Rumusan Masalah Tujuan Penulisan

Dari permasalahan yang telah diungkapkan, pelajaran yang didapat dari krisis keuangan global belakangan ini adalah pentingnya otoritas kebijakan mewaspadai risiko dari penyaluran kredit yang berlebihan. Hal ini mengingat periode pertumbuhan kredit agregat yang berlebih kerap terkoneksi dengan risiko sistemik. Oleh karena itu, otoritas kebijakan perlu mengidentifikasi kapan pertumbuhan kredit sudah dianggap berpotensi menimbulkan risiko bagi kestabilan sistem keuangan dan kestabilan makro. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah rancangan kebijakan makroprudensial yang bersifat countercyclical 8 untuk mengantisipasi risiko dari pertumbuhan kredit yang berlebih. Untuk menjaga stabilitas sistem keuangan, khususnya perbankan dalam konteks ini, tidak hanya dibutuhkan kepastian bahwa sektor perbankan, baik secara keseluruhan maupun individual memiliki solvency yang cukup pada saat disstress, tetapi juga memiliki modal yang cukup untuk menjaga aliran kredit dalam perekonomian. Sehingga beranjak dari permasalahan dan kondisi yang timbul, maka penulis tertarik untuk mengambil sebuah judul penelitian mengenai “ASSESSEMENT INSTRUMEN KEBIJAKAN MAKROPRUDENSIAL DALAM MEMITIGASI RISIKO KREDIT DI INDONESIA : ANALISIS DATA PANEL”.

B. Rumusan Masalah

8 countercyclical didefinisikan sebagai kebijakan pro-aktif pemerintah guna mengatasi pergerakan siklus ekonomi yang ekstrim, bisa berupa booming maupun resesi. Dalam kondisi booming, pemerintah perlu turun tangan untuk mengerem aktifitas ekonomi agar tidak terjerumus pada ekonomi kepanasan overheating yang akan berdampak pada naiknya laju inflasi. Sebaliknya, dalam kondisi resesi yang ditandai dengan penurunan permintaan agregat, pemerintah akan melakukan intervensi baik melalui kebijakan moneter ataupun fiskal guna mendorong aktivitas ekonomi. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang diangkat dalam penulisan penelitian ini adalah : 1. Bagaimana mengukur tingkat pertumbuhan kredit yang diperkirakan berdampak negatif excessive credit terhadap perekonomian dan kondisi perbankan? 2. Apakah pengaruh variabel ekonomi makro yaitu, Pertumbuhan GDP GGDPIndonesia, Tingkat Suku Bunga BI Rate, Nilai Tukar Riil RpUS secara parsial terhadap Pertumbuhan Kredit GCredit perbankan di Indonesia? 3. Apakah pengaruh variabel instrumen kebijakan makroprudensial, yaitu GWMLDR dan Capital Buffer CB secara parsial terhadap Pertumbuhan Kredit GCredit perbankan di Indonesia? 4. Apakah pengaruh variabel ekonomi makro yaitu, Pertumbuhan GDP GGDP Indonesia, Tingkat Suku Bunga BI Rate, Nilai Tukar Riil RpUS dan variabel instrumen kebijakan makroprudensial, yaitu GWMLDR dan Capital Buffer CB secara parsial dan bersama- sama terhadap Pertumbuhan Kredit GCredit perbankan di Indonesia?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan pertanyaan penelitian, maka dapat diketahui bahwa penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengukur tingkat pertumbuhan kredit yang diperkirakan berdampak negatif excessive credit terhadap perekonomian dan kondisi perbankan. 2. Menganalisis pengaruh variabel ekonomi makro yaitu, Pertumbuhan GDP GGDP Indonesia, Tingkat Suku Bunga BI Rate, Nilai Tukar Riil RpUS secara parsial terhadap Pertumbuhan Kredit GCredit perbankan di Indonesia. 3. Menganalisis pengaruh variabel instrumen kebijakan makroprudensial, yaitu GWMLDR dan Capital Buffer CB secara parsial terhadap Pertumbuhan Kredit GCredit perbankan di Indonesia. 4. Menganalisis pengaruh variabel ekonomi makro yaitu, Pertumbuhan GDP GGDP Indonesia, Tingkat Suku Bunga BI Rate, Nilai Tukar Riil RpUS dan variabel instrumen kebijakan makroprudensial, yaitu GWMLDR dan Capital Buffer CB secara parsial dan bersama-sama terhadap Pertumbuhan Kredit GCredit perbankan di Indonesia.

D. Manfaat Penulisan