15
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. KAJIAN TEORI
2.1.1. Hakikat Belajar
2.1.1.1. Pengertian Belajar
Menurut teori belajar konstruktivismenjelaskan bahwa belajar merupakan proses aktif siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan dengan cara membuat
“link” antara pengetahuan yang telah dimiliki dengan pengetahuan yang sedang dipelajari melalui interaksi dengan yang lain Lapono, 2008: 25.Gagne dalam
Suprijono 2009: 2 menyatakan belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi
tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah. Begitu pula dengan Morgan dalam Suprijono 2009: 3 mengartikan
belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari
pengalaman.Individu belajar untuk memahami sesuatu hal.
Gagne menjelaskan belajar merupakan sistem didalamnya terdapat berbagai unsur saling ter
kait menghasilkan perubahan perilaku Rifa’i, 2011:84.Menurut Rifa
’i dan Anni 2011: 82 dalam proses belajar mengandung
tiga unsur utama yaitu:
a. Belajar menghasilkan suatu perubahan perilaku pada diri individu.
Perubahan tersebut di antaranya dalam aspek pengetahuan atau kognitif, aspek sikap atau nilai afektif serta keterampilan psikomotor.
b. Perubahan perilaku tersebut terjadi karena didahului oleh proses
pengalaman. Interaksi fisik antara individu dengan lingkungannya menghasilkan suatu perubahan tingkah laku.
c. Belajar untuk waktu tertentu akan menghasilkan suatu perubahan tingkah
laku yang relatif tetap permanen atau tidak berubah-ubah. Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan belajar
merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan berupa serangkaian kegiatan yang disebut dengan proses, sesuai dengan tujuan yang terarah pada kemajuan
yang progresif. Belajar yang efektif dan efisien dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan secara optimal.
2.1.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Rifa’i dan Anni 2011:97 menyatakan bahwa faktor yang memberikan kontribusi terhadap proses serta hasil belajar adalah kondisi internal dan eksternal
siswa. Kondisi internal mencakup:1 kondisi fisik, seperti kesehatan organ tubuh; 2 kondisi psikis, seperti kemampuan intelektual, emosional; dan 3 kondisi
sosial, meliputi kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan. Faktor internal terbentuk
akibat pertumbuhan,
pengalaman belajar
sebelumnya, dan
perkembangan. Beberapa faktor eksternal seperti: variasi dan tingkat kesulitan materi belajar stimulus yang dipelajari direspon, tempat belajar, iklim, suasana
lingkungan, dan budaya belajar masyarakat akan mempengaruhi kesiapan, proses,
dan hasil belajar.
2.1.1.3. Motivasi Belajar
Motivasi merupakan hal salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan anak dalam mencapai tujuan belajar. Oleh karenanya motivasi
belajar merupakan hal yang penting. Menurut Rifa’i dan Anni 2011: 157
sebagian besar pakar psikologi menyatakan bahwa motivasi adalah suatu konsep
yang menjelaskan alasan seseorang berperilaku.
Pendapat lain diungkapkan oleh Hamalik 2014: 158-159 motivasi adalah perubahan energi dalam diri pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya
perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi memiliki dua komponen, yakni komponen dalam inner component dan komponen luar outer
component.Komponen dalam ialah perubahan dalam diri seseorang, keadaan merasa tidak puas, dan ketegangan psikologis. Komponen luar ialah apa yang
diinginkan seseorang, tujuan yang menjadi arah kelakuannya.
Menurut Slavin dalam Rifa’i, 2011:159 motivasi merupakan proses internal yang mengaktifkan, memandu, dan memelihara perilaku seseorang secara
terus-menerus. Motivasi bukan saja penting karena menjadi faktor penyebab seseorang belajar, namun juga penting untuk memperlancar belajar dan hasil
belajar.
Berdasarkan pengertian di atas, motivasi belajar dapat muncul karena dorongan dari dalam diri maupun dorongan dari luar individu Misalnya kondisi
individu itu sendiri, guru, orang tua, orang-orang terdekat, dan tujuan yang ingin
dicapai. Seseorang yang memiliki motivasi belajar tinggi menunjukkan proses kognitif yang tinggi dalam belajar, menyerap, dan mengingat apa yang telah
dipelajari 2.1.2.
Hakikat Pembelajaran
2.1.2.1. Pengertian Pembelajaran
Gagne dalam Rifa’i, 2011:192 berpendapat pembelajaran merupakan serangkaian peristiwa eksternal yang dirancang seorang guru untuk mendukung
proses internal belajar. Peristiwa belajar ini dirancang agar memungkinkan peserta didik memproses informasi nyata dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Pembelajaran dikatakan sebagai hasil dari memori, kognisi, dan metakognisi yang berpengaruh terhadap pemahaman. Pembelajaran berdasarkan
makna leksikal berarti proses, cara, perbuatan untuk mempelajari. Pada pembelajaran, guru mengajar diartikan sebagai upaya seorang guru mengorganisir
lingkungan terjadinya suatu pembelajaran Suprijono, 2012: 13.
Menurut Anitah 2009: 1.18 Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Lingkungan belajar merupakan suatu sistem yang terdiri dari unsur tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, siswa, dan guru.Semua unsur atau komponen tersebut
saling berkaitan, saling mempengaruhi, dan semuanya berfungsi dengan berorientasi pada tujuan.Pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang
guru dan siswa yang keduanya terjadi komunikasi transfer intens dan terarah pada tujuan. Pembelajaran sebagai suatu produk interaksi yang berkelanjutan
antara pengembangan dan pengalaman hidup.
Berdasarkan pengertian pembelajarn di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran adalah interaksi antar guru, siswa, dan sumber belajar untuk
mencapai tujuan yang diharapkan pada lingkungan belajar.
2.1.2.2. Ciri-ciri Pembelajaran
Darsono dalam Hamdani, 2011:47 berpendapat bahwa ciri-ciri pembelajaran adalah sebagai berikut :
a. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis.
b. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam
belajar. c.
Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik perhatian dan menantang siswa.
d. Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan
menarik. e.
Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa.
f. Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran, baik secara
fisik maupun psikologi. g.
Pembelajaran menekankan keaktifan siswa. h.
Pembelajaran dilakukan secara sadar dan sengaja. 2.1.2.3.
Komponen-Kompenen Pembelajaran Dalam pembelajaran terdapat komponen yang harus diperhatikan dengan
baik. Menurut Rifa’i dan Anni 2011:194 komponen-komponen pembelajaran meliputi:
a. Tujuan, diupayakan pencapaiannya melalui kegiatan pembalajaran.
b. Subjek belajar, dalam sistem pembelajaran merupakan komponen utama
karena berperan penting sebagai subjek sekaligus objek. c.
Materi pelajaran, merupakan komponen dalam proses pembelajaran yang memberi warna dan bentuk dari kegiatan pembelajaran.
d. Strategi pembelajaran, merupakan pola umum mewujudkan proses
pembelajaran yang diyakini efektivitasnya untuk mencapai tujuan pembelajaran.
e. Media pembelajaran, alat atau wahana yang digunakan oleh seorang
pendidik dalam proses pembelajaran untuk membantu menyampaikan isi atau pesan pembelajaran.
f. Penunjang, dalam sistem pembelajaran dibutuhkan fasilitas belajar, buku
sumber, alat pelajaran, bahan pelajaran, dan semacamnya yang berfungsi melancarkan,
melengkapi, dan
mempermudah jalannya
proses pembelajaran.
Berdasarkan pendapat ahli dapat peneliti simpulkan komponen dalam pembelajaran adalah tujuan, subjek belajar, materi pelajaran, strategi
pembelajaran, media pembelajaran, dan penunjuang dalam sistem pembelajaran.
2.1.3. Kualitas Pembelajaran