BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Patologi dan Mikrobiologi
Luka bakar adalah luka iskemi dimana terjadi thrombosis pada arteriole, kapiler, venule, bahkan kadang-kadang pada pembuluh darah yang lebih besar. Pemberian anti
mikroba sistemik dalam keadaan ini kurang efektif karena penetrasinya kurang pada jaringan yang mengalami luka bakar akibat gangguan sirkulasi local. Pemberian anti mikroba topical
merupakan pilihan dan sama pentingnya dengan resusitasi cairan, karena penyebab terbanyak kematian pada luka bakar adalah syok dan sepsis berat.
14
Jenis bakteri penyebab infeksi terbanyak pada luka bakar adalah Staphylococcus aureus, Koliform, Pseudomonas aeruginosa, Proteus sp, dan Streptococcus piogenes.
15
2.2 Fase Penyembuhan Luka Bakar
Terbagi menjadi 3 fase
16
: 1. Fase Inflamasi
Berlangsung sejak terjadinya luka sampai hari ke-5. Sel mast dalam jaringan ikat menghasilkan serotonin dan histamine yang meningkatkan peermeabilitas kapiler,
sehingga terjadi eksudasi cairan, penyerbukan sel radang disertai vasodilatasi setempat yang menyebabkan edema dan pembengkakan. Aktifitas seluler yang terjadi
pada fase ini adalah migrasi leukosit dari pembuluh darah yang dilatasi. Leukosit ini mengeluarkan enzim hidrolitik yang membantu mencerna mikroorganisme.
Sedangkan pembentukan kolagen pada fase ini masih sedikit. Bila diskematiskan menjadi:
a. Dimulai saat terjadi luka, bertahan 2 sampai 3 hari b. Diawali dengan vasokontriksi untuk mencapai hemostasis efek
epinefrin dan tromboksan c. Thrombus terbentuk, dan rangkaian pembekuan darah diaktifkan,
terjadi deposisi fibrin d. Keping darah melepaskan
platelet derived growth factor PDGF dan transforming growth factor
β TGF β dari granula alfa, yang menarik sel-sel inflamasi terutama makrofag
Universitas Sumatera Utara
e. Setelah hemostasis tercapai, terjadi vasodilatasi dan permeabilitas darah meningkat akibat histamine,
platelet activating factor, bradikinin, prostaglandin I2, prostaglandin E2 membantu infiltrasi sel-
sel inflamasi ke daerah luka f. Jumlah nerofil memuncak dalam 24 jam dan membantu debridement
g. Monosit memasuki luka, menjadi makrofag, dan jumlahnya memuncak dalam 2-3 hari
h. Sejumlah kecil limfosit juga memasuki luka, tetapi perannya tidak diketahui
i. Makrofag menghasilkan PD GF dan TGF β, akan menarik fibroblast
dan merangsang pembentukan kolagen
Gambar 1. Fase inflamasi dalam proses penyembuhan luka
2.Fase ProliferasiFibroplasia Fase ini berlangsung dari akhir fase inflamasi hari ke-5 sampai hari ke-14. Pada
fase ini luka dipenuhi sel radang fibroblast dan kolagen membentuk jaringan berwarna kemerahan dan mudah berdarah dengan permukaan yang berbenjol halus
yang disebut granulasi. Pada fase ini juga terjadi proses mitosis kea rah permukaan yang datar atau lebih rendah. Bila diskematiskan menjadi :
a. Dimulai pada hari ke-3 setelah fibroblast terbentuk, dan bertahan hingga minggu ke-3
b. Fibroblast ditarik dan diaktifkan PDGF dan TGF β, memasuki luka pada hari
ke-3, mencapai jumlah terbanyak pada hari ke-7 c. Terjadi sintesis kolagen, angiogenesis dan epitelialisasi
Universitas Sumatera Utara
d. Jumlah kolagen total meningkat selama 3 minggu, hingga produksi dan pemecahan kolagen mencapai keseimbangan
Gambar 2. Fase proliferatif dalam proses penyembuhan luka
3.Fase MaturasiRemodelling Fase ini berlangsung berbulan-bulan. Disini terjadio proses pematangan yang
terdiri dari penyerapan kembali jaringan yang berlebihan dan penaatan kembali jaringan yang baru terbentuk.
a. Peningkatan produksi maupun penyerapan kolagen berlangsung selama 6 bulan hingga 1 tahun
b. Kolagen tipe I menggantikan kolagen tipe III hingga mencapai perbandingan 4:1
c. Kekuatan luka meningkat sejalan dengan reorganisasi kolagen sepanjang garis tegangan kulit dan terjadinya
cross link kolagen
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3. Fase remodeling dalam proses penyembuhan luka
2.3 Klasifikasi Luka Bakar