1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, menempatkan kegiatan belajar mengajar sebagai kegiatan paling utama. Proses belajar mengajar inilah
yang menjadi tempat bermuaranya semua kegiatan yang dilaksanakan di sekolah. Melalui proses belajar mengajar akan dicapai tujuan pendidikan. Adapun tujuan
pendidikan seperti yang tertuang dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia dan sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri , dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab Munib, 2004:142.
Perkembangan IPTEK yang semakin pesat mendorong para pelaku pendidikan terutama guru untuk bekerja keras memperbaiki proses pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran banyak komponen yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain bahan atau materi yang dipelajari, strategi pembelajaran,
metode pembelajaran yang dilakukan siswa dan guru sebagai subyek belajar Sugandi, 2004:28-30. Komponen tersebut saling terkait satu sama lain sehingga
melemahnya satu komponen akan menghambat pencapaian tujuan pembelajaran secara optimal.
2
Proses belajar mengajar sangat menentukan dalam pencapaian keberhasilan tujuan pendidikan. Keberhasilan belajar dapat dilihat dari antusias
siswa dalam mengikuti pelajaran, yang nanti pada akhirnya akan terwujud dalam bentuk prestasi belajar yang diperoleh siswa bisa meningkat dan memenuhi
standar kriteria belajar. Dalam proses belajar tidak selamanya selalu berhasil, bahkan banyak proses belajar yang tidak berhasil. Ada banyak faktor yang
menyebabkan ketidakberhasilan dalam pencapaian prestasi siswa dalam belajar. Hasil observasi di SMP N 1 Karangtengah Demak menunjukkan bahwa
metode yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran pada umumnya cukup bervariasi, antara lain dilakukan dengan metode ceramah dan diskusi. Hasil
pengamatan di kelas menunjukkan bahwa kegiatan guru dalam mengelola kelas sudah cukup baik. Tetapi masih ditemukan beberapa masalah di dalam proses
pembelajaran ini kurang menarik, siswa hanya duduk menyimak LKS dan mendengarkan guru ceramah.
Usia SMP 12-14 tahun merupakan usia anak-anak, lebih menyukai bahan bacaan yang di dalamnya terdapat cerita bergambar yang menarik dan
bersifat menghibur dari pada membaca bacaan buku yang bersifat verbal. Berdasarkan wawancara dengan petugas perpustakaan didapatkan hasil bahwa
siswa lebih suka meminjam buku cerita dibandingkan dengan meminjam buku pelajaran IPS.
Tidak tercapainya ketuntasan belajar terjadi karena berbagai hal yang bersumber dari siswa, guru, maupun sekolah. Siswa tidak terlibat aktif dalam
pembelajaran yang disebabkan oleh faktor intrinsik maupun faktor ekstrinsik.
3
Faktor intrinsik berasal dari diri siswa yang beranggapan bahwa mata pelajaran IPS Geografi sulit dan membosankan. Faktor ekstrinsik dapat berasal dari guru
dan sekolah. Guru kurang mengarahkan siswa pada kondisi pembelajaran yang lebih menarik dan membangkitkan semangat belajar atau motivasi siswa karena
metode pembelajaran lebih cenderung pada metode ceramah. Tidak adanya ketertarikan siswa pada proses pembelajaran yang
dilaksanakan dapat menyebabkan siswa tidak memiliki semangat dalam belajar. Semangat belajar merupakan kunci utama bagi siswa agar dapat menerima
pelajaran dengan baik. Dalam meningkatkan ketertarikan siswa untuk mengikuti pelajaran diperlukan suatu strategi. Penggunaan strategi yang tepat dalam
pembelajaran akan membawa dampak positif pada prestasi belajar siswa. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru adalah dengan membentuk Learning
Community. Masyarakat Belajar Learning Community merupakan proses pembelajaran yang dilakukan dengan membentuk kelompok-kelompok kecil.
Oleh karena itu yang diterapkan dalam penelitian ini adalah dengan memanfaatkan model pembelajaran diskusi kelompok. Siswa dibagi dalam
kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen, yang pandai mengajari yang kurang pandai, yang sudah tahu memberi tahu yang belum tahu, yang cepat
tanggap mendorong temannya yang belum tanggap. Model pembelajaran ini dapat mengurangi masalah verbalisme atau
komunikasi satu arah pada metode ceramah, sehingga diharapkan dapat terjadi komunikasi dua arah yang antara siswa dengan siswa dan guru dengan siswa.
4
Siswa diberi kesempatan untuk dapat mencari, menemukan, dan bekerjasama dengan temannya.
Salah satu cara agar pembelajaran menarik yaitu dengan disertai media pembelajaran. Media dalam kegiatan belajar mempunyai peran penting,
disamping peran seorang guru yang menjadi faktor utama. Adanya media akan memudahkan guru dalam mengajarkan materi yang akan disampaikan kepada
siswa. Melalui penggunaan media yang tepat, proses belajar menjadi menarik dan menyenangkan sehingga siswa menjadi termotivasi dan aktif, dimana pada
akhirnya nanti berdampak pada pencapaian prestasi yang diharapkan memenuhi kriteria. Question Card adalah salah satu media yang dapat digunakan dalam
pembelajaran, terasa lebih tepat dengan diskusi kelompok. Question Card merupakan kartu yang berisi serentetan soal yang nantinya akan dijawab oleh
siswa. Untuk lebih menarik pada Question Card ini juga disediakan kartu kosong yang warnanya sesuai dengan warna Question Card sebagai wadah siswa dalam
menjawab soal. Salah satu materi pokok dalam mata pelajaran IPS Geografi kelas VII
SMP adalah keragaman bentuk muka bumi. Materi pokok ini mendeskripsikan keragaman bentuk bumi, proses pembentukan, dan dampaknya bagi kehidupan.
Banyak siswa yang beranggapan bahwa mata pelajaran ini sulit, membosankan, dan kurang menarik. Hal ini dikarenakan tidak adanya ketertarikan siswa pada
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.
5
Dari uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul
“PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISKUSI KELOMPOK MENGGUNAKAN MEDIA
QUESTION CARD UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VII
SMP NEGERI 1 KARANGTENGAH KABUPATEN DEMAK TAHUN 2010”.
1.2 Rumusan Masalah