4.1.4 Hasil Belajar Afektif
Hasil belajar afektif yang diperoleh siswa disajikan pada Tabel 4.4 dan Tabel 4.5. Perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran 29 dan Lampiran
34. Tabel 4.4. Nilai Afektif Siswa Siklus I Dan Siklus II
Aspek Afektif Skor
Siklus I Siklus II
Kehadiran di Kelas 97,98
97,98 Tanggung Jawab
63,64 80,81
Bekerja Sama 64,65
81,82 Toleransi
66,67 76,77
Tabel 4.5. Analisis Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus I dan II Keterangan
Siklus I Siklus II
Nilai tertinggi 91,67
100 Nilai terendah
50 75
Rata-rata Kelas 70,45
87,88 Ketuntasan Klasikal
81,82 100
Gain score g 0,5
Berdasarkan hasil perhitungan peningkatan uji gain diperoleh faktor Hake ‹g› sebesar 0,5. Hasil ini tergolong sedang karena 0,3 ‹g› 0,7. Hasil uji gain
ini menunjukkan bahwa hasil belajar afektif siswa mengalami peningkatan yang signifikan dari siklus I ke siklus II.
Aspek afektif pada penelitian ini sudah tuntas karena ketuntasan klasikal sudah mencapai 85. Aspek afektif ini menggambarkan bahwa selama proses
pembelajaran Numbered Heads Together berbasis Problem Solving membuat siswa menjadi aktif menggali kemampuan dan menemukan konsep sendiri. Siswa
aktif bekerjasama dalam melakukan percobaan secara kelompok, selain itu sikap toleransi siswa juga meningkat, siswa memperhatikan ketika teman
menyampaikan pendapat dan saling menanggapi pendapat baik saat diskusi kelompok maupun diskusi kelas, sehingga proses pembelajaran berjalan sangat
baik. Aspek lain dalam penilaian afektif adalah tanggung jawab yang juga siswa juga sudah meningkat dari siklus I ke siklus II. Dengan pembelajaran Numbered
Heads Together sangat menuntut penguasaan siswa terhadap materi yang sedang dipelajari, karena dengan penunjukan secara acak pada model NHT, siswa harus
paham materi agar dapat menampilkan penampilan terbaiknya di depan kelas. Hal ini mempengaruhi proses peningkatan potensi kemampuan berpikir
kritis pada masing-masing siswa. Dengan sikap yang baik, bertanggung jawab, bekerjasama, dan bertoleransi tinggi maka proses pemecahan masalah menjadi
mudah, materi yang dipelajari mampu diserap secara optimal sehingga kemampuan berpikir kritis siswa dapat meningkat. Hal ini sesuai dengan pendapat
Sartorelli sebagaimana dikutip dalam Hassoubah 2007: 111-112 yang menyatakan bahwa beberapa ciri orang berpikir kritis yaitu: menerima pandangan
dan saran untuk mengembangkan ide baru, mendengarkan dengan hati-hati, mendengarkan dengan pikiran terbuka, serta bersikap sopan.
4.1.5 Hasil Belajar Psikomotorik