4.1.3 Hasil Belajar Kognitif
Hasil belajar kognitif siswa disajikan pada Tabel 4.3. Perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran 28 dan Lampiran 33.
Tabel 4.3. Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus I dan II Keterangan
Sebelum Tindakan
Siklus I Siklus II
Nilai Tertinggi 75
88,89 100
Nilai Terendah 46
35 66
Nilai Rata-rata 63,48
70,08 82,97
Ketuntasan Klasikal
51,5 72,73
90,91 Gain score
‹g› 0,2 0,43
Berdasarkan uji gain untuk mengetahui peningkatan antara hasil belajar kognitif siswa dari kondisi awal yaitu nilai ulangan mid semester 2 dengan siklus
I diperoleh faktor Hake ‹g› sebesar 0,2. Peningkatan ini tergolong rendah karena
‹g› 0,3. Pada uji peningkatan nantara siklus I dengan siklus II diperoleh faktor Hake
‹g› sebesar 0,43. peningkatan ini tergolong sedang karena 0,3 ‹g› 0,7. Kedua hasil peningkatan ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami
peningkatan yang signifikan dari siklus I ke siklus II. Hasil belajar kognitif ini di peroleh dari tes evaluasi yang terdiri dari soal mengenal C1, pemahaman C2,
penerapan atau aplikasi C3, soal analisis C4, soal sintesis C5, dan soal evaluasi C6 yang diberikan pada setiap akhir pertemuan untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar kognitif siswa. Peningkatan hasil belajar kognitif dikarenakan perubahan model
pembelajaran konvensional ke pembelajaran Numbered Heads Together berbasis Problem Solving. Siswa melakukan penyelidikan terhadap permasalahan nyata
yang dilakukan bersama teman kelompoknya membuat siswa lebih mudah memahami suatu materi pelajaran, karena siswa mampu menemukan konsep
secara mandiri berdasarkan fakta-fakta yang konkrit yang dijumpai saat melakukan percobaan. Kegiatan seperti ini, akan membawa kemampuan kognitif
siswa menjadi lebih baik, karena siswa terlibat dalam memperoleh pengetahuan melalui pengetahuan langsung dan bukan hanya sekedar mendengar maupun
menerima pengetahuan atau informasi dari apa yang disampaikan oleh guru. Hal ini merupakan salah satu prinsip pembelajaran, yaitu pembelajaran adalah sesuatu
yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa Isjoni 2011 : 14. Artinya siswa belajar dengan melakukan sendiri akan memberi hasil yang optimal.
Dengan demikian dalam proses pembelajaran, siswa tidak pasif menerima begitu saja apa yang diberikan guru dalam pembelajaran, melainkan siswa membangun
dan mengembangkan konsep dan prinsip yang telah dipelajarinya. Ketuntasan hasil belajar siswa pada penelitian ini, membuktikan bahwa
pembelajaran Numbered Heads Together berbasis Problem Solving dapat digunakan sebagai salah satu model untuk meningkatkan pemahaman siswa
terhadap materi pembelajaran dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Hasil penelitian ini ditunjang dengan hasil penelitian Lago Nawang
2007 bahwa pembelajaran Numbered Heads Together dapat meningkatkan prestasi belajar kimia siswa sebagaimana disebutkan dalam jurnalnya sebagai
berikut: “Learning method using the Number-Heads- Together model significantly
increased the achievement of the students in chemistry, the students’ self- efficacy in learning, and attitude towards chemistry in comparison to lecture-
discussion met hod”.
4.1.4 Hasil Belajar Afektif