e. Partisipasi kewarganegaraan secara bertanggung jawab civic participation and civic responsibility, yakni kesadaran dan kesiapan
peserta didik sebagai warga negara untuk berpartisipasi aktif dan penuh tanggung jawab dalam berkehidupan demokrasi konstitusional.
Budimansyah dalam buku guru PPKn, 2014:1. Pendidikan
Pancasila dan
Kewarganegaraan di
tingkat persekolahan bertujuan untuk mempersiapkan para peserta didik sebagai
warga negara yang cerdas dan baik to be smart dan good citizen berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Warga negara yang dimaksud adalah
warga negara yang menguasai pengetahuan knowledge, sikap dan nilai attitudes and values, keterampilan skills yang dapat dimanfaatkan
untuk menumbuhkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air sebagai wujud implementasi dan aktualisasi nilai-nilai Pancasila.
5. Materi Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Berdasarkan PERMENDIKNAS Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dinyatakan bahwa ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah secara umum meliputi :
a. Persatuan dan kesatuan bangsa b. Norma
c. Hukum d. Hak Asasi Manusia
e. Kebutuhan warga Negara
f. Konstitusi negara g. Kekuasaan dan politik
h. Pancasila i. Globalisasi.
Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia,
kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan
membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa materi pembelajaran
pada mata
pelajaran Pendidikan
Pancasila dan
Kewarganegaraan terangkum dalam ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang terdiri dari beberapa
aspek, meliputi: ruang lingkup persatuan dan kesatuan bangsa, ruang lingkup norma, hukum, dan peraturan, ruang lingkup HAM Hak Asasi
Manusia, ruang lingkup kebutuhan dan konstitusi negara, ruang lingkup kekuasaan dan politik, ruang lingkup pancasila, serta ruang lingkup
globalisasi.
6. Model Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Model secara harfiah berarti “bentuk”, dalam pemakaian secara umum model merupakan interpretasi terhadap hasil observasi dan
pengukurannya yang diperoleh dari beberapa sistem. Sedangkan menurut
Suprijono 2010: 45, model diartikan sebagai bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok
orang mencoba bertindak berdasarkan model itu. Menurut Suprijono 2010:46 Model pembelajaran ialah pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas maupun tutorial. Melalui model pembelajaran guru dapat membantu
peserta didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berfikir, dan mengekspresikan ide. Model pembelajaran berfungsi pula sebagai
pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Dalam proses belajar banyak
model pembelajaran yang dipilih sesuai dengan materi yang disampaikan oleh guru. Macam-macam model pembelajaran yang dapat digunakan
dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah sebagai berikut:
a. Model Pembelajaran Kontekstual constextual teaching and learning- CTL menurut Aqib 2013:4 adalah konsep belajar yang membantu
guru mengkaitkan antar materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata.
b. Model Pembelajaran Kooperatif Coorperative learning menurut, Sanjaya dalam Rusman 2013:201 merupakan kegiatan belajar siswa
yang dilakukan dengan cara berkelompok. Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajara yang dilakukan oleh siwa
dalam kelompok-kelompok
tertentu untuk
mencapai tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan. c. Model Pembelajaran Berbasis Masalah PBM menurut Tan dalam
Rusman 2013:229, Pembelajaran Berbasis Masalah kemampuan berfikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja
kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan,
mengasah, menguji,
dan mengembangkan
kemampuan berfikirnya secara berkesinambungan. d. Model Pembelajaran PAKEM Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan, menurut Rusman 2013:322 merupakan model pembelajaran dan menjadi pedoman dalam bertindak untuk mencari
tujuan yang telah ditetapkan.
D. Kerangka Berfikir