commit to user
31
31
8. Peran Stres Oksidatif Pada Patofisiologi Asma
Stres oksidatif berperan pada peningkatan dan kelangsungan inflamasi saluran napas berdampak pada peningkatan hiperresponsivitas saluran
napas, merangsang
sekresi mukus,
dan menginduksi mediator
proinflamasi, yang semua terkait dengan derajat keparahan asma Fitzpatrick
et al.
2009. Peningkatan produksi ROS berkorelasi ter- balik dengan FEV
1
Bowler dan Crapo 2002. Kekurangan asup- an makanan
yang mengandung
antioksidan juga terkait
dengan peningkatan insiden asma Grievink
et al.
1998. Pajanan polusi udara
juga menyebabkan peningkatan keparahan dan frekuensi serangan. Peningkatan stres oksidatif pada pasien asma juga ber-hubungan dengan
penurunan fungsi paru Cho dan Moon 2010. Kadar antioksidan sirkulasi rendah darah atau asupan antioksidan yang
rendah diduga menjadi faktor risiko asma. Reaktif oksigen spesies secara langsung dapat menimbulkan eksaserbasi melalui efek pada otot polos
saluran napas
dan sekresi mukus. Reaktif
oksigen spesies juga menurunkan
-adrenergik pada paru, serta meningkatkan kepekaan kontraksi otot polos saluran napas terhadap induksi asetilkolin. Hidrogen
peroksida mampu mengaktivasi
mitogen-activated kinase
dalam sel otot serta me-rangsang kontraksi otot polos saluran napas Bowler dan Crapo
2002.
commit to user
32
32
9. Peran Steroid Terhadap Tingkat Stres Oksidatif
Glukokortikoid terbukti tidak bisa menghambat pembentukan oksidan dalam eosinofil pada percobaan
invitro
, tetapi inhalasi glukokortikoid mampu menurunkan kadar H
2
O
2
dalam udara ekshalasi napas pasien asma. Dosis rendah glukokortikoid inhalasi juga mampu
menurunkan konsentrasi nitrat total dan nitrit dalam udara ekshalasi maupun dahak pasien asma stabil. Inhalasi glukokortikoid juga
memperbaiki kekurangan kadar CuZn-SOD dalam epitel. Mekanisme glukokortikoid pada asma terkait dengan keseimbangan oksidan dan
antioksidan belum diketahui secara pasti Bowler dan Crapo 2002. Terapi steroid terbukti menunjukkan ada korelasi antara inflamasi dan
stres oksidatif. Peningkatan spesies oksigen reaktif pada asma eksaserbasi akut menimbulkan peningkatan pertahanan antioksidan
endogen. Kadar glutation saluran napas meningkat pada pasien asma, akan tetapi rasio glutation teroksidasi dibanding glutation tereduksi juga
me-ningkat. Peningkatan glutation tereduksi menunjukkan respons adaptif pada asma eksaserbasi akut, namun sebaliknya kadar antioksidan
saluran napas yang lain seperti -tokoferol dan asam askorbat mengalami penurunan. Aktivitas SOD dalam sel hasil bilasan dan sikatan bronkus
berkurang pada pasien asma Bowler dan Crapo 2002. Peningkatan stres oksidatif pada saluran napas mengawali perkembangan inflamasi
alergi, hiperresponsivitas saluran napas, peningkatan sekresi mukus dan proses lain pada pasien asma Cho dan Moon 2010.
commit to user
33
33
Hubungan antara inflamasi dan ROS menunjukkan umpan balik positif yang bisa mempertahankan cedera pada paru. Sitokin seperti
TNF-
heparin bound epidermal growth factor, fibroblast growth factor 2
, angiotensin II, serotonin, dan trombin ditemukan di paru selama proses inflamasi. Aktivasi oksidasi dapat menyebabkan peningkatan
ROS pada percobaan dengan kultur sel. Target ROS belum diketahui secara pasti, diduga berefek pada
receptor kinases
, fosfatase, fosfolipid, atau
nonreceptor tyrosine kinases
,
mitogen activated protein kinases
Bowler dan Crapo 2002. Berdasar hasil penelitian para ahli berkesimpulan bahwa peningkatan ROS berperan penting pada induksi
inflamasi alergi saluran napas. Kontrol stres oksidatif intraseluler pada saat yang tepat penting untuk penatalaksanaan asma yang efektif Cho
dan Moon 2010. Target radikal bebas lain yang banyak diteliti adalah oksida nitrat.
Terdapat bukti bahwa peningkatan nitrat oksida menyebabkan disregulasi pada asma. Udara ekshalasi pasien asma terbukti memiliki kadar oksida
nitrat lebih tinggi dibanding subyek sehat, dan kadar oksida nitrat ini menurun pada pemberian kortikosteroid. Identifikasi peran nitrat oksida
di paru sulit karena terdapat tiga sumber berbeda sintesis oksida nitrat nitric oxide synthases NOS.
Nitric oxide synthases 1
disebut juga
neuronal
NOS nNOS ditemukan di
nonadrenergic nervus terminalis
otot polos, diduga dapat menyebabkan bronkodilatasi.
Nitric oxide synthases 2
inducible NOS ditemukan pada berbagai jenis sel inflamasi
commit to user
34
34
dan epitel.
Nitric oxide synthases 3
ekstraseluler NOS terutama ditemukan pada endotel, berfungsi memediasi vasodilatasi.
Nitric oxide synthases 2
merupakan penyebab utama peningkatan oksida nitrat pada pasien asma. Peran oksida nitrat pada patogenesis asma masih belum
jelas. Efek bronkodilatasi oksida nitrat pada pasien asma tidak signifikan, hal diduga adanya gangguan jalur
signaling
dalam sel otot polos. Gangguan sinyal oksida nitrat mungkin dimediasi oleh reaksi oksida
nitrat dengan ROS yang lain. Oksida nitrat cepat bereaksi dengan superoksida untuk membentuk
peroxynitrite
. Pembentukan
peroxynitrite
meningkat selama inflamasi dan mempunyai efek toksik bagi mikroba, namun
peroxynitrite
juga meningkatkan hiperresponsivitas saluran napas. Pembentukan
peroxynitrite
akan menurunkan kadar oksida nitrat. Dua mekanisme perlu diupayakan untuk melindungi sinyal oksida nitrat
adalah: 1. Merubah nitrat oksida menjadi spesies yang lebih stabil, seperti S-nitrosoglutathione. 2. Mengurangi konsentrasi ROS lokal
dengan mengguna-kan enzim antioksidan ekstraseluler konsentrasi tinggi
. S-nitrosoglutathione
diduga menjadi kontributor utama relaksasi otot polos saluran napas pasien asma Fang
et al.
2000. Famili enzim SOD berperan penting dalam mempertahankan aktivitas oksida nitrat.
Peningkatan kadar EC-SOD dalam sel otot polos saluran napas dan pembuluh darah paru diduga berperan untuk mempertahankan tingkat
bronkodilatasi otot polos dan regulasi pembuluh darah selama terjadi stress oksidatif Bowler dan Crapo 2002.
commit to user
35
35
10. Pemeriksaan Faal Paru Pada Asma