15
4 Penyajian laporan keuangan yang salah akibat pencurian
penyalahgunaanpenggelapan terhadap aktiva yang membuat entitas membayar barangjasa yang tidak diterima.
5 Penyajian laporan keuangan yang salah akibat perlakuan yang
tidak semestinya terhadap aktiva dan disertai dengan catatan atau dokumen palsu dan dapat menyangkut satu atau lebih
individu di antara manajemen, karyawan, atau pihak ketiga.
2. Pengendalian Internal a.
Pengertian Pengendalian Internal
Pengendalian internal perlu diterapkan di sebuah perusahaan maupun
instansi pemerintah,
hal tersebut
bertujuan untuk
meminimalisir penyelewengan yang dilakukan oleh pihak tertentu. Menurut Bambang Hartadi 1992: 2 pengertian pengendalian internal
dalam arti sempit merupakan prosedur-prosedur yang dilakukan untuk memeriksa ketelitian data. Sedangkan dalam arti luas, sistem
pengendalian internal
merupakan sebuah
sistem sosial
yang mempunyai makna khusus yang berada di perusahaan.
Menurut peraturan pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern adalah kegiatan yang dilakukan secara
terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui
kegiatan yang efektif dan efisien sehingga dapat mendeteksi serta meminimalisir terjadinya tindakan yang dapat merugikan negara.
Sedangkan menurut AICPA American Institute of Certified Public Accountants dalam Bambang Hartadi 2000: 3 sistem pengendalian
internal meliputi struktur organisasi, semua metode dan ketentuan-
16
ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam perusahaan untuk melindungi harta kekayaan, memeriksa ketelitian, dan seberapa jauh
data akuntansi dapat dipercaya, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan.
Dari beberapa pengertian diatas, sehingga dapat disimpulkan sistem pengendalian intern merupakan suatu prosedur yang dilakukan
untuk melindungi kekayaan, memeriksa ketelitian yang bertujuan untuk
memberikan akuntansi
yang dapat
dipercaya, dan
meminimalisir penyelewangan yang dilakukan oleh pihak tertentu yang dapat merugikan pihak lain.
b. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Pemerintah
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 sistem pengendalian internal pemerintah yang selanjutnya disebut SPIP
adalah sistem pengendalian intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Dalam sistem pengendalian internal pemerintah, di dalamnya terdapat pengawasan intern. Pengawasan intern adalah seluruh proses kegiatan
audit, review, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka
memberikan keyakinan
yang memadai
bahwa kegiatan
telah dilaksanakan sesuai tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif
dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik.
17
c. Sifat-sifat Pengendalian Internal
Menurut Bambang Hartadi 2000: 11, ada lima sifat pengendalian internal yang dapat dipercaya, antara lain:
1 Kualitas karyawan yang sesuai dengan tanggung jawabnya.
Karyawan tidak mempunyai pengalaman dalam bidang akuntansi
kadang bisa
menimbulkan permasalahan
dalam pengendalian internal. Dalam memilih karyawan, sebaiknya
manajemen memilih kriteria karyawan yang sesuai dengan yang dibutuhkan
perusahaan, agar
pengendalian internal
dapat diterapkan dengan baik.
2 Rencana organisasi yang memberi pemisahan tanggung jawab
fungsi secara layak. Pemisahan tanggung jawab di suatu organisasi yaitu tidak
ada suatu bagian yang mengendalikan lebih dari satu tugas. Pemisahan
tanggung jawab
tersebut bertujuan
untuk meminimalisir kecurang yang dilakukan suatu bagian. Selain itu
juga untuk menghindari kesalahan karena adanya cross check diantara satu bagian dengan bagian lain.
3 Sistem pemberian wewenang, tujuan dan teknik, dan pengawasan
yang wajar mengadakan pengendalian atas aktiva, utang, penhasilan dan biaya.
Suatu sistem pemberian wewenang yang bersifat umum dapat didelegasikan ketingkat manjemen yang lebih rendah.