BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional yang bersifat analitik deskriptif karena menggambarkan hubungan menyiram menggunakan air sumur dengan
kontaminasi Soil Transmitted Helminths pada kubis di desa Seribu Dolok, Simalungun, Sumatera Utara tahun 2011.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di desa Seribu Dolok kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Desa Seribu Dolok ini dipilih sebagai lokasi penelitian karena di desa ini terdapat
banyak petani yang menanam sayur-sayuran terutama kubis yang akan dijual ke pasar- pasar tradisional maupun modern baik ke daerah Medan ataupun daerah lainnya.
4.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan sejak pencarian dan penentuan judul pada bulan Februari 2011. Pengambilan dan pengumpulan data telah dilakukan pada bulan Juli
2011
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah tanaman kubis yang disiram dengan menggunakan air sumur di kebun kubis Desa Seribu Dolok, Kabupaten Simalungun,
Provinsi Sumatera Utara.
4.3.2. Sampel Penelitian
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode acak probability samples yaitu teknik cluster sampling. Perhitungan jumlah sampel pada penelitian ini menggunakan
rumus besar sampel untuk estimasi proporsi suatu populasi dengan menggunakan ketepatan absolut Ghazali dkk, 1995, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: n
: besar sampel minimum z
nilai distribusi normal baku tabel Z pada tertentu P
: proporsi dalam populasi d
: tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki
Dengan demikian, jumlah sampel dalam penelitian ini menjadi
Jumlah sampel minimum yang diperoleh sekitar 43 dengan tingkat kepercayaan yang diinginkan 95 dan tingkat ketepatan absolut sebesar 15. Proporsi di populasi
dianggap 0,5 untuk menghasilkan jumlah sampel yang terbesar Ghazali dkk, 1995. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:
1. Kubis yang disiram menggunakan air sumur
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah: 1.
Tanaman kubis yang disiram menggunakan pupuk kandang 2.
Tanaman kubis yang disiram dengan menggunakan air PDAM 3.
Tanaman kubis yang diberikan pestisida dalam jangka waktu 2-3 minggu terakhir
4.4. Metode Pengumpulan Data 4.4.1. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini adalah data yang berasal dari sampel penelitian. Data ini diperoleh melalui pengambilan contoh uji air sumur dan contoh tanaman kubis
di area perkebunan kubis di desa Seribu Dolok, Simalungun, Sumatera Utara dan akan dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan menggunakan mikroskop
Catatan: Q = 1-P
Universitas Sumatera Utara
4.4.2. Prosedur Kerja 4.4.2.1 Pengambilan Contoh Tanaman Kubis
Sampel tanaman kubis diambil secara acak dari kebun kubis di desa Seribu Dolok, Simalungun. Dengan demikian, dari beberapa kebun yang memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi akan terkumpul 43 buah tanaman kubis Sampel yang diambil adalah beberapa lembar lapisan daun yang berada paling
luar yang kemudian dimasukkan ke dalam kantung plastik bening lalu dimasukkan dan disimpan dalam kotak pendingin dan dibawa ke laboratorium Parasitologi untuk
pemeriksaan selanjutnya. Pengiriman contoh uji tanaman kubis ke laboratorium hendaknya tidak lebih dari
tujuh hari dan dalam perjalanan hendaknya suhu tidak terlalu panas tidak langsung terkena sinar matahari.
Pemeriksaan laboratorium contoh uji tanaman kubis untuk identifikasi Nematode usus dilakukan di laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara. Sasaran pemeriksaan adalah telurlarva Nematode usus, yaitu Ascaris
lumbricoides, Trichuris trichiura, Ancylostoma duodenale, Necator americanus, dan Strongyloides stercoralis.
Alat-alat dan reagensia yang diperlukan untuk pemeriksaan ini adalah: a
Reagensia 1.
NaOH 0,2 2.
Lugol 3.
NaCl jenuh 4.
Aquabides b
Peralatan 1.
Beker glass 2 buah 2.
Saringan 3.
Sentrifuse 4.
Tabung sentrifuse 5.
Pipet Pasteur 6.
Object glass 7.
Deck glass
Universitas Sumatera Utara
8. Mikroskop
c Prosedur Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan kubis dilakukan dengan gabungan cara sedimentasi dan flotasi, sesuai dengan yang biasa dipakai oleh para peneliti sebelumnya. Caranya adalah sebagai
berikut: Merendam kubis ke dalam cairan NaOH 0,2 sebanyak satu liter dalam beker glass
1000 mL selama 30 menit. Kubis dikeluarkan lembar demi lembar dari dalam larutan dengan lebih dulu digoyang-goyangkan agar kotoran dan telur cacing yang mungkin
melekat pada sayuran bisa terlepas. Menyaring air rendaman kemudian dimasukkan ke dalam beker glass lain dan didiamkan selama kurang lebih satu jam. Air yang ada
dipermukaan beker glass dibuang , air bagian bawah beker glass beserta endapannya diambil dengan volume 10-15 mL menggunakan pipet,dimasukkan ke dalam tabung
ependorf. Larutan disentrifugasi dengan kecepatan 1500 rpm selama 5 menit. Cairan supernatan dibuang, lalu dengan menggunakan pipet Pasteur, satu tetes endapan diambil
dan diteteskan ke atas object glass yang sebelumnya telah ditetesi dengan satu tetes larutan Lugol sebagai pewarna. Sediaan ditutup dengan deck glass dan diperiksa di
bawah mikroskop. Ke dalam sisa endapan ditambahkan larutan NaCl jenuh hingga penuh, dikocok lalu ke atasnya ditempelkan kaca tutup dan dibiarkan selama 15 menit.
Kaca tutup diangkat dan diletakkan ke atas kaca benda yang sebelumnya telah ditetesi dengan satu tetes larutan Lugol sebagai pewarna. Sediaan diperiksa di bawah
mikroskop. Rampen 1986 dalam Nugraha
4.4.2.2. Pengambilan Sampel Air Sumur
Prosedur pengumpulan sampel air sumur yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan mengumpulkan air setiap sumur yang digunakan untuk menyiram
tanaman kubis sebanyak 50-100 ml dengan alat yang dilengkapi dengan tabung sentrifugasi, kemudian dibawa ke laboratorium parasitologi dan diperiksa dengan teknik
pengendapan dan pengapungan modifikasi Caldwel. 20ml contoh air disentrifuge selama 5 menit dengan kecepatan 2500 rpm, supernatan dibuang kemudian 1-2 tetes
endapan diperiksa di bawah mikroskop dengan larutan Lugol.
Universitas Sumatera Utara
4.4.2.3. Interpretasi hasil pemeriksaan contoh tanaman kubisair sumur:
Dinyatakan hasil positif bila pada sediaan kubis danatau air sumur ditemukan
STH
Dinyatakan hasil negatif bila pada sediaan kubis danatau air sumur tidak ditemukan STH.
4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Data yang sudah terkumpul telah dianalisis menggunakan metode pengujian Fisher Exact Test. Hasil penelitian ditampilkan dalam bentuk tabel 2x2.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1.Hasil Penelitian 5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Kelurahan Seribu Dolok, Kecamatan Silimakuta terletak 64 km dari Raya, Ibukota Kabupaten Simalungun. Kelurahan Seribu Dolok mempunyai luas wilayah 2060 ha
20.600.000 m
2
dan berada pada ketinggian 1400 m dpl dengan topografi datar, bergelombang dan berbukit. Secara administrasi Kelurahan Seribu Dolok mempunyai
batas-batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Purba
Sebelah Barat berbatasan dengan Nagori Sibangun Meriah
Sebelah Utara berbatasan dengan Nagori Purba Tua
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Pematang Silimakuta Penggunaan lahan di Kelurahan Seribu Dolok menurut fungsinya terdiri dari usaha
tani lahan kering, lahan sawah, halaman pekarangan dan lainnya. Lahan seluas 2030 ha 98.54 di Kelurahan Seribu Dolok digunakan sebagai lahan kering yaitu untuk lahan
pertanian yang mengusahakan tanaman hortikultura dan tanaman keras seperti kopi. Mata pencaharian masyarakat kelurahan Seribu Dolok yang dominan bekerja sebagai
petani dimana dalam satu lahan milik petani terdapat berbagai jenis tanaman hortikultura yang ditanam.
5.1.2 Deskripsi Karakteristik Sampel
Sampel yang diperoleh pada bulan Juli 2011 sebanyak 45 sampel lembaran terluar daun kubis dan sampel air. Sampel diambil dari sembilan kebun yang berbeda. Masing-
masing kebun diambil lima sampel daun kubis dan sampel air. Data yang diperoleh telah diseleksi menurut kriteria inklusi dan eksklusi sebelumnya. Semua data yang
diperoleh adalah data primer. Penelitian ini akan menilai hubungan antara menyiram menggunakan air sumur
dengan kontaminasi Soil Transmitted Helminths pada tanaman kubis. Hasil penelitan menunjukkan bahwa tiga sampel kubis 6.7 terdapat Soil Transmitted Helminths dan
Universitas Sumatera Utara