4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Kondisi parameter fisika dan kimia perairan
Berdasarkan hasil pengamatan parameter fisika dan kimia di lapangan, didapatkan hasil seperti tercantum pada Tabel 5.
Tabel 5. Beberapa parameter fisika dan kimia di setiap titik pengamatan
DPL Stasiun Posisi
Salinitas ‰
Suhu °C
Kec. arus
mdtk Titik
pengamatan Kedalaman
m Kecerahan
1 3 100
1 S 05° 57 26,2
E 105°30 43,6 34 29,6
0,05 2 6
84,7 1
2 S 05° 57 07,4
E 105°30 54,8 33,7 29,8 0,03
3 3
100 4 3
100 2 3
S 05° 56 15,5 E 105°31 06,9
33 29,9 0,04
5 5 100
4 S 05° 55 46,8
E 105°30 56,8 30,3 29,3 0,02
6 3
100 3
5 S 05° 55 41,9
E 105°30 49,3 29,7 29,7 0,04
7 3
100 8 3
100 4 6
S 05° 55 21,4 E 105°30 23,6
31,3 29,4 0,04 9 6
100
4.1.1. Kecerahan
Tingkat kecerahan perairan pada kedalaman 3 m dan 5 m adalah 100 . Hal ini berarti penetrasi cahaya dapat mencapai dasar perairan. Sedangkan tingkat
kecerahan perairan pada kedalaman 6 m adalah 92,33 dimana ini berarti penetrasi cahaya dapat mencapai dasar perairan sebesar 92.33 . Kondisi ini
menunjukkan ketersediaan intensitas cahaya matahari cukup besar sehingga fotosintesis yang dilakukan oleh zooxanthellae dapat berlangsung secara optimal
yang secara langsung mendukung pertumbuhan karang Suharsono, 1996.
4.1.2. Salinitas
Pertumbuhan dan perkembangan hewan karang dipengaruhi oleh kondisi perairan sekitarnya, salah satunya adalah salinitas perairan. Hasil pengamatan
pada semua lokasi, salinitas di permukaan yang diukur secara insitu berkisar antara 29,67 – 34 ‰ yang masih dapat ditoleransi oleh hewan karang. Nybakken
1992 mengatakan bahwa kondisi salinitas yang baik bagi pertumbuhan hewan karang berkisar 32 – 35 ‰. Pengaruh salinitas terhadap karang sangat bervariasi
tergantung pada kondisi perairan air laut dan pengaruh alam setempat seperti masukan air sungai, badai, hujan, sehingga kisaran salinitas bisa sampai 17,5 –
52,5 ‰ Vaughan, 1919; Wells, 1932 dalam Supriharyono, 2000.
4.1.3. Suhu
Hasil pengamatan suhu yang dilakukan secara insitu pada masing-masing stasiun berkisar 29,33 – 29,9
˚C. Nybakken 1992 mengatakan bahwa perkembangan terumbu karang yang paling optimal terjadi di perairan yang rata-
rata suhu tahunannya 23 – 25 ˚C dan dapat mentolerir suhu sampai kira – kira 36
– 40 ˚C. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa kisaran suhu yang didapat
merupakan suhu yang cukup baik untuk pembentukan terumbu karang.
4.1.4. Kecepatan arus
Besarnya kecepatan arus akan mempengaruhi pertumbuhan biota karang, karena kuatnya arus akan mempengaruhi suplai oksigen dan nutrisi dalam air laut
yang dibutuhkan oleh biota karang. Besarnya arus juga akan mempengaruhi besarnya sedimen pada koloni karang Nybakken, 1992. Hasil pengamatan
kecepatan arus permukaan yang dilakukan secara insitu pada masing-masing
stasiun berkisar antara 0,02 mdet - 0,05 mdet. Kecepatan arus terbesar terjadi di sekitar DPL 4 yaitu sebesar 0,05 mdetik karena DPL 4 terletak pada daerah yang
terbuka. Kecepatan arus terkecil terdapat di DPL 3 pada stasiun 4 yaitu antara 0,02 mdetik karena pada stasiun 4 letaknya terlindungi oleh pulau.
4.2. Genus dan proporsi karang keras