2.2. Konsep Resiliensi Dalam Kaitan Dengan Sistem Ekologi-Sosial
Perspektif mengenai resiliensi pertama kali muncul dari ilmu ekologi pada dekade 60-an dan 70-an dari studi interaksi populasi seperti antara mangsa dan
pemangsa dan respon fungsional dalam kaitan dengan teori stabilitas ekologi. Holling
1973 dalam
tulisannya mengenai
resiliensi dan
stabilitas mengilustrasikan adanya beberapa domain stabilitas multiple stability domains
atau multiple basins of attraction dalam sistem alam, serta domain tersebut berhubungan dengan proses ekologi, kejadian acak misalnya gangguan, dan
heterogenitas berdasarkan skala temporal dan spasial. Holling memperkenalkan resiliensi sebagai kapasitas untuk bertahan dalam sebuah domain pada saat
menghadapi perubahan, dan mengajukan teori bahwa resiliensi menentukan persistensi hubungan dalam sebuah sistem dan merupakan ukuran kemampuan
sistem tersebut
untuk menyerap
perubahan keadaan,
mengarahkan, dan
mempertahankan keadaan variabelnya. Perspektif ini mulai berkembang awal dekade 90-an melalui penelitian
mengenai studi
interdisiplin biodiversitas,
sistem kompleks,
rejim hak
kepemilikan, interaksi lintas level dan permasalahan kesesuaian antara ekosistem dan institusi, serta dalam hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan sistem
sosio-ekonomi. Holling 1973 menuliskan bahwa dalam upaya menjembatani penelitiannya ke tingkat ekosistem melalui kombinasi persamaan predasi dengan
berbagai proses yang berhubungan dalam sebuah model populasi, ditemukan adanya keadaan multi-stabil, bentuk non linier dari respon fungsional dan respon
reproduksi yang saling berinteraksi membentuk dua keadaan stabil. Keadaan multi-stabil ini merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari yang memiliki
konsekuensi besar terhadap teori dan praktek yang ada. Pemahaman bahwa kondisi ekuilibrium tunggal dan stabilitas global yang digunakan selama ini telah
menyebabkan fokus ilmu ekologi berfokus pada tingkah laku yang mendekati ekuilibrium dan pada carrying capacity tetap, yang bertujuan
untuk meminimalkan
variabilitas. Kondisi multi-stabil
mengharuskan perhatian pada variabilitas tinggi yang merupakan atribut untuk menjamin keberadaan dan
pembelajaran existence and learning, dimana kejutan dan ketidakpastian yang
inheren di dalamnya merupakan konsekuensi yang tak terhindarkan dalam sistem ekologis.
Selanjutnya, hasil-hasil
penelitian mengenai
pengelolaan adaptif
sumberdaya dan lingkungan pada ekosistem regional dimana aspek sosial dan teori ekologi digunakan bersama untuk menganalisis bagaimana ekosistem
terbentuk dan bertingkah laku, serta bagaimana institusi dan masyarakat yang berasosiasi dengannya diorganisir dan bertingkah laku yang menekankan
pentingnya “belajar mengelola perubahan” daripada sekedar “bereaksi terhadap perubahan”.
Perspektif tersebut dalam hubungannya dengan teori resiliensi berlawanan dengan pemahaman yang berpusat pada ekuilibrium, strategi command and
control yang diarahkan untuk mengontrol variabilitas dari sumberdaya tertentu sebagai perspektif yang mendominasi pengelolaan sumberdaya alam dan
lingkungan kontemporer.
Strategi seperti
ini cenderung
menyelesaikan permasalahan
dalam jangka
pendek, misalnya
penurunan hasil
panen, keberhasilan mengontrol satu variabel yang seringkali berfluktuasi yang
menyebabkan perubahan variabel-variable pada skala temporal dan spasial, misalnya dinamika nutrien dan makanan. Pengelolaan seperti ini menyebabkan
praktek budidaya pertanian dan perikanan yang ada dijadikan homogen secara spasial yang rentan terhadap gangguan yang sebelumnya masih mampu diserap
Holling et al., 1998. Perspektif di atas pada awalnya banyak ditentang oleh ilmuwan ekologi,
karena lebih mudah mendemonstrasikan pergeseran shift antara berbagai keadaan dalam model dibandingkan pada dunia nyata Holling 1973, May 1977,
dinamika non linier dan perubahan equilibrium domains of attraction jarang ditemukan dalam kasus-kasus ekologis.
Untuk menggambarkan perkembangan teori resiliensi, berikut ini disajikan 3 tiga tipe resiliensi yang terkait dengan proses perkembangan tersebut.
1. Tipe Resiliensi Engineering