tenggara lainnya seperti Vietnam, Thailand,dan kamboja yang dianggap lebih kondusif untuk investasi. Ini tentu merupakan cerita buruk bagi dunia bisnis Indonesia, sehingga investor asing mengalami trauma untuk melakukan investasi di Negara ini. Selain itu beberapa contoh kasus yang menggambarkan betapa rentannya dunia usaha terhadap konflik berbagai masalah sosial lainnya. Jika akuntansi sosial adalah pembukaan ruang baru, maka dari akuntansi yang baru, tidak hanya bereaksi terhadap yang lama, Tetapi telah terjadi pada akhir-akhir tahun ini peningkatan minat masyarakat luas dalam sosial dan lingkungan. Agar perusahaan lebih Universitas Sumatera Utara 12 bertanggung jawab secara sosial dalam mengelola dampak lingkungan mereka dalam cara yang lebih baik Wilmshurst dan Frost, 2000 Bagi perusahaan akuntansi sosial adalah nilai tambah dalam perusahaan mereka. Banyak perusahaan yang telah mengembangkan lingkungan manajemen, sistem akuntansi dan telah meningkatkan sosial dan lingkungan. Di Bangladesh beberapa studi telah meneliti apakah akuntan di negara-negara berkembang memainkan peran dalam mengembangkan sosial perusahaan dan praktek lingkungan. Bukti yang ada menunjukkan bahwa akuntan di negara berkembang tidak terikat ketika berhadapan dengan perusahaan sosial dan lingkungan akuntansi. Oleh karena itu faktor budaya seperti kurangnya kesadaran, tidak adanya peraturan negara, atau kurangnya inisiatif dari badan akuntansi nasional menyebabkan akuntansi tidak mempunyai pedoman yang baik. Milne dan Patten 2002 menunjukkan bahwa teori kelembagaan legitimasi menyediakan banyak kemungkinan untuk bekerja lebih lanjut di bidang akuntansi sosial dan lingkungan. Karena memiliki kapasitas untuk menjelaskan tingkat perilaku keterpaduan, kesesuaian dalam sosial dan narasi lingkungan di kalangan organisasi di bidang yang sama. Namun, beberapa studi telah memeluk teori institusional untuk menjelaskan praktek akuntansi di negara-negara berkembang. Mir dan Rahaman 2005 difokuskannya pada penerapan standar akuntansi internasional IAS di Bangladesh. Penggerak Universitas Sumatera Utara 13 utama dalam mengadopsi IAS adalah karena tekanan yang diberikan oleh donor multilateral dan lembaga donor dari pemerintah Bapngladesh dan badan akuntansi profesional. Maka strategi yang akan digunakan akuntan pribumi lebih lengkap dalam proses perubahan termasuk ditargetkan pelatihan, penerapan peraturan pemerintah, dan partisipasi lingkungan yang bersangkutan dan peraturan perwakilan dalam standar akuntansi nasional Kuasirikun, 2005; Lodhia, 2003.. Dari penelitian tersebut terungkap bahwa terdapat perbedaan di setiap negara dalam pengungkapan informasi akuntansi sosial. Dari uraian di atas, terlihat jelas bahwa akuntansi sosial telah berkembang di berbagai negara di dunia. Oleh karena itu, penulis terdorong untuk mengetahui perkembangan akuntansi sosial di beberapa negara dan tertarik untuk membahasnya dalam skripsi yang berjudul “Perkembangan Dan Penerapan Akuntansi Sosial Di Dunia Internasional”

1.2 Perumusan Masalah