Tipe-tipe Kecurangan Unsur-unsur Kecurangan

14 2 Korupsi Korupsi adalah tindakan seorang pejabat yang menyalahgunakan dan memanfaatkan jabatannya untuk mendapatkan keuntungan diri sendiri atau orang lain. Korupsi ini meliputi suap, konflik kepentingan, tanda terimakasih yang tidak dibenarkan secara hukum. 3 Penyalahgunaan aset Terdapat dua faktor risiko yang berkaitan dengan dengan penyalahgunaa aset, yaitu : a Kerentanan penyalahgunaan aset. Kerentanan untuk melakukan penyalahgunaan aset berkaitan dengan sifat dan tingkatan sejauh mana aset terkait dapat dicuri. b Pengendalian. Faktor risiko kategori ini melibatkan kurangnya pengendalian yang didesain untuk mencegah atau mendeteksi penyalahgunaan aset.

f. Indikator Pengukuran Kecurangan Akuntansi

Indikator yang digunakan untuk mengukur kecurangan akuntansi diambil dari SPAP Standar Profesional Akuntan Publik 2011 yaitu: 1 Manipulasi, pemalsuan, atau perubahan catatan akuntansi atau dokumen pendukungn yang menjadi sumber data bagi penyajian laporan keuangan. 2 Representasi yang salah dalam atau penghilangan dari laporan keuangan peristiwa, transaksi, atau informasi signifikan. 3 Salah penerapan secara sengaja prinsip akuntansi yang berkaitan dengan jumlah, klasifikasi, cara penyajian, atau pengungkapan. 15 4 Penyajian laporan keuangan yang salah akibat pencurian penyalahgunaanpenggelapan terhadap aktiva yang membuat entitas membayar barangjasa yang tidak diterima. 5 Penyajian laporan keuangan yang salah akibat perlakuan yang tidak semestinya terhadap aktiva dan disertai dengan catatan atau dokumen palsu dan dapat menyangkut satu atau lebih individu di antara manajemen, karyawan, atau pihak ketiga.

2. Pengendalian Internal a.

Pengertian Pengendalian Internal Pengendalian internal perlu diterapkan di sebuah perusahaan maupun instansi pemerintah, hal tersebut bertujuan untuk meminimalisir penyelewengan yang dilakukan oleh pihak tertentu. Menurut Bambang Hartadi 1992: 2 pengertian pengendalian internal dalam arti sempit merupakan prosedur-prosedur yang dilakukan untuk memeriksa ketelitian data. Sedangkan dalam arti luas, sistem pengendalian internal merupakan sebuah sistem sosial yang mempunyai makna khusus yang berada di perusahaan. Menurut peraturan pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern adalah kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien sehingga dapat mendeteksi serta meminimalisir terjadinya tindakan yang dapat merugikan negara. Sedangkan menurut AICPA American Institute of Certified Public Accountants dalam Bambang Hartadi 2000: 3 sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi, semua metode dan ketentuan-