Menurut Greenwald et al 2009 kebanyakan caregiver yang merawat pasien yang menerima perawatan tidak di rumah perawatan
nursing-home mengatakan setidaknya satu caregiver yang tidak dibayar membantu dalam perawatan pasien mereka 66, sementara hanya 35
menggunakan bantuan caregiver yang dibayar seperti pembantu rumah tangga atau orang lain yang bersedia merawat pasien tersebut.
Di antara caregiver yang berusia 65 atau lebih tua, merupakan caregiver yang tidak dibayar untuk merawat pasien yang memerlukan
perawatan 47 dibandingkan dari caregiver yang berusia muda 30. Caregiver yang tinggal satu rumah dengan pasien mereka juga merupakan
salah seorang caregiver yang memberikan perawatan kepada pasien mereka dan tidak dibayar 49 dibandingkan caregiver yang tidak
tinggal bersama pasien mereka 25. Diantara caregiver yang merawat pasien dewasa yang tidak menerima perawatannya dirumah perawatan
mengatakan ada setidaknya satu caregiver yang tidak dibayar lainnya membantu dalam perawatan pasien mereka 68. Di sisi lain, caregiver
yang dibayar, pembantu rumah tangga atau staf lain menurun dari 41 pada 2004 menjadi 35 pada tahun 2009 Greenwald et al, 2009.
2.4.4. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Caregiver Pasien Stroke
Meskipun kemajuan terbaru dalam terapi stroke, mayoritas stroke pasien tidak mencari perhatian medis segera. Bahkan di negara maju
seperti Amerika Serikat, Inggris dan Perancis ada kurangnya pengetahuan antara pasien stroke tentang stroke warning sign dan faktor risiko.
Menurut Pandian et al ditemukan ada hubungan antara pengetahuan stroke dan pendidikan tinggi. Menurut Kothari et al tidak menemukan
korelasi antara kesadaran yang lebih baik dan pendidikan. Kebanyakan penelitian tentang kesadaran masyarakat stroke dari negara-negara maju
telah menemukan bahwa pengetahuan tentang stroke bervariasi dengan pendidikan Pandian et al, 2006.
Universitas Sumatera Utara
Dalam penelitian Kumar Das et al 2011 dari 418 peserta, 280 67,0 ditemukan menyadari tanda-tanda dan gejala stroke dan sisanya
138, 33,0 tidak menyadari tanda-tanda dan gejala stroke. Hampir 56 hingga 62 dari populasi penelitian Kumar Das et al 2011 tidak
menyadari faktor risiko stroke dan hampir 35 hingga 46 tidak menyadari gejala stroke. Menurut Kumar Das et al 2011 kurangnya
kesadaran dapat menyebabkan keterlambatan dalam membawa pasien yang mengalami stroke ke rumah sakit dan memulai pengobatan yang
diperlukan. Pengetahuan tentang faktor risiko stroke dapat mempengaruhi kejadian stroke, dan membantu merancang strategi pencegahan. Dalam
penelitian Kumar Das et al 2011, 49,8 dari subjek lansia, tidak mengetahui adanya faktor risiko stroke, 17,2 bisa mengenali satu sampai
3 faktor risiko, 20,6 diakui 4 sampai 7 faktor risiko dan 12,4 diakui ≥
8 faktor risiko Kumar Das et al, 2011. Menurut
Pandian et al 2004 prevalensi stroke di India bervariasi
di berbagai wilayah negara dan berkisar 40-270 per 100 000 penduduk. Meskipun kemajuan terbaru dalam terapi stroke, masyarakat masih kurang
informasi tentang stroke, dan beberapa pasien stroke datang ke rumah sakit pada waktunya untuk menerima pengobatan. Bahkan di negara-
negara maju, seperti Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Kanada, ada kurangnya pengetahuan masyarakat tentang faktor risiko stroke dan stroke
warning sign. Cara terbaik bagi pasien untuk menerima pengobatan stroke yang paling efektif adalah untuk mendapatkan ke ruang gawat darurat
secepat mungkin setelah mereka memiliki gejala. Studi dari Australia dan India telah menyelidiki berbagai faktor yang menghambat rawat inap pada
pasien dengan stroke. Namun, tidak ada penelitian dari India dan negara berkembang lain mengenai persepsi masyarakat tentang stroke warning
sign dan faktor risiko. Kesadaran gejala dan faktor risiko yang penting bagi masyarakat untuk secara efektif menggunakan terapi trombolitik
untuk stroke akut pada waktu yang tepat. Menurut Pandian et al 2004 kesadaran faktor risiko stroke di antara individu yang berisiko tinggi
Universitas Sumatera Utara
masih rendah dan tidak berbeda secara signifikan dari responden yang tidak memiliki faktor risiko. Upaya pendidikan masa depan harus fokus
tidak hanya pada masyarakat umum, tetapi juga di antara individu yang berisiko tinggi stroke Pandian et al, 2004.
Menurut Safitri et al 2012 beberapa caregiver pasien stroke mengatakan mereka jarang membantu pasien untuk melakukan gerakan
fisik di rumah, tidak terlalu mengerti makanan seperti apa yang seharusnya dihindari, dan karena banyaknya kesibukan, caregiver terkadang lalai
untuk mengantar pasien untuk kontrol ke rumah sakit. Sikap caregiver dalam memberikan perawatan pada pasien yang dilatarbelakangi oleh
minimnya pengetahuan yang mereka punya tentang penyakit stroke serta perawatannya inilah yang nantinya memberikan kemungkinan terjadinya
serangan stroke ulang Safitri et al, 2012.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:
3.2. Hipotesis Hipotesis yang didapat adalah : Ada hubungan antara tingkat
pengetahuan dengan sikap caregiver pasien stroke.
3.3. Definisi Operasional 3.3.1. Variable Independen: Tingkat pengetahuan
a. Definisi
Kemampuan caregiver menjawab pertanyaan yang berkaitan tentang stroke yaitu:
• Penyebab
• Faktor risiko
• Komplikasi
• Pencegahan
Variable Dependen Variable Independen
Sikap caregiver pasien stroke dinilai dari:
• respon positif • respon negatif
Tingkat Pengetahuan dinilai: tingkat pengetahuan caregiver tentang stroke
dan perawatannya
Universitas Sumatera Utara