Berdasarkan pertanyaan penelitian, maka dapat diketahui bahwa penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengukur tingkat pertumbuhan kredit yang diperkirakan berdampak negatif
excessive credit terhadap perekonomian dan kondisi perbankan. 2.
Menganalisis pengaruh variabel ekonomi makro yaitu, Pertumbuhan GDP GGDP Indonesia, Tingkat Suku Bunga BI Rate, Nilai Tukar Riil RpUS
secara parsial terhadap Pertumbuhan Kredit GCredit perbankan di Indonesia. 3.
Menganalisis pengaruh variabel instrumen kebijakan makroprudensial, yaitu GWMLDR dan Capital Buffer CB secara parsial terhadap Pertumbuhan
Kredit GCredit perbankan di Indonesia. 4.
Menganalisis pengaruh variabel ekonomi makro yaitu, Pertumbuhan GDP GGDP Indonesia, Tingkat Suku Bunga BI Rate, Nilai Tukar Riil RpUS
dan variabel instrumen kebijakan makroprudensial, yaitu GWMLDR dan Capital Buffer
CB secara parsial dan bersama-sama terhadap Pertumbuhan Kredit GCredit perbankan di Indonesia.
D. Manfaat Penulisan
1. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Penelitian ini sangat bermanfaat bagi penulis sebagai wadah untuk
mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh penulis selama proses perkuliahan.
3. Penelitian ini juga memberikan informasi mengenai efektifitas kebijakan
makroprudensial, apakah masih cukup efektif atau tidak dalam mengendalikan
risiko kredit di Indonesia.
4. Dapat menjadi referensi untuk menjadi penelitian selanjutnya terutama bagi
peneliti yang tertarik pada topik kredit perbankan dan kebijakan
makroprudensial di Indonesia.
E. Kerangka Pemikirn
Stabilitas Sistem Keuangan SSK merupakan kondisi dimana institusi keuangan dan pasar keuangan berfungsi secara efektif dan efisien serta mampu bertahan
terhadap kerentanan internal dan eksternal sehingga alokasi sumber pendanaan atau pembiayaan dapat berkontribusi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi
yang berkesinambungan. Hal tersebut dapat diwujudkan melalui implementasi kebijakan makroprudensial untuk mencegah dan mengurangi risiko sistemik
9
mendorong fungsi intermediasi yang seimbang bagi sektor perekonomian, serta meningkatkan akses dan efisiensi sistem keuangan dalam rangka menjaga
stabilitas sistem keuangan, serta mendukung stabilitas moneter dan stabilitas sistem pembayaran.
Adapun ruang lingkup masalah yang dihadapi dalam penggunaan kebijakan makroprudensial yaitu salah satunya masalah kredit. Pengggunaan instrumen
ekonomi makro yaitu pertumbuhan ekonomi Indonesia, tingkat suku bunga BI Rate
dan nilai tukar riil RpUS serta penggunaan instrumen kebijakan makroprudensial itu sendiriyaitu GWMLDR, capital buffer memiliki pengaruh
yang efektif dalam mengurangi pertumbuhan kredit perbankan di Indonesia,
9
Risiko Sistemik adalah potensi terganggunya seluruh atau sebagian dari sistem keuangan yang timbul karena faktor penularan contagion akibat keterkaitan interconnectedness antar institusi
danatau pasar keuangan dan kecenderungan perilaku institusi keuangan untuk mengikuti siklus ekonomi procyclical, yang dapat menimbulkan ancaman terhadap perekonomian nasional
dengan demikian dapat dirumuskan dalam kerangka pikir penelitian sebagai berikut :
Sumber : SSK Bank Indonesia 2014, diolah yang diteliti peneliti
Gambar 9. Kerangka Pemikiran
F. Hipotesis Penelitian