V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1.
Peramalan Jumlah Ekspor Batubara Dengan Pemodelan ARIMA 5.1.1. Peramalan Jumlah Ekspor Batubara Tahun 2006
Ekspor batubara merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan industri
pertambangan batubara dalam perkembangan pasar batubara Indonesia. Pada
bagian ini dijelaskan langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan peramalan jumlah ekspor batubara Indonesia dalam satuan ton dimulai dari
triwulan pertama sampai triwulan keempat di tahun 2006. Sumber data yang digunakan adalah data ekspor triwulanan dari tahun 1990 sampai dengan tahun
2005, sehingga keseluruhannya berjumlah 64 data. Untuk mengestimasi model yang akan digunakan dalam peramalan,
penelitian ini menggunakan analisis time series dengan metode runtun waktu ARIMA. Sedangkan perangkat software yang digunakan dalam peramalan dengan
metode ARIMA ini adalah Eviews 4.1. Jumlah ekspor batubara yang diperoleh dari hasil peramalan keempat triwulan tersebut, nantinya dijumlahkan menjadi
total ekspor batubara Indonesia tahun 2006. Kemudian dikonversikan ke dalam harga ekspor batubara Indonesia tahun 2005, yang nantinya akan diperoleh nilai
ekspor batubara Indonesia tahun 2006 dalam satuan rupiah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada penjabarannya di bawah ini.
a. Identifikasi Kestasioneran Data
Dari data triwulanan ekspor batubara yang dipakai dalam penelitian ini bahwa terdapat trend kenaikan ekspor batubara yang berfluktuasi mengalami
peningkatan secara berkelanjutan pada setiap selang waktu. Secara umum dapat
dikatakan bahwa kegiatan ekspor batubara yang dilakukan sektor industri pertambangan mengalami kemajuan setiap tahunnya, terbukti dari jumlah ekspor
yang terus mengalami peningkatan meskipun berfluktuasi setiap waktu. Namun, secara total jumlah ekspor batubara terus meningkat setiap tahunnya. Sehingga
ramalan jumlah ekspor batubara untuk tahun 2006 nanti secara total kemungkinannya juga akan mengalami peningkatan.
Untuk mengidentifikasi kestasioneran data ekspor dalam penelitian ini dilakukan pengujian secara formal yaitu menggunakan Augmented Dicky Fuller
ADF test. Dari uji ADF test yang dilakukan pada level Tabel 5.1, sehingga dapat dikatakan bahwa data deret waktu ekspor batubara mempunyai
kestasioneran pada levelnya. Terbukti dengan nilai ADF test yang dimiliki oleh data ekspor lebih kecil bila dibandingkan dengan critical value yang dipakai
dalam penelitian ini yaitu pada α 5 persen, demikian juga dengan critical value
pada level lainnya yaitu 1 persen dan 10 persen. Sehingga dengan kata lain data deret waktu dari ekspor batubara ini dapat dimodelkan dengan metode ARIMA.
Tabel 5.1. Hasil Uji Stasioneritas Dengan ADF test Uji Stasioneritas
Nilai t-statistic ADF test statistic
-5,352455 Test Critical Values: 1 persen
-4,110440 5 persen
-3,482763 10 persen
-3,169372
Sumber : Lampiran 2 diolah
b. Estimasi Parameter Dari Model
Setelah dilakukan pengujian kestasioneran data, sebelum mengestimasi model ARIMA maka terlebih dahulu dilakukan penentuan ordo maksimal ARp
dan MAq. Dilihat dari plot autocorrelation ACF dan plot partial autocorrelation
PACF data deret waktu ekspor batubara pada lampiran 3. Dari plot PACF tedapat satu autokorelasi parsial yang signifikan yaitu
pada lag pertama, dengan kata lain ordo maksimal ARp untuk ekspor batubara yaitu bernilai satu. Pada plot ACF ordo maksimal MAq sebanyak lima.
Sementara ordo yang digunakan untuk derajat pembedaan d adalah sebesar nol, hal ini dikarenakan data deret waktu ekspor stasioner pada level.
Kombinasi model yang dapat diestimasi dari data ekspor adalah sebanyak sebelas. Yang terdiri dari model-model sebagai berikut ARIMA 1,0,0, ARIMA
1,0,1, ARIMA 1,0,2, ARIMA 1,0,3, ARIMA 1,0,4, ARIMA 1,0,5, ARIMA 0,0,1, ARIMA 0,0,2, ARIMA 0,0,3, ARIMA 0,0,4, dan ARIMA
0,0,5. Dari kesebelas kombinasi model yang diperoleh tersebut maka
dilakukanlah estimasi pada setiap model-model ARIMA, dengan tujuan untuk mencari model-model yang memenuhi persyaratan yang dapat digunakan dalam
langkah selanjutnya. Sementara itu pengujian persamaan masing-masing model ARIMA di atas beserta residual testnya yang dilakukan pada data deret waktu
ekspor batubara dapat dilihat pada Lampiran 4 sampai dengan Lampiran 14.
c. Pemilihan Model Terbaik