Skenario Partisipatif 26 Rancang bangun model pengelolaan terumbu karang berbasis resiliensi eko sosio system (kasus di Teluk Kotania Provinsi Maluku)

Prediksi di 2025 akan terjadi perubahan kelas resiliensi eko-sosio terumbu karang di 6 stasiun penelitian. Stasiun 2 St.2 yang awalnya memiliki kategori low resilient mengalami perubahan menjadi very low resilient, stasiun 6 St.6 dengan kategori awal midle resilient berubah menjadi low resilient, stasiun 7 St.7, stasiun 10 St.10 dan stasiun 11 St.11 yang awalnya memiliki kategori high resilient berubah menjadi midle resilient, serta stasiun 14 St.14 dengan kategori midle resilient berubah menjadi low resilient.

2. Skenario Partisipatif 26

Skenario partisipatif 2 didasarkan pada kenyataan bahwa terdapat 26 masyarakat nelayan memilih budidaya rumput laut sebagai pilihan mata pencaharian alternatif, dengan kata lain bahwa pilihan budidaya rumput laut menyebabkan berkurangya tekanan eksploitasi terumbu karang sebesar 26. Kondisi ini bila dianalisis lebih lanjut secara spasial-dinamik dengan menggunakan model proyeksi eksponensial terhadap perubahan kondisi resiliensi eko-sosio terumbu karang untuk tahun 2015, 2020, dan 2025, maka akan terlihat perubahan laju penurunan nilai resiliensi dan kategori kelas resiliensi eko-sosio di setiap periode. Hasil analisis perubahan nilai resiliensi setiap stasiun ditampilkan pada Gambar 30. Budidaya rumput laut merupakan pilihan mata pencaharian alternatif yang memiliki peluang yang cukup baik dalam kaitan dengan pengurangan tekanan terhadap aktifitas di ekosistem terumbu karang. Selain itu, sejak lama beberapa kelompok masyarakat telah melakukan budidaya rumput laut, namun belum dikelola dengan baik sehingga manfaatnya belum dapat mensejahterakan masyarakat di sekitar Teluk Kotania. Pengelolaan secara professional dengan penerapan teknologi budidaya dan pasca panen serta pemasaran yang baik merupakan langkah terbaik guna peningkatan pendapatan masyarakat. Dengan demikian, skenario ini bisa menjadi alternatif bagi usaha pengurangan tekanan terhadap terumbu karang sekaligus meningkatan ekonomi masyarakat. Budidaya rumput laut dapat menurunkan tekanan terhadap terumbu karang sebesar 26 yang memungkinkan terumbu karang dapat melaksanakan proses-proses pemulihan dan reorganisasi diri guna peningkatan daya resiliensi. Gambar 30. Perubahan nilai resiliensi dengan skenario partisipatif 26. Grafik diatas menjelaskan bahwa skenario partisipastif 26 telah menyebabkan terjadinya perubahan nilai resiliensi yang berimplikasi pada melambatnya laju penurunan resiliensi dari kondisi awal tanpa skenario, dan sedikit lebih lambat dari skenario partisipatif 10. Skenario ini juga belum mampu memicu peningkatan nilai resiliensi eko-sosio terumbu karang tapi hanya dapat memperlambat waktu terjadinya penurunan resiliensi terumbu karang menuju nilai terendah dan waktu hilangnya daya resiliensi eko-sosio terumbu karang. Perubahan nilai resiliensi dari hasil analisis seperti yang ditampilkan pada grafik diatas, merupakan dinamika kondisi resiliensi eko-sosio terumbu karang dimana terjadi proses-proses rekayasa kondisi lingkungan secara partisipatif sebesar 26. Bila dilakukan analisis spasial dengan jangka waktu prediksi di tahun 2015, tahun 2020, dan tahun 2025 maka akan terlihat perubahan degradasi kelas resiliensi eko-sosio terumbu karang secara berkala. Skenario partisipatif ini mempengaruhi laju penurunan nilai resiliensi, yang menyebabkan prediksi perubahan kategori kelas resiliensi eko-sosio di tahun 2015 hanya terjadi pada stasiun 11 St.11 yang awalnya masuk dalam kategori high resiliensi menurun menjadi midle resilient. Tahun 2020, di prediksi terjadi perubahan kelas resiliensi 5 10 15 20 25 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 Tahun N ila i R e s ili e n s i st1 st2 st3 st4 st5 st6 st7 st8 st9 st10 st11 st12 st13 st14 st15 st16 st17 st18 st19 eko-sosio terumbu karang di 2 stasiun penelitian yaitu stasiun 11 yang awalnya memiliki kategori high resilient berubah menjadi midle resiient, dan stasiun 14 yang memiliki kategori midle resilient menurun menjadi low resilient. Sedangkan di tahun 2025 diprediksi terjadi perubahan kelas resiliensi eko-sosio terumbu karang di 3 stasiun penelitian yaitu stasiun 6, stasiun 11, dan stasiun 14. Kategori midle resilient yang awalnya dimiliki stasiun 6 dan stasiun 14 berubah menjadi low resilient, sedangkan stasiun 11 yang memiliki kategori high resilient berubah menjadi middle resilient. Gambaran perubahan kelas resiliensi eko-sosio terumbu karang dapat dilihat pada Gambar 31, 32, dan 33. Gambar 31. Perubahan kelas resiliensi skenario partisipatif 26 tahun 2015 Gambar 32. Perubahan kelas resiliensi skenario partisipatif 26 tahun 2020 Gambar 33. Perubahan kelas resiliensi skenario partisipatif 26 tahun 2025

3. Skenario Partisipatif 46