Fungsi dan manfaat terumbu karang Komunitas ikan karang

2 Terumbu karang penghalang barrier reef, berada jauh dari pantai yang dipisahkan oleh gobah lagoon dengan kedalaman 40-70 meter. Umumnya terumbu karang ini memanjang menyusuri pantai. 3 Atol Atolls, merupakan karang berbentuk melingkar seperti cincin yang muncul dari perairan dalam, jauh dari daratan dan melingkari gobah yang memiliki terumbu gobah. a b c Sumber : Veron, 1986 Gambar 5. Tahap pembentukan formasi terumbu karang dari yang termuda fringing reef a ke barrier reef b dan terakhir atol c

2.7. Fungsi dan manfaat terumbu karang

Terumbu karang mempunyai fungsi dan manfaat serta arti yang amat penting bagi kehidupan manusia baik segi ekonomi maupun sebagai penunjang kegiatan pariwisata. Fungsi dan manfaat serta arti terumbu karang adalah: 1. Tempat tinggal, berkembang biak dan mencari makan ribuan jenis ikan, hewan dan tumbuhan yang menjadi tumpuan kita. 2. Sumberdaya laut yang mempunyai nilai potensi ekonomi yang sangat tinggi. 3. Sebagai laboratorium alam untuk penunjang pendidikan dan penelitian. 4. Terumbu karang merupakan habitat bagi sejumlah spesies yang terancam punah seperti kima raksasa dan penyu laut. 5. Dari segi fisik terumbu karang berfungsi sebagai pelindung pantai dari erosi dan abrasi, struktur karang yang keras dapat menahan gelombang dan arus sehingga mengurangi abrasi pantai dan mencegah rusaknya ekosistim pantai lain seperti padang lamun dan magrove. 6. Terumbu karang merupakan sumber perikanan yang tinggi. Dari 132 jenis ikan yang bernilai ekonomi di Indonesia, 32 jenis diantaranya hidup di terumbu karang, berbagai jenis ikan karang menjadi komoditi ekspor. Terumbu karang yang sehat menghasilkan 3 - 10 ton ikan per kilometer persegi per tahun. 7. Keindahan terumbu karang sangat potensial untuk wisata bahari. Masyarakat di sekitar terumbu karang dapat memanfaatkan hal ini dengan mendirikan pusat-pusat penyelaman, restoran, penginapan sehingga pendapatan mereka bertambah. 8. Terumbu karang berpotensi dimasa depan untuk sumber lapangan kerja bagi rakyat Indonesia.

2.8. Komunitas ikan karang

Kondisi terumbu karang dan keanekaragaman jenis ikan karang adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Salah satu indikator kerusakan lingkungan terumbu karang tersebut juga dicirikan oleh semakin menurunnya keanekaragaman jenis-jenis ikan Badrudin et al., 2003 , artinya baik dan buruknya kondisi terumbu karang dan lingkungannya akan menentukan kelimpahan ikan karang yang menghuni ekosistem tersebut. Sale 1991 menyatakan bahwa terdapat tiga bentuk interaksi antara ikan dan karang. Interaksi pertama yaitu adanya interaksi langsung antara struktur karang dan sebagai tempat berlindung bagi ikan-ikan kecil. Kedua, adanya hubungan rantai makanan atau proses makan dan dimakan seperti ikan karang dengan biota-biota sessil termasuk alga. Ketiga, adanya peranan dari struktur karang dan pola memakan dari pemakan plankton dan karnivor yang berasosiasi dengan karang. Ikan merupakan organisme yang jumlahnya sangat banyak dan juga merupakan organisme besar yang sangat menarik perhatian yang dapat ditemui di ekosistem terumbu karang. Keberadaannya menjadikan ekosistem terumbu karang menjadi daerah yang paling banyak dihuni oleh biota air. Ikan-ikan karang umumnya relatif tidak berpindah-pindah sedentary. Pada umumya ikan-ikan terumbu karang digolongkan dalam ikan-ikan diurnal ikan yang aktif pada siang hari dan nokturnal ikan yang aktif pada malam hari berdasarkan waktu mencari makannya. Kebanyakan ikan-ikan terumbu bergerak dengan jelas, tetapi pergerakan mereka terbatas pada daerah tertentu di terumbu dan sangat terlokalisasi seperti ikan dari spesies Dischitodus prosopotaenia ikan betok yang cenderung mempertahankan wilayahnya Nybakken, 1992. Daerah Indo-Pasifik bagian tengah di Kepulauan Filipina dan Indonesia mempunyai spesies ikan yang jumlahnya terbesar dan jumlahnya berkurang pada semua arah yang menjauhi pusat ini. Di perairan karang Indonesia paling sedikit ada 11 famili utama sebagai penyumbang produksi perikanan, yaitu Caesionidae, Holocentridae, Serranidae, Scaridae, Siganidae, Lethrinidae, Priacanthidae, Labridae, Lutjanidae, dan Haemulidae Djamali dan Mubarak, 1998 dan Ancanthuridae Hutomo,1986. Salah satu penyebab tingginya keragaman spesies di terumbu karang adalah karena variasi habitat yang terdapat di terumbu. Menurut Sale 1991, ikan karang yang berasosiasi paling erat dengan lingkungan terumbu karang dikelompokkan menjadi menjadi tiga golongan utama, yaitu: 1 Labroid : Labridae wrasses, Scaridae parrot fish, dan Pomacentridae damselfish; 2 Acanthuroid : Acanthuroidae surgeonfishes, Siganidae rabbitfishes, dan Zanclidae moorish idols yang terdiri dari satu genus yaitu Zanclus; 3 Chaetodontoid : Chaetodontidae butterflyfishes dan Pomacanthidae angelfishes Ikan karang penyebarannya heterogen. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya sifat yang komplek dari substrat, ketersediaan makanan, kualitas air, arus, gelombang, ketersediaan tempat persembunyian, dan penutupan karang. Sale 1991 menyatakan bahwa ada beberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi komunitas ikan karang, salah satunya adalah keberadaan karang hidup. Persentase karang mati yang tinggi menyebabkan penurunan jumlah spesies ikan dan biota lainnya yang berasosiasi dengan terumbu secara signifikan.

3. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 28 Juni – 2 Juli 2007 yang berlokasi di DPL Pulau Sebesi, Lampung. Pulau Sebesi secara geografis berada pada posisi 05 55’37,43” - 05 58’44,48” LS dan 105 27’ 30.50” - 105 30’47,54” BT Gambar 6.

3.2. Alat dan bahan

Alat-alat yang digunakan dalam pengamatan ekosistem terumbu karang di lapangan adalah sebagai berikut Tabel 1. Tabel 1. Alat pengambilan data karang dan ikan karang. Pengambilan data Metode Alat Karang Line Intercept Transect LIT Ikan karang Sensus visual - Peralatan selam SCUBA - Sabak - Pensil - Roll meter - GPS - Kamera bawah air - Kapal Bahan yang digunakan adalah air laut untuk mengukur parameter perairan yang terdiri dari faktor fisika dan kimia perairan yang mempunyai peranan penting pada pola distribusi terumbu karang dalam suatu zona perairan 3.3. Metode Pengambilan Data 3.3.1 Terumbu karang Pengamatan terumbu karang pada suatu ekosistem, dilakukan dengan menggunakan metode LIT English et al., 1994.

Dokumen yang terkait

Partisipasi Masyarakat Dalam Pengawasan Terumbu Karang di Pulau Sebesi Kabupaten Lampung Selatan

0 10 102

Struktur Komunitas Ikan Karang Dan Keterkaitannya Dengan Persentase Penutupan Karang Hidup Dl Ekosistem Terumbu Karang Daerah Perlindungan Laut Pulau Sebesi, Lampung

0 10 60

Studi Kondisi Ekosistem Terumbu Karang di Daerah Perlindungan Laut Pulau Sebesi, Lampung

0 19 86

Studi Kesukaan (Preferensi) Ikan Karang Terhadap Karakteristik Tipe Substrat Dasar Di Kawasan Perairan Pulau-Pulau Lima (Pulau Lima, Pulau Buyut, Pulau Kasenga dan Pulau Bamijo) Bagian Barat Pulau Belitung

0 17 93

Perubahan Temporal Presentase Penutupan Substrat Dasa, Kondisi Komunitas Ikan Karang, Dan Preferensi Ikan Karang Di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Tahun 2001 - 2003

0 13 93

Kajian Struktur Komunitas dan Interaksi Substrat Dasar Terumbu Karang dengan Ikan Karang di Daerah Perlindungan Laut. Pulau Sebesi, Teluk Lampung, Kabupaten Lampung Selatan, 2002-2003.

0 18 83

Analisis teknis terhadap pemanfaatan sumberdaya ikan karang menggunakan bubu lipat dan bubu kawat di Perairan Karang Pulau Sebesi, Lampung Selatan

0 15 63

Tingkat keramahan unit penangkapan ikan karang dan krustasea terhadap lingkungan di pulau Sebesi Lampung

0 10 84

Partisipasi Masyarakat Dalam Pengawasan Terumbu Karang di Pulau Sebesi Kabupaten Lampung Selatan

0 6 92

Evaluasi Program Mata Pencaharian Alternatif Pada Pengelolaan Daerah Perlindungan Laut Di Pulau Sebesi,Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung.

0 0 2