2.2. Tanaman Kubis
Kubis Brassica oleracea var capitata yang dimaksud disini adalah kubis yang membentuk telur yang bentuknya seperti kepala. Tanaman kubis yang dibudidayakan
umumnya tumbuh semusim annual ataupun dwi musim biennual yang berbentuk urdu, sistem perakaran yakni menembus pada kedalaman tanah antara 20-30 cm. Batang
tanaman kubis umumnya pendek dan banyak mengandung air. Pracaya, 1994 Kubis pada umumnya di Indonesia banyak ditanam di dataran tinggi 1000-2000
meter di atas permukaan laut dpl, tetapi setelah ditemukan kultivar atau varietas yang tahan panas, tanaman kubis dapat diusahakan di dataran rendah 100-200 meter dpl,
walaupun hasilnya tidak sebaik yang ditanam di dataran tinggi. Pracaya, 1994 Keadaan iklim yang cocok untuk tanaman kubis adalah daerah yang relatif lembab
dan dingin. Kelembaban yang diperlukan tanaman kubis adalah 80-90 dengan suhu berkisar antara 15
o
C-20
o
C, serta cukup mendapatkan sinar matahari. Kubis yang ditanam di daerah yang bersuhu 25
o
C terutama varietas-varietas untuk dataran tinggi akan gagal membentuk krop. Demikian pula tempat penanaman yang kurang
mendapatkan sinar matahari terlindung, pertumbuhan tanaman kubis kurang baik dan mudah terserang penyakit dan pada waktu kecil sering terjadi pertumbuhan terhenti.
Pracaya, 1994
2.3. Air Tanah
Air tanah adalah air yang tersimpan atau terperangkap di dalam lapisan batuan yang mengalami pengisian atau penambahan secara terus menerus oleh alam. Harmayani
Gambar 2.10 Larva rabditiform http:www.wadsworth.orgtestingparasitologyDStrongyloides.shtml
Universitas Sumatera Utara
dan Konsukartha, 2007. Air tanah merupakan sumber air yang penting baik untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, untuk pertanian maupun untuk industri.
Bediene,Huber,Vieux;2008 Air tanah dapat dibedakan berdasarkan pembagiannya secara vertikal, yaitu dari
permukaan tanah hingga jauh ke dalam tanah: -
Soil-water zone adalah daerah yang berada tepat di bawah permukaan tanah. Airnya berasal dari hujan dan penyerapan lainnya. Air di daerah ini dapat berkurang karena
proses evaporasi dan uptake oleh akar tumbuhan -
Vadose Zone adalah daerah di atas water table dan termasuk soil-water zone bagian bawah
- Water table didefinisikan sebagai level yang airnya akan naik pada sebuah sumur
bor. Ketebalan daerah ini berbeda-beda sesuai dengan keadaan daerahnya -
Saturation zone adalah daerah yang paling dalam yang dapat mengeluarkan air tanah
Untuk dapat menggunakan air tanah ini biasanya dibangun sebuah sumur. Sumur adalah lubang galian vertikal yang menuju jauh ke dalam tanah. Sumur yang terletak
hingga mencapai saturated zone dinamakan sumur dalam atau sumur artesis Terdapat juga sumur dangkal yang airnya terletak tidak jauh dari permukaan tanah.
Dikatakan sumur dangkal apabila memiliki kedalaman maksimal 15 meter dari permukaan tanah.
Air sumur artesis memiliki kualitas air yang lebih baik daripada air sumur dangkal karena pada air sumur artesis terdapat penyaringan yang lebih sempurna dan lebih
sedikit terkontaminasi oleh mikroorganisme. Bediene, Huber, Vieux; 2008 Temperatur air tanah pada tempat dan tertentu merupakan hasil dari bermacam-
macam proses pemanasan yang terjadi di bawah danatau di permukaan bumi. Dari perbandingan antara temperatur air pada tubuh air dengan temperatur rata-rata udara
lokal saat pengukuran akan diketahui adanya zonasi hipertermal, mesotermal, dan hipotermal Puradimaja,2006
a. Zonasi hipertermal : Zona dimana temperatur air pada tubuh air tersebut lebih
tinggi dari temperatur rata-rata udara lokal
Universitas Sumatera Utara
b. Zonasi mesotermal : zona dimana temperatur air pada tubuh air sama dengan
temperatur rata-rata udara lokal c.
Zonasi hipotermal : Zona dimana temperatur air pada tubuh air lebih rendah dari temperatur rata-rata udara lokal
pH air tanah bergantung pada perubahan temperatur dan jenis endapan akifernya karena kadar ion H
+
sangat kecil. Air yang bersifat asam pH 7 terdapat pada daerah- daerah dengan endapan vulkanik, sedangkan air yang bersifat basa pH 7 terdapat
pada daerah-daerah dengan batuan ultramafik. Puradimaja,2006 Menurut Sutanto 2005 bahwa terdapat hubungan antara kandungan kapur dengan
pH tanah, semakin tinggi kandungan kapur akan semakin tinggi nilai pH tanah. Tanah yang berasal dari bahan induk kapur atau kaya dengan kapur Ca umumnya terbentuk
tanah-tanah netral atau tanah yang bereaksi sedikit alkalis sampai alkalis Rosmarkam dan Yuwono, 2002.
2.4. Hubungan menyiram dengan air sumur dengan kontaminasi Soil Transmitted Helminths