Pemeriksaan Faal Paru Pada Asma

commit to user 35 35

10. Pemeriksaan Faal Paru Pada Asma

Pemeriksaan faal paru pada penderita asma menggunakan alat spirometri yang dapat mengukur beberapa parameter yaitu kapasitas vital KV, kapasitas vital paksa KVP, volume ekspirasi paksa detik pertama VEP 1 , dan arus puncak ekspirasi APE Alsagaf dan Mangunnegoro 1993 Nilai VEP 1 adalah volume udara ekspirasi satu detik pertama pada pengukuran KVP. Orang normal dapat mengeluarkan udara pernapasan 80 dari kapasitas vitalnya pada detik pertama. Nilai VEP 1 orang dewasa normal yang berumur antara 20-60 tahun, akan menurun kira-kira 28 ml setiap tahun. Teknik pengukuran VEP 1 dapat diukur dengan perasat yang sama dengan pengukuran KVP dan biasanya kedua pengukuran tersebut dilakukan sekaligusbersamaan Alsagaf dan Mangunnegoro 1993, Barreiro dan Perillo 2004. Pada asma didapatkan peningkatan perbaikan VEP 1

B. VITAMIN C

Vitamin C atau sering disebut asam askorbat, asam hexuronic atau vitamin antiskorbut mempunyai rumus kimia L-ascorbic acid 2,3-endiol-L-gulonic acid-g-lactone, dehydro-L-ascorbic acid 2-oxo-L-gulonic acid- g-lacton . Vitamin C bersifat larut dalam air, dan pertama kali ditemukan pada tahun 1932. Manusia, primata lain, dan babi memenuhi kebutuhan vitamin C tergantung pada sumber eksternal, karena spesies tersebut tidak mampu commit to user 36 36 mensintesis vitamin C dari glukosa dan galaktosa dalam tubuh mereka Padayatty et al . 2003. 1. Biokimia Vitamin C Vitamin C mengandung enam karbon lacton yang disintesis dari glukosa di hati sebagian besar spesies mamalia, kecuali manusia, primata selain manusia manusia dan babi. Spesies ini tidak memiliki enzim gulonolactone oksidase, prekursor langsung 2-keto-l-gulonolactone yang penting untuk sintesis asam askorbat. Pengkodean DNA untuk gulonolactone oksidase telah mengalami mutasi besar, mengakibatkan tidak adanya enzim fungsional Nishikimi et al. 1994. Manusia yang tidak mendapatkan asupan vitamin C dalam diet mereka akan menimbulkan defisiensi yang ditandai berbagai manifestasi klinis yang luas Padayatty et al. 2003. Penelitian berbagai disiplin ilmu tentang sifat-sifat molekul, seluler, serta manifestasi klisnis pada asam askorbat mengungkapkan bahwa asam askorbat memainkan peran penting pada sistem imun, fungsi enzimatik, antioksidan, dan fungsi regulasi Ottoboni F dan Ottobani A 2005. Vitamin C bertindak sebagai donor elektron sehingga mampu menyebabkan reaksi reduksi terhadap beberapa senyawa. Efek fisiologis dan biokimia vitamin C berdasarkan aksinya sebagai donor elektron. Asam askorbat menyumbangkan dua elektron pada setiap ikatan ganda antara karbon kedua dan ketiga dari molekul 6 karbon. Vitamin C berpotensi sebagai antioksidan karena, mampu menyumbang elektron untuk mencegah reaksi commit to user 37 37 oksidasi senyawa lain. Reaksi ini akan menyebabkan vitamin C teroksidasi Padayatty et al.

2003. 2.