Metode Analisis Data METODE PENELITIAN

di bidang lain. Hal ini dilakukan karena bagi perusahaan perbankan Indonesia telah terdapat suatu regulasi Bank Indonesia yang mewajibkan bank untuk melaksanakan GCG yaitu melalui dikeluarkannya Peraturan Bank Indonesia Nomor 84PBI2006 tentang pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum, namun belum terdapat peraturan sejenis bagi perusahaan yang bergerak di bidang lain. g. Identitas pemegang saham pengendali IDENT untuk merepresentasikan berbagai tipe pemegang saham pengendali. Ada beberapa tipe yang dapat dikelompokkan yaitu: oleh swasta asing IDENT 1 ; swasta nasional IDENT 2 ; keluarga IDENT 3 ; bank dan institusi keuangan lain IDENT 4 ; pemerintah IDENT 5 .

E. Metode Analisis Data

1. Scoring kualitas corporate governance Penilaian kualitas corporate governance dalam penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan skor 1 untuk tiap pertanyaan biner yang mendapatkan jawaban positif dan nilai 0 untuk respon negatif. Dalam penelitian ini nilai maksimum yang dapat diperoleh adalah 23 dan terendahnya adalah 0. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang mendapatkan nilai mendekati 23 adalah perusahaan dengan kualitas corporate governance yang lebih baik dan sebaliknya bagi perusahaan yang nilainya mendekati 0 adalah perusahaan yang kualitas corporate governance nya lebih rendah.

2. Uji normalitas

Uji normalitas yang dilakukan adalah uji normalitas residual. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Apabila asumsi ini tidak terpenuhi maka uji statistik menjadi tidak valid. Untuk membuktikan apakah data dalam penelitian ini terdistribusi normal atau tidak digunakan uji One-Sample Kolmogorov Smirnov -Z terhadap nilai residual. Suatu data dikatakan terdistribusi normal jika nilai probabilitas p uji One-Sample Kolmogorov Smirnov-Z 0,05, dan sebaliknya jika nilai probabilitas p uji One-Sample Kolmogorov Smirnov -Z 0,05 maka data tersebut tidak terdistribusi secara normal Santoso, 2001.

3. Uji asumsi regresi

Suatu model regresi yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan, yang antara lain adalah uji Multikolinieritas, Heteroskedastisitas, dan Autokorelasi Gozali 2001,63. a. Uji Multikolinearitas Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antar variabel bebas. Suatu model regresi yang baik mensyaratkan tidak terjadi tidak terdapat hubungan yang kuat antar variabel bebas. Suatu model regresi dikatakan bebas multikolinieritas jika hasil uji multikolinieritas diperoleh nilai VIF Variance Inflation Factor kurang dari 5, dan Tolerance lebih dari 0,5 Santoso, 2001. b. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah data dalam memiliki kesamaan variansi atau tidak. Suatu model regresi yang baik mensyaratkan bahwa data dalam suatu faktor harus memiliki kesamaan variansi homokedastis. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji Glejser . Suatu model regresi dikatakan bebas heteroskedastisitas menurut uji Glejser jika masing-masing variabel bebas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai absolut residual variabel terikat Abs. Y Santoso, 2001. c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t -1 sebelumnya. Suatu model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari gangguan autokorelasi. Suatu model regresi dinyatakan bebas autokorelasi jika nilai Durbin-Watson hasil uji terletak diantara nilai DU sampai dengan 4-DU Santoso, 2001.

4. Pengujian hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dengan tingkat signifikansi yang masih bisa ditoleransi ditetapkan 0,001 α=1, 0,05 α = 5 atau 0,10 α = 10. Untuk mengetahui pengaruh kualitas corporate governance terhadap nilai perusahaan yang diproksikan dengan Tobin’s Q model regresi I dan PBV model regresi II, digunakan model sebagai berikut: Penambahan variabel kontrol dilakukan untuk memperbaiki model regresi dan mengurangi bias yang mungkin terjadi dalam model regresi di atas. Dengan menambahkan variabel kontrol ke dalam model maka persamaan regresi yang ke dua adalah: Cara yang sama juga dilakukan terhadap variabel terikat yang diproksikan dengan PBV, persaman regresinya adalah sebagai berikut: Keempat persaman di atas digunakan untuk menguji pengaruh kualitas corporate governance secara keseluruhan yang diproksikan dengan IGOV terhadap nilai perusahaan. Melalui keempat persamaan tersebut tidak dapat dilihat pengaruh masing-masing aspek GCG terhadap nilai perusahan. Pengujian tambahan diperlukan untuk menunjukkan pengaruh masing-masing aspek GCG terhadap variabel terikat. Model regresi yang diajukan adalah sebagai berikut: Q = b + b 1 IGOV + t  1 Q = b + b 1 IGOV + b 2 CON + b 3 PAYOUT + b 4 REVG + b 5 EBITASET + b 6 REVASET + b 7 DSIZE + b 8 DIND + b 9 IDENT + t  2 PBV = b + b 1 IGOV + t  3 PBV = b + b 1 IGOV + b 2 CON + b 3 PAYOUT + b 4 REVG + b 5 EBITASET + b 6 REVASET + b 7 DSIZE + b 8 DIND + b 9 IDENT + t  4 Q = b + b 1 IGOV + t  1 Q = b + b 1 AKSES + b 2 CONTENT + b 3 BOARD + b 4 OWNERSHIP + t  5 Cara yang sama juga dilakukan terhadap variabel terikat yang diproksikan dengan PBV, persaman regresinya adalah sebagai berikut: a. Koefisien determinasi R 2 Koefisien determinasi adalah nilai yang menunjukkan seberapa besar variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikatnya. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah adanya bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan ke dalam model. Setiap penambahan satu variabel bebas, R 2 akan mengalami peningkatan tanpa membedakan apakah variabel tersebut berpengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Dengan tujuan untuk mengatasi permasalahan ini digunakan nilai adjusted R 2 untuk menilai model regresi, karena nilai adjusted R 2 dapat naik atau turun apabila satu variabel bebas ditambahkan ke dalam model. Q = b + b 1 AKSES + b 2 CONTENT + b 3 BOARD + b 4 OWNERSHIP + b 2 CON + b 3 PAYOUT + b 4 REVG + b 5 EBITASET + b 6 REVASET + b 7 DSIZE + b 8 DIND + b 9 IDENT + t  6 PBV = b + b 1 AKSES + b 2 CONTENT + b 3 BOARD + b 4 OWNERSHIP + t  7 PBV = b + b 1 AKSES + b 2 CONTENT + b 3 BOARD + b 4 OWNERSHIP + b 2 CON + b 3 PAYOUT + b 4 REVG + b 5 EBITASET + b 6 REVASET + b 7 DSIZE + b 8 DIND + b 9 IDENT + t  8 b. Uji secara simultan Uji F Untuk membuktikan apakah variabel bebas secara simultan berpengaruh atau tidak terhadap variabel terikat maka digunakan Uji F. c. Uji secara parsial Uji t Untuk membuktikan apakah variabel bebas secara parsial berpengaruh atau tidak terhadap variabel terikat, maka digunakan uji t yang dalam penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi 1, 5 dan 10. Kriteria pengambilan keputusan terhadap hasil pengujian ini adalah: 1. Jika p α, maka H diterima, variabel bebas secara individu tidak berpengaruh terhadap variabel terikat. 2. Jika p α, maka H ditolak, variabel bebas secara individu berpengaruh terhadap variabel terikat.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN