Kelompok Bermain Pendidikan Anak Usia Dini

27 tidak ada anak yang memiliki kesamaan walau kembar sekalipun. Dengan demikian guru dituntut untuk merancang dan menyediakan alternatif kegiatan guna memberi kesempatan pada anak untuk memilih aktivitas belajar sesuai dengan minat dan kemampuannya. Anak tidak dapat diberikan kegiatan dengan pola yang sama. Kalaupun sama, guru dituntut untuk dapat memberikan pelayanan kepada anak secara maksimal. Berdasarkan prinsip-prinsip metode pembelajaran untuk anak usia dini tersebut maka dapat dipahami bahwa metode pembelajaran perlu dirancang dan dipersiapkan dengan baik. Kondisi dan karakter anak mejadi pertimbangan utama. Berkaitan dengan hal tersebut maka yang telah banyak dikenal didunia pendidikan anak nampak sangat sesuai dan tepat dikembangkan yakni belajar sambil bermain dan bermain seraya belajar.

2.3.5 Kelompok Bermain

Kelompok bermain Play Group merupakan tempat bermain dan belajar bagi anak sebelum memasuki Taman Kanak-Kanak dan menampung anak usia 3 – 4 tahun. Ada beberapa persamaan antara kelompok bermain dan taman kanak- kanak, persamaannya adalah: a bertujuan mengembangkan seluruh aspek, mental, sosial, dan emosi anak, b isi program merupakan penjabaran dari tujuan pendidikan masing-masing. Sedangkan perbedaannya adalah: a frekuensi kehadiran, taman kanak- kanak masuk tiap hari sedangkan kelompok bermain hanya beberapa hari 3 hari, b taman kanak-kanak mempunyai kurikulum yang baku sedangkan kelompok 28 bermain tidak. Kalaupun memiliki kurikulum, maka penerapannya akan lebih fleksibel, c kelompok bermain menampung anak usia 3 – 4 tahun sedangkan taman kanak-kanak menampung anak usia 4 – 6 tahun. 2.3.6 Pengertian Anak Usia Dini Menurut Prof. Marjory Ebbeck dalam Rahman 2002:2 pendidikan anak usia dini adalah pelayanan kepada anak mulai dari lahir sampai umur delapan tahun. Rahman juga menambahkan bahwa anak usia dini merupakan iindividu yang sedang mengalami proses perkembangan yang sangat pesat, sehingga usia dini disebut usia emas. Megawangi 2004:2 juga menyimpulkan bahwa yang termasuk anak usia dini adalah anak yang berusia dibawah 9 tahun atau 0 – 8 tahun. Santoso 2002:53 memaparkan secara umum karakteristik anak usia dini antara lain suka meniru, ingin mencoba, spontan, jujur, riang, suka bermain, ingin tahu suka bertanya, banyak gerak, suka menunjukkan akunya, unik, dan lain- lain. Patwonodewo 2003:19 yang dimaksud anak usia dini atau anak prasekolah adalah mereka yang berusia 3 – 6 tahun, mereka biasanya mengikuti program pra sekolah dan kinderganten taman kanak-kanak. Sedangkan di Indonesia biasanya mereka mengikuti program penitipan anak 3 bulan – 5 tahun dan kelompok bermain 3 tahun, dan pada usia 4 – 6 tahun biasanya mereka mengikuti program taman kanak-kanak. Lebih lanjut Patwonodewo 2003:19 mengutip teori Erik Erikson yang membicarakan perkembangan kepribadian seseorang dengan titik berat pada perkembangan psiko sosial tahapan 0 – 1 tahun pada tahapan oral sensorik dengan 29 krisis emosi antara trust versus mistrust, tahapan 3 – 6 tahun berada pada tahapan dengan krisis autonomy versus shame and doubt 2 – 3 tahun, intiative versus guilt 4 – 5 tahun dan tahap usia 6 – 11 tahun mengalami krisis industry versus inferority. Sedangkan teori Piaget yang dikutip oleh Patwonodewo 2003:19 yang membicarakan perkembangan kognitif, perkembangan dari sensorimotor 0 – 2 tahun, praoperasional 2 – 7 tahun, operasional konkret 7 – 12 tahun, dan operasional formal 12 – 15 tahun, maka perkembangan kognitif anak prasekolah berada pada tahap praoperasional. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat dirumuskan bahwa anak usia dini adalah anak yang berusia 0 – 8 tahun dan memiliki sikap meniru, ingin mencoba, spontan, jujjur, riang, suka bermain, ingin tahu suka bertanya, banyak gerak, suka menunjukkan akunya, unik, dan lain-lain. Kecepatan perkembangan setiap anak berbeda, akan tetapi setiap anak mempunyai pola perkembangan anak yang sama.

2.3.7 Karakteristik Anak Usia Dini

Dokumen yang terkait

Hubungan Sosial Ekonomi Orang Tua, Perilaku Diet, Perilaku Membersihkan Gigi dan Indeks Kebersihan Rongga Mulut Dengan Early Childhood Caries Pada Anak Usia 37-71 Bulan di Kecamatan Medan Petisah

0 41 84

Hubungan Sosial Ekonomi Orang Tua, Perilaku Diet, Perilaku Membersihkan Gigi Dan Indeks Kebersihan Rongga Mulut Dengan Early Childhood Caries Pada Anak Usia 37-71 Bulan Di Kecamatan Medan Barat

0 41 103

Hubungan Sosial Ekonomi Orang Tua, Perilaku Diet, Perilaku Membersihkan Gigi Dan Indeks Kebersihan Rongga Mulut Dengan Early Childhood Caries Pada Anak Usia 37-71 Bulan Di Kecamatan Medan Bara

0 35 103

Hubungan Sosial Ekonomi Orang Tua, Perilaku Diet, Perilaku Membersihkan Gigi Dan Indeks Kebersihan Rongga Mulut Dengan Early Childhood Caries Pada Anak Usia 12-36 Bulan di Kecamatan Medan Selayang

0 42 120

Hubungan Antara Sosial Ekonomi Orang Tua, Perilaku Diet, Perilaku Membersihkan Gigi, dan Indeks Kebersihan Rongga Mulut Dengan Early Childhood Caries Pada Anak Usia 12-36 Bulan di Kecamatan Medan Barat

3 61 98

Hubungan Sosial Ekonomi Orang Tua, Perilaku Diet, Perilaku Membersihkan Gigi, dan Indeks Kebersihan Rongga Mulut Dengan Early Childhood Caries Pada Anak Usia 12-36 Bulan di Kecamatan Medan Petisah

6 66 65

PELAKSANAAN KONSOLIDASI TANAH PERKOTAAN SECARA SWADAYA DI DESA JOGOLOYO KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK

0 14 87

(ABSTRAK) HUBUNGAN ANTARA KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN MOTIVASI ORANG TUA MEMASUKKAN ANAK KE KELOMPOK BERMAIN DI DESA JOGOLOYO KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK.

0 1 2

Pelaksanaan Konsolidasi Tanah Perkotaan Secara Swadaya di Desa Jogoloyo Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak.

0 0 2

MOTIVASI ORANG TUA MEMASUKKAN ANAK PADA KELOMPOK BERMAIN ( Studi Kasus Di Kelompok Bermain Bina Citra Cendekia) UNGARAN.

0 1 1