Menurut Aman 2011: 76 hasil belajar siswa yang diharapkan dalam mengikuti pelajaran sejarah mencakup kesadaran akademik, kesadaran sejarah dan
nasionalisme. Kecakapan akademik menyangkut ranah kognitif yang mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan dalam pembelajaran
yang bersumber dari kurikulum yang berlaku. Penilaian kesadaran sejarah meliputi kemampuan menghayati makna dan hakekat sejarah bagi masa kini dan masa yang
akan datang, mampu mengenal diri sendiri dan bangsanya, membudayakan sejarah bagi pembinaan budaya bangsa dan mampu menjaga peninggalan sejarah bangsa.
Sementara itu aspek nasionalisme menyangkut perasaan bangga siswa sebagai bangsa Indonesia, cinta tanah air dan bangsa, rela berkorban demi bangsa, menerima
kemajemukan, bangga pada keanekaragaman budaya, menghargai jasa pahlawan serta mengutamakan kepentingan umum.
B. Kerangka Berfikir
Proses pembelajaran dalam pendidikan memegang peranan penting dalam kemajuan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan penerapan konsep diri. Keberhasilan
dalam proses belajar mengajar ini sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang berasal dari diri siswa maupun lingkungannya. Selain itu pemilihan dan penggunaan
strategi, metode, model dan media dalam pembelajaran juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu proses pembelajaran sejarah.
Di SMP N 4 Batang untuk mata pelajaran Sejarah sudah menggunakan KTSP dimana siswa dituntut untuk aktif dan guru ditempatkan sebagai fasilitator dan
mediator yang membantu siswa dalam proses belajar. Perhatian utama dalam KTSP ini ialah siswa yang belajar, bukan pada disiplin atau guru yang mengajar. Hal ini
berarti bahwa proses pembelajaran sesungguhnya berpusat pada peserta didik. Disini siswa diharapkan berperan aktif pada tiap proses pembelajaran. Mengingat bahwa
sasaran utama dalam pembelajaran dewasa ini adalah keterlibatan siswa secara maksimal dalam kegiatan belajar mengajar KBM, maka banyak diciptakan inovasi
model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bersikap aktif dalam proses pembelajaran di kelas.
Menanggapi hal tersebut, maka dalam rangka mewujudkannya dipilihlah model pembelajaran inkuiri dengan mind map sebagai salah satu alternatif model
pembelajaran yang bisa dipakai dalam pembelajaran IPS sejarah. Model pembelajaran inkuiri dengan mind map ini dipandang dapat merangsang keaktifan
siswa dan membantu pemahaman materi selama mengikuti proses pembelajaran sejarah, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan. Penerapan model
pembelajaran inkuiri dengan maind map ini menuntut siswa untuk bersikap aktif dalam menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh guru.
Adapun kerangka berfikir untuk penerapan model pembelajaran inkuiri dengan mind map dalam pembelajaran IPS sejarah dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 1. Kerangka Model Pembelajaran Inkuiri dengan Mind Map Keterangan:
Dari gambar kerangka berfikir tersebut dapat diketahui bagaimana proses pembelajaran sejarah menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan mind map.
Pada mulanya guru memancing keaktifan siswa dengan memberikan pertanyaan- pertanyaan yang berkenaan dengan materi yang akan dibahas. Dari pertanyaan-
pertanyaan yang telah diajukan oleh guru, siswa dituntut untuk menemukan jawabannya sendiri. Disinilah proses pembelajaran inkuiri berlangsung.
Pembelajaran inkuiri yang digunakan disini adalah pembelajaran inkuiri dengan metode Suchman, yaitu dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang
Guru
Model Pembelajran
Inkuiri dengan Mind Map
Siswa melakukan
Inkuiri
Siswa membuat
Mind Map
Hasil Belajar Meningkat
Siswa
diajukan pada siswa sebagai alternatif untuk prosedur pengumpulan data. Menanggapi pertanyaan yang disampaikan oleh guru tersebut, maka siswa ditugaskan
untuk mencari jawaban dari berbagai sumber sesuai dengan instruksi yang telah disampaikan oleh guru. Setelah mereka dapat mengumpulkan informasi yang bisa
menjawab pertanyaan guru, maka guru memberikan contoh bagaimana membuat peta pemikiran mind map dan setelah itu siswa ditugaskan kembali untuk membuat
sendiri peta pemikirannya berkenaan dengan materi pembelajaran yang sedang dipelajari.
Rangkaian kegiatan belajar tersebut diasumsikan dapat merangsang keaktifan siswa dalam menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Selain itu,
penugasan untuk membuat mind map dari informasi yang mereka temukan sendiri akan membuat pemahaman siswa terhadap materi lebih mendalam. Penggunaan
model pembelajaran ini diharapkan dapat membantu siswa untuk memenuhi tujuan pembelajaran, yaitu dengan hasil belajar yang memuaskan.
C. Hipotesis